Kisah inspiratif dari Balla Barakka, Daeng Ngero hijrah menjadi marbot

  • Whatsapp
Daeng Ngero (dok: istimewa)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Warga dusun Tabbuncini, Desa Galesong Kota, Kecamatan Galesong, Takalar, saban hari digaduhkan oleh dentum musik, minum-minum dan dibumbui pesta ikan bakar. Ikan bakar peneman minum disebut ‘bbbikang’ dalam bahasa Mangkasara’ (Makassar).

Tidak jarang setelah pesta minum suasana ricuh tercipta. Para pengunjung kadang bersitegang dengan warga setempat setelah mereka ada dalam pengaruh minuman keras.

Read More

Di tempat itu, adalah sosok Daeng Ngero dan istrinya Suri yang menjadi ‘host’. Sudah lama mereka menikmati suasana ini sebagai hal yang lumrah.

Waktu berjalan, suasana berubah. Kini Daeng Ngero’ hijrah, Dia pun membawa istrinya untuk tidak lagi menjual minuman.

Kini, mereka menginggalkan pesta musik, tak lagi ada ikan bakar bibbikang dan pesta minuman keras.

Bagaimana bisa? Bagaimana ceritanya? Semua berubah sejak Ballaka Barakkaka ri Galesong (BBrG) hadir dan membangun masjid di sisi selatan dalam kompleks wahana kebudayaan, edukasi dan adat Galesong itu.

Kini, pekarangan rumah Daeng Ngero yang selama ini berfungsi sebagai kafe, ada kursi, dan pembakaran ikan bibbikang tak lagi berdenyut.

Daeng Ngero yang sebelumnya mengaku mendapat rezeki dari mengelola kafe berubah seratus delapan puluh derajat.

“Dia kini berbeda. Sekarang situasinya sudah sangat berbeda setelah berdirinya Masjid Al Amiin,” kata Prof Aminuddin Salle terkait cerita hijarahnya Daeng Ngero dan istri Suri.

“Dia kini sudah diangkat jadi Jannang Masigik Al Amiin atau marbod. Dia terima dengan tugas utama membersihkan masjid dan sekitarnya,” imbuh Guru Besar Fakultas Hukum Unhas yang juga sering disapa Karaeng Patoto ini.

“Daeng Ngero sekarang yang membunyikan speaker tanda telah masuk waktu salat. Dia pun yang azan pada setiap waktu salat, dia merawat tanaman dan lain sebagainya di Balla Barakka,” terang Karaeng Patoto.

“Sementara Suri , isterinya, diangkat menjadi Jannang BBrG. Tugas utamanya merawat, membersihkan, merawat tanaman, melayani tamu dan keluarga kecil kami pada saat kunjungan,” imbuhnya.

Bukan hanya itu, Karaeng Patoto juga membaca bahwa ada pula beberapa warga tetangga Daeng Ngero yang tadinya pengunjung setia kafe pun ikut berubah pikiran.

“Mereka mengikuti jejak Daeng Ngero, mengikuti salat berjamaah lima waktu di Masjid Al Amiin,” katanya.

Yang buat Karaeng Patoto berbahagia karena masjid kecil yang dibangunnya, yang tadinya hanya diperuntukkan salat waktu-waktu oleh keluarga kecilnya ternyata sekarang telah dipakai untuk salat Jumat berjamaah.

“Di masjid ini juga telah terbentuk majelis taklim dan remaja masjid dengan berbagai kegiatan. Anggota mereka telah diajari membuat abon ikan, pengikat masker, kerajinan anyaman bambu, pemanfaatan limbah plastik menjadi tas cantik dan sebagainya,” sebut Guru Besar Hukum Agraria ini.

Kenapa ada kegiatan seperti itu, karena menurut Prof Aminuddin, tujuan utamanya adalah agar mereka bisa hidup lebih produktif sehingga membantu kesejahteraan ekonomi keluarga mereka.

Karaeng Patoto tahu persis bahwa sangat sulit untuk mengubah pola perilaku masyarakat tetapi dengan contoh konkret yang ditunjukkan Daeng Ngero dan Suri setidaknya membawa pengaruh yang signifikan.

“Anggota masyarakat yang lain dapat meninggalkan kebiasaan minum minuman keras. Contoh konkret Daeng Ngero dan Suri sejatinya menjadi sumber inspirasi bagi kita semua untuk mencegah sumber kejahatan dari hulunya,” ucap Karaeng Patoto.

Transformasi yang dialami Daeng Ngero dan istrinya, bagi Keluarga Prof Aminuddin Salle adalah manifestasi tanggung jawab sosial yang mengesankan dan patut diteruskan.

Melalui Yayasan Aminuddin Salle – AS Center – berbagai upaya untuk memberikan jaminan kehidupan dasar bagi Daeng Ngero sekeluarga patut diapresiasi.

Apa yang berlangsung di Balla Barakka adalah contoh nyata bagi kita semua bahwa selalu ada jalan mendorong perubahan.

Menyaksikan keluarga Daeng Ngero hijrah dari kafe yang buat gaduh dan rawan konflik, kemudian menjadi marbod dan menjadi bagian dari syiar Islam adalah contoh nyata bahwa Balla Barakka secara perlahan telah menjadi wahana mengagumkan.

Balla Barakka telah menjadi agen pembaharu.

 

Editor: K. Azis

Related posts