PELAKITA.ID – Dalam perjalanan ke Kota Palu beberapa waktu lalu, saya beruntung bisa mampir di Mamuju bersama Direktur COMMIT Ashar Karateng.
Mamuju adalah kota yang sudah lama masuk daftar ‘wish list’ setelah mendengar banyak kemajuan terkait pembangunan kota di pesisir barat Sulawesi itu.
Ke kota berjuluk Bumi Manakarra itu berarti berangan sua kolega yang pernah berinteraksi di JICA CD Project di tahun 2008 hingga 2012, seperti Pak Syauqi, Nur Falah, Aksan, Iwan Yaman, Yusuf, dan banyak lagi.
Yang kedua, sebagaimana biasa ketika di negeri jauh, saya mencari tahu keberadaan alumni Kelautan Unhas atau teman sekolah. Hal yang saya anggap bonus perjalanan dan bisa melanggengkan silaturahmi.
“Biar dikira tetap eksis,” begitu kata seorang kawan.
Setelah dijempat-antar oleh Iwan, alumni Pelatihan Perencana dan PLSD Training Nagoya dari bandara Tampa Padang, kami lalu mengaso di warkop. Setelah itu, bersama Ashar kemudian menjajal salah satu warung ikan bakar terbaik di kota teluk itu.
Ajakan makan malam datang dari alumni Kelautan, Nur Syamsu dan Ratna Mutu Manikam. Mereka sepasang yang saya tahu sangat kreatif dan ulet serta selalu punya semangat memeriahkan hidup dengan inovasi. Salah satunya dengan mengembangkan toko pakaian yang menomorsatukan produk batik.
“Kami jual dari pakaian, batik umum hingga batik bermotif Sulbar,” kata Ratna.
“Khas Sulbar?” tanyaku saat bertandang ke rumahnya nan mungil di sisi jalan sebelum masuk ke Kota Mamuju dari arah selatan.
“Iya kak, selain menjual batik motif biasa, kami juga berkreasi untuk membuat motif khas Mandar, seperti motif perahu Sandeq atau ikan terbang,” katanya saat saya datang ke Jalan Sultan Hasanuddin No. 108, Mamuju.
Di Manara Batik inilah, Ratna bersama suaminya yang bekerja di Kantor PU Sulbar melebarkan sayap bisnis yang menurutnya memberinya banyak kesempatan mengasah kreativitasnya meski telah terangkat menjadi ASN.
Bertahun-tahun sebelumnya, dia adalah tenaga honorer di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulbar.
“Misalnya mencari ide, kira-kira motif apa yang disukai pembeli,” jelasnya terkait ide motif batik.
“Yang menyenangkan, banyak juga teman-teman ASN atau teman yang pesan baju. Jadi selain batik, kami juga melayani pesanan baju sablon dan bordir. Khusus untuk batik, kami ada mitra di Pekalongan, Jawa Tengah yang bisa penuhi orderan,” tambah perempuan yang saat ini dibantu dua orang pekerja asal Palopo.
Tak bermaksud berlebihan, saya terkesan dengan baju batik yang dipajang di etalase Manara Batik. Kainnya berkualitas, lembut dan modelnya sesuai perkembangan selera, baik generasi millenial maupun orang dewasa, pekerja kantoran.
“Iya kak, karena kita ambilnya langsung di produsen Pekalongan. Siapa tahu ada temanta yang minat diorderkan batik bermotif khusus, utamanya di Kota Mamuju. Ke sini saja, ke Manara Batik,” pinta Ratna.
Berminatki? Cobaki hubungi nomor ini: 081235678078. (*KA*)