Harapan Rektor Unhas Jamaluddin Jompa untuk 3 Guru Besar Baru Unhas

  • Whatsapp
Prof Jamaluddin Jompa (dok: Pelakita.ID)

Kopi adalah peringatan bahwa hidup harus dinikmati perlahan dan penuh rasa. Begitu pula dengan inovasi dan perubahan, tidak bisa terburu-buru. Mari kita jalani dengan kesungguhan dan rasa syukur. Semoga langkah kita semua membawa keberkahan, manfaat bagi masyarakat, dan kebanggaan bagi Indonesia.

Prof Jamaluddin Jompa

PELAKITA.ID – Universitas Hasanuddin kembali menorehkan sejarah akademik dengan mengukuhkan tiga guru besar baru: Prof. Haji Ilham dari Fakultas Kedokteran Gigi, Prof. Anas dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta Prof. Kuat dari ranah ilmu sosial.

Dalam sambutannya, Rektor Unhas Prof. Jamaluddin Jompa menegaskan bahwa momentum ini bukan hanya seremoni akademik, melainkan ajang silaturahmi besar keluarga Unhas sekaligus refleksi arah pengembangan universitas.

“Sesungguhnya, hari ini bukan hanya ajang untuk mendengarkan pidato penerimaan guru besar, tetapi juga menjadi momentum silaturahmi keluarga besar Universitas Hasanuddin. Kehadiran para tamu undangan tidak semata-mata untuk seorang profesor saja, melainkan untuk ketiganya sekaligus, bahkan untuk Unhas secara keseluruhan,” ujar Prof. JJ di hadapan ribuan undangan.

Prof. JJ menggarisbawahi pentingnya interdisiplinaritas, yang menurutnya adalah ciri universitas masa depan. Ia mencontohkan kiprah Prof. Ilham yang aktif dalam riset One Health, menghubungkan kesehatan manusia, hewan, dan ekosistem.

“Unhas tidak boleh hanya biasa-biasa saja. Salah satu kebanggaan kita adalah rekognisi internasional, masuk dalam top 500 dunia untuk kategori interdisipliner. Ini pencapaian yang tidak mudah, dan jangan ada yang menganggapnya sepele,” tegasnya.

Lebih dari sekadar capaian akademik, Prof. JJ menekankan dimensi kemanusiaan yang lahir dari gerakan inklusi di kampus.

Ia mengaku terharu melihat ratusan mahasiswa baru mendaftarkan diri sebagai relawan untuk mendampingi mahasiswa difabel.

“Inilah pendidikan karakter. Kadang kita sibuk mengejar kompetisi global, sampai lupa ada nilai lebih luhur: martabat kemanusiaan. Saat mahasiswa belajar bahasa isyarat, mendorong kursi roda, atau sekadar menjadi sahabat, saya yakin kita sedang membangun generasi yang berempati, peka sosial, dan berhati tulus,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Prof. JJ juga menyinggung inovasi riset yang sedang dikembangkan Unhas, termasuk teknologi omics untuk meningkatkan kualitas kopi lokal tanpa melibatkan luwak. “

Bayangkan, kopi Toraja bisa dipromosikan dengan pendekatan genetik, menjadi keunggulan ekonomi sekaligus kebanggaan Indonesia. Inilah contoh nyata riset lintas disiplin yang memberi nilai tambah,” jelasnya.

Sementara itu, pidato Prof. Anas yang sarat gagasan mengenai ekonomi kampus mendapat apresiasi luas. Prof. JJ menambahkan penjelasan terkait lahirnya Bank Unhas sebagai simbol keberanian mengambil terobosan baru.

“Kalau Fakultas Pertanian punya kebun percobaan, Peternakan punya kandang, Kedokteran punya rumah sakit, maka wajar kalau Fakultas Ekonomi punya bank. Bank Unhas ini bukan sekadar soal bisnis, tetapi tentang keberpihakan dan solusi yang lebih manusiawi,” katanya.

Menurutnya, Bank Unhas diharapkan mampu memperkuat ekosistem inovasi dan investasi kampus. Ia menekankan, tugas rektor bukan hanya membawa universitas ke jajaran world class university, melainkan juga memastikan universitas memberi kontribusi nyata pada ekonomi lokal.

“Dari inovasi, HAKI, hingga teknologi yang dihilirisasi, semua itu harus menjadi sumber pertumbuhan baru. Nah, di sinilah Bank Unhas punya peran penting,” ujarnya.

Prof. JJ mengingatkan tentang pentingnya rasa syukur dan kesabaran dalam setiap langkah perubahan.

“Kopi adalah peringatan bahwa hidup harus dinikmati perlahan dan penuh rasa. Begitu pula dengan inovasi dan perubahan, tidak bisa terburu-buru. Mari kita jalani dengan kesungguhan dan rasa syukur. Semoga langkah kita semua membawa keberkahan, manfaat bagi masyarakat, dan kebanggaan bagi Indonesia,” kata dia.

Prof. JJ juga menekankan bahwa keberadaan tiga guru besar baru ini harus dipandang sebagai energi baru untuk memperkuat jejaring kolaborasi akademik, baik di tingkat nasional maupun global.

Ia menilai bahwa keberlanjutan reputasi Unhas tidak hanya ditentukan oleh jumlah publikasi atau ranking, tetapi juga oleh kualitas kerja sama lintas institusi yang mampu menghadirkan solusi nyata bagi permasalahan bangsa.

Dalam konteks ini, Prof. JJ mendorong seluruh civitas akademika untuk tidak terjebak pada zona nyaman. Menurutnya, universitas harus berani keluar dari sekadar menara gading menjadi agen transformasi sosial. “Kita tidak cukup hanya mengajar dan meneliti, tapi juga harus hadir bersama masyarakat, menjadi bagian dari jawaban atas tantangan zaman,” tegasnya.

Ia pun mencontohkan bagaimana Unhas selama ini telah berkontribusi dalam berbagai isu strategis, mulai dari pembangunan pesisir, perubahan iklim, hingga tata kelola pangan berkelanjutan.

Menurutnya, ketiga guru besar baru dapat memperkuat tradisi ini dengan memperluas horizon keilmuan mereka, sehingga setiap disiplin memiliki jejak pengaruh yang lebih nyata dalam pembangunan daerah maupun nasional.

Akhirnya, Prof. JJ menutup dengan harapan besar agar momentum pengukuhan ini tidak berhenti pada seremoni, melainkan menjadi awal dari komitmen bersama untuk menjadikan Unhas sebagai universitas yang unggul, inklusif, dan berdaya saing global.

Ia percaya bahwa dengan sinergi antar-disiplin, keberanian berinovasi, dan ketulusan dalam mendidik, Unhas akan tetap menjadi motor perubahan yang memberi manfaat luas bagi masyarakat Sulawesi Selatan, Indonesia, bahkan dunia.

Penulis Denun, founder Pelakita.ID