PELAKITA.ID- Sosodara, kali ini setelah menyusuri Malioboro, bertemu event organizer dan Kajati Ahelya Abustam, tim Panitia Pelaksana Temu Nasional IV Alumni Smansa Makassar siap menjajal kuliner pilihan Yogya!
Jujur nah, sudah ada sejumlah sajian menggoda di benak. Yang pertama adalah Gudeg Yogya tentu saja, lalu sate kambing muda, soto hingga bakso.
“Saya ikut selera Pak Ketua saja,” kata Puguh alias Pugon, Smansa 88 saat penulis bertanya menu apa gerangan di benaknya.
Phala dan Puguh seangkatan. Puguh anak Jawatimuran yang sudah lama tinggal di Makassar. Anak perwira tantara nun lampau.
Pendek cerita, setelah bertemu Kajati DI Yogyakarta, mobil yang kami tumpangi ke meluncur Jalan Wijilan.
Pelakita.ID pernah mendapat kabar kalau di poros Jalan Wijilan ini terdapat banyak kedai atau warung gudeg. Maka disebutlah Gudeg Wijilan.
Saat itu, Presiden Joko Widodo bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY pada Ahad pagi, 28 Januari 2024. Pertemuan keduanya dilakukan di rumah makan Gudeg Yu Djum Wijilan, Yogyakarta. Warung ini eksis sejak tahun 1950.
Tim Panpel, menuju salah satu warung yang ada di jalan itu namanya, Warung Bu Lies 2. Ini pun punya keunggulan.
“Ini yang sudah kita cek dan banyak dicerita orang,” kata Phala.
Jika taka da halangan, Lies 2 akan jadi salah satu partner penyedia kuliner untuk peserta Tenas IV Smansa Makassar yang akan digelar tanggal 6 September 2025.
Tim disambut Mbak Anik dan suaminya. Keduanya ramah dan berbagi cerita tentang warungnya.
“Presiden Jokowi pernah datang ke kawasan ini, ke Jalan Wijilan,” kata perempuan berkacamata itu dengan bersemangat. Dia mengaku menantu dari pemilik Warung Bu Lies yang kesohor itu.
“Sepanjang jalan Wijilan ini ada banyak warung gudeg, ini sentra gudeg Yogya,” kata dia.
Kata Anik, Bu Lies punya pengalengan gudeg yang isinya bisa bertahan sampai setahun. Selain Lies 1, ada Lies2 dan Lies 3 lalu ada sentra pengalengan gudeg yang dikelola keluarganya.
Saat ditanya apa keistimewaan warung Lies 2 dia sebut untuk wisatawan yang tidak terlalu suka manis biasa datang ke sini.
“Dikenal karena manisnya tidak terlalu, pedasnya dapat, gurihnya, tapi, tidak eneg,” tambahnya.
Dia juga menyampaikan terima kasih kepada Panitia Tenas IV Smansa Makassar yang telah memilihnya sebagai salah satu penyedia kuliner untuk gala dinner nanti di Candi Prambanan.
Penulis, Agus, Bo, Puguh dan Ronggur menikmati sajian gudeg dengan lahap. Setidaknya jika melihat porsi pesanan habis tandas. Tersisa satu mangkok serupa ’soso gudeg’ menggoda tapi lantaran kami sudah penuh, dibiarkan begitu saja.
Sosodara, jika ingin tahu informasi terkait Gudeg Wijilan Bu Lies ini dapat ditambahkan bahwa isinya berbahan gori alias nangka muda.
Gudeg Wijilan Bu Lies adalah salah satu gudeg fenomenal. Tak terlalu manis, kering.
Merintis usaha sejak tahun 1994, Gudeg Bu Lies disebut gurih, enak disantap dengan krecek pedas dan areh gurih. Varian gudegnya ada beberapa, gudeg mercon, gudeg telur dan tahu, serta krecek.
Lokasi: Jl. Wijilan No. 5, Panembahan, Kraton
Oh iya, saat kami bersantap gudeg di Lies 2 kami dihibur pengamen bersuara merdu. Ada beberapa lagu yang dia sawer lalu dibalas dengan saweran pula oleh Pak Ketua Phala.
Warung Gudeg Recommended
Di Yogyakarta ada beberapa nama yang jaminan mutu jika ingin menjajalnya.
Pertama, Gudeg Bu Djuminten. Warung ini sudah dirintis sejak 1926. Menempati rumah lawas dengan nuansa Jawa yang kental, membuat acara bersantap di sini terasa penuh nostalgia.
Gudeg Bu Djuminten termasuk gudeg basah, disajikan bersama sambal krecek dan kacang yang pedas. Lokasi: Jl. Asem Gede No. 14, Cokrodiningratan, Jetis
Lalu ada Gudeg Bu Sri. Hadir sejak tahun 1988, varian gudeg basah Bu Sri dan menjadi salah satu incaran penikmat kuliner Yogya., Ciri khas kuah encer dan krecek empuk. Lokasi: Jl. Wates KM 2, Kadipiro, Kasihan, Bantul
Kemudian Gudeg Mbarek Bu Hj. Amad. Lokasi dekat kampus UGM. Lokasi: Jl. Kaliurang KM 4,5 Blok CT3 No. 5, Kocoran, Caturtunggal.
Yang lainnya adalah Gudeg Bromo Bu Tekluk. Gudeg Bromo Bu Tekluk telah meramaikan pasar gudeg enak di Jogja dari tahun 1984.
Nama Tekluk berasal dari kebiasaan sang penjual yang kerap terkantuk-kantuk dan kepalanya tertunduk berkali-kali saat jualan di malam hari. Lokasi: Jl. Affandi No. 2-A, Santren, Caturtunggal
Jangan lupa juga Gudeg Mercon Bu Tinah. Ciri khas pedas. Lokasi: Jl. Asem Gede No. 8, Cokrodiningratan, Jetis.
Lalu ada Gudeg Permata. Gudeg malam yang juga legendaris adalah Gudeg Permata. Dinamakan demikian karena memang lokasi jualannya dekat Bioskop Permata. Lokasi: Jl. Gajah Mada No. 2, Gunungketur, Pakualaman.
The last one, Gudeg Pawon. Ini disebut gudeg dapur, karena rumahan. Lokasi: Jl. Prof. DR. Soepomo Sh UH/IV No. 36, Warungboto, Umbulharjo.
Eh satu lagi, Gudeg Manggar Ibu Jumilan. Unik karena menggunakan bunga kelapa yang masih muda sebagai bahan utama. Lokasi: Jl. Srandakan KM 8, Jl. Kp. Bendo Mangiran, Puluhan Kidul, Bantul