Darwis Ismail: Petani Bawang Enrekang Perlu Pengorganisasian dan Join Marketing

  • Whatsapp
Petani bawang di Enrekang (Pelakita.ID)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Potensi ekonomi usaha bawang di Kabupaten Enrekang menjadi perhatian calon legislatif DPR RI dari Dapil 3 Sulawesi Selatan, Darwis Ismail.

Hal tersebut disampaikan Darwis setelah berkunjung dan memperoleh informasi dari Enrekang beberapa waktu lalu.

“Informasi yang saya dapat harga bawang merah di tingkat lokalan mencapai 15 ribu per kilo,” kata dia.

Menurut Darwis meski sebagian warga menganggap masih relatif stabil namun kalau melihat margin di lokasi lain di luar Sulawesi Selatan, harusnya bawang bisa menjadi lebih mahal.

“Saya dapat info di Papua bahkan bisa mencapai 50 ribu. Di beberapa titik seperti di Papua Barat di kisaran 25 ribu hingga 35 ribu,” ungkap Darwis.

“Maksud saya, bawang mestinya bisa menjadi lebih baik harganya kalau dilakukan intervensi usaha atau marketing yang baik di tingkat petani melalui penorganisasi dan join marketing,” kata dia.

“Join marketing ini sangat diperlukan, jika Pemerintah daerah terbuka dan membuka ruang untuk masuknya mitra, LSM pendamping atau fasilitator pemasaran maka saya yakin akan bisa didongkrak nilai jual petani bawang,” tambah dia.

Bagi Darwis, bisnis bawang ini sangat menjanjikan setidaknya bagi warga Enrekang yang disebut bisa memproduksi bawang hingga beratus ribu ton pertahun.

“Poin saya, dengan pengorganisasian petani bawang yang lebih baik, saya yakin harga bisa diperbaiki atau paling tidak mereka bisa dapat margin lebih besar,” kata dia.

“Kelompok petani bawang dipekuat dan mereka bisa bernegosiasi langsung dengan buyer seperti dari Maluku dan Papua,” jelasnya.

“Bisa dibayangkan kalau dari harga 15 ribu dapat margin 5 ribu apalagi 10 ribu, tentu akan sangat bermanfaat bagi kehidupan petani bawang,” ujar dia saat ditemui di Café Red Corner Makassar dua pekan lalu.

“Perjuangan kami seperti itu, petani bawang harus diperkuat kapasitasnya dan jangan seperti selama ini yang tidak berdaya dengan ketentuan harga di tangka lokal yang umumnya dikendalikan oleh kartel atau pengusaha tertentu saja,” ujar dia.

“Intinya, kami akan terus mendorong agar kapasitas ekonomi petani bawang bisa menjadi atensi Pemerintah, dan mereka bisa menjadi pilar ekonomi secara berkelanjutan. Minimal untuk di Enrekang,” pungkasnya.

Editor: K. Azis

Related posts