Saya sempat salat magrib di Masjid Al Qurtuba Marrakesh, malam harinya gempa. Informasinya, kubah masjid rubuh.
A. Syafril Chaidir Syam – Bupati Maros
PELAKITA.ID – Jejaring Geopark Global UNESCO berkumpul pekan ini di Marrakesh Maroko. Pertemuan dijadwalkan berlangsung dari tanggal 4 hingga 10 September.
Sayangnya, acara terusik oleh gempa yang mengguncang Kota Tua Marrakesh, lokasi konferensi.
Sebanyak 2 ribuan orang dilaporkan tewas. Gempa susulan masih dirasakan.
Kabar baiknya, peserta dari Indonesia dikabarkan selamat.
Dua Bupati dari Sulsel, yaitu Bupati Maros Andi Syafril Chaidir Syam dan Bupati Pangkep Yusran Lalogau, serta Direkttur Geopark Maros Pangkep Dedy Irfan Bachri disebutkan selamat dan telah bergeser ke kota tetangga Casablanca.
“Alhamdulillah rombongan geopark Indonesia semuanya aman. Sekarang sudah meninggalkan Kota Marrakesh menuju Kota Casablanca,” jelas Chaidir Syam via Whatsapp Pelakita.ID , (Ahad, 9/10).
Bupati Maros menyatakan saat meninggalkan Kota Marrakesh suasana mulai berangsur angsur pulih.
“Warga yang kemarin mengungsi dan menginap di taman-taman dan lokasi terbuka sudah kembali ke rumah masing-masing,” sebut Chaidir.
“Dan wilayah yang berdampak keras karena gempa di kota tua Marakesh (Madina) yang juga ada beberapa reruntuhan bangunan sudah mulai dilakukan pembersihan,” tambahnya.
“Jarak dari lokasi gempa dengan kegiatan kami sekitar 50 km,” imbuh Chaidir.
Chaidir bercerita kalau rombongannya tiba di Marrakesh Maroko tanggal 6 September sore.
“Kami menginap di Hotel Zalagh Kasbah sampai tanggal 10 sekarang,” kata dia.
“Hari ini baru bergeser ke Kota Casablanca,” imbuhnya.
Chaidir mengaku salat magrib di masjid itu, dan malam harinya gempa.
“Informasinya menara mesjid yang difoto di belakang saya itu rubuh,” ungkapnya.
Gempa bumi dahsyat mengguncang Maroko pada 8 September malam, menurut hitungan awal pemerintah, dengan penduduk Marrakesh melaporkan jeritan yang tak tertahankan setelah gempa berkekuatan magnitudo 6,8.
Selain Bupati Maros dan Pangkep, sejumlah bupati merasakan guncangan gempa Maroko, Jumat (8/9/2023) pukul 23.11 waktu setempat.
Gempa dengan magnitudo 6,8 ini berpusat di daerah pegunungan yang berjarak 72 kilometer barat daya kota Marrakesh.
Di kota itulah para bupati berkegiatan. Mereka merupakan delegasi Indonesia dalam acara The 10th International Conference on UNESCO Global Geopark, yang diadakan di Marrakesh.
Ada Bupati Kebumen Arif Sugiyanto, mengatakan, sejumlah barang di hotelnya berjatuhan, lalu sebagian tembok mengalami kerusakan akibat gempa tersebut.
“Gempa terasa sangat cepat datangnya seperti gemuruh atau ombak yang sangat besar melalui bawah hotel,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (9/9/2023).
Lalu ada pula Bupati Belitung Sahani Saleh dan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Belitung MZ Hendra Caya juga berada di Marrakesh sewaktu gempa terjadi.
Bupati Sukabumi Marwan Hamami juga mengabarkan bahwa dirinya dan delegasi Indonesia dalam keadaan sehat dan selamat. Marwan menuturkan, kondisi hotel tempatnya menginap masih bisa ditempati, sehingga ia tidak berpindah hotel.
Meski demikian, ia mengungkapkan bahwa tak sedikit penghuni hotel yang mengalami trauma. “Hotel secara struktur masih bisa ditempati, tapi kebanyakan sudah trauma,” tuturnya sebagaimana dikutip dari Kompas.
Berdasarkan keterangan Kementerian Dalam Negeri Maroko pada Sabtu sekitar pukul 23.00 waktu setempat, atau pada Minggu (10/9/2023) pukul 05.00 WIB, terdapat 2.012 korban jiwa akibat gempa ini.
Dari jumlah korban meninggal tersebut, 1.293 di antaranya berada di Provinsi Al-Haouz yang menjadi pusat gempa, sedangkan 452 orang di Provinsi Taroudant.
Dua daerah tersebut menjadi yang terparah terkena dampak gempa Maroko. Sebagai informasi, pusat gempa Maroko berada di kedalaman yang relatif dangkal, yakni 18,5 kilometer.
Sebelum diberitakan The Guardian, gempa bumi dahsyat di pegunungan High Atlas di Maroko telah menewaskan sedikitnya 2.000 orang.
Jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat ketika tim penyelamat berjuang pada hari Sabtu untuk mencapai daerah-daerah terpencil yang terkena dampak paling parah.
Gempa berkekuatan 6,8 skala Richter ini merupakan yang terbesar yang melanda negara Afrika Utara dalam 120 tahun terakhir.
Masjid Koutoubia yang terkenal pada abad ke-12 di kota itu mengalami kerusakan, namun luasnya masih belum jelas.
Televisi lokal menunjukkan tumpukan puing dan pipa pecah menghancurkan mobil yang diparkir dan memblokir jalan-jalan di Marrakesh, ketika penduduk bergegas ke jalan setelah gempa terjadi pada pukul 23.11 pada hari Jumat.
Tentang Konferensi Geopark Global
Dari laman Unesco disebutkan, pertemuan ini menandai kembalinya pertemuan tatap muka pascapandemi, sekaligus Konferensi Geopark Internasional pertama yang diselenggarakan di Afrika.
Hal tersebut oleh Unesco disebut sebagai langkah signifikan yang sejalan dengan fokus strategis UNESCO di Afrika, dan langkah untuk mengembangkan lebih banyak geopark di seluruh benua Afrika.
Kegiatan tersebut bertajuk Konferensi Internasional ke-10 tentang Geopark Global UNESCO sekali pemberian sertifikat untuk sejumlah daerah yang telah terdaftar sebagai jejaring geopark global, salah satunya Geopark Maros Pangkep.
Konferensi dimulai pada hari Kamis 7 September, dan akan menyambut diikuti lebih dari 1.000 peserta dari lebih dari 50 negara.
Acara ini diadakan setiap dua tahun sekali. Adalah pertemuan paling penting bagi individu dan organisasi yang terlibat dalam geopark, menawarkan kesempatan unik untuk berbagi penemuan dan praktik terbaik.
Konferensi ini dimulai dengan Upacara Pembukaan, menampilkan pidato dari Lidia Brito, Asisten Direktur Jenderal Ilmu Pengetahuan Alam di UNESCO.
Lalu ada sambutan Dr. Nikolaos K. Zouros, Presiden Jaringan Geopark Global dan Eric Falt, Direktur Regional di Kantor UNESCO untuk Maghreb.
Lalu berlangsung lokakarya tematik akan dimulai pada sore hari, dan berlanjut selama tiga hari. Peserta akan terlibat dalam sesi yang berfokus pada sembilan bidang tematik:
Pertama adalah tentang keanekaragaman geo dan pengelolaan keanekaragaman hayati: studi, perlindungan, dan pemasyarakatan.
Kedua, konservasi situs warisan geologi.
Ketiga, pendidikan dengan penyederhanaan ilmu pengetahuan yang dapat diakses oleh masyarakat umum. Pariwisata berkelanjutan dan pembangunan lokal.
Kelima, geopark dan implementasi tujuan pembangunan berkelanjutan
Disusul, Geopark, warisan budaya berwujud dan tidak berwujud. Kemudian isu perubahan iklim, memerangi penggurunan dan bencana alam. Lalu ada sesi berbagi pengalaman dan kerjasama antar geopark dan terakhir adalah pembicaraan mengenai calon Geopark
Dengan kejadian gempa itu, sejumlah acara disebut dibatalkan. Di antaranya, S kunjungan ke pameran internasional tentang UNESCO Global Geoparks dan dan Field Trip 10 dan 11 September ke M’Goun UNESCO Global Geopark. Salah satu formasi geologi yang berasal dari periode Trias.
Redaksi