JAKARTA, PELAKITA.ID – Kementerian Kelautan dan Perikanan merilis capaian kinerja pada subsektor pengembangan sumber daya manusia kelautan dan perikanan tahun 2022.
Selain serapan lulusan di dunia kerja yang mencapai 65,71 persen dan melampaui target, 374 lulusan pendidikan dan pelatihan KKP juga telah membentuk usaha rintisan (start up) dan menyumbang PNBP sebesar Rp 16,5 miliar.
“Kami di BRSDM memberikan support kepada lima program prioritas Pak Menteri melalui pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan. Jadi di KKP ini kami memiliki 20 satuan pendidikan yang bisa menerima anak-anak pelaku utama (kelautan dan perikanan),” ujar Kepala BRSDM I Nyoman Radiarta pada Bincang Bahari Edisi Spesial di Kantor Pusat KKP, Jakarta, Senin (26/12/2022).
“Artinya anak-anak yang orang tuanya bersinggungan langsung dengan kegiatan kelautan dan perikanan, di antaranya pembudidaya, penangkap ikan (nelayan), pengolah (ikan) dan juga petambak garam, dan ini akan bisa memasuki atau diterima untuk masuk ke 20 satuan pendidikan tersebut,” tambahnya.
“Kemudian juga kami melakukan pelatihan-pelatihan, dukungannya untuk program-program di antaranya kampung budidaya ataupun kampung nelayan maju serta dukungan penyuluh untuk mengawal lima program prioritas KKP,” tambah Nyoman saat mendampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono pada kegiatan Bincang Bahari tersebut.
Capaian 2022
Pada 2022, di bidang pendidikan, capaiannya adalah peserta didik yang kompeten sebanyak 8.782 orang (target 8.535); lulusan satuan pendidikan yang bersertifikat kompetensi mencapai 2.561 (target 2.540); dan aparatur KKP yang diberikan beasiswa sejumlah 190 orang (target 190).
Di bidang pelatihan, masyarakat yang dilatih sebanyak 28.161 orang (target 27.940); aparatur yang dilatih mencapai 5.530 orang (target 4.855); dan sertifikasi kompetensi sejumlah 612 orang (target 608).
Di bidang penyuluhan, kelompok yang meningkat kelas sebanyak 1.836 kelompok (target 1.800); kelompok yang disuluh 46.536 kelompok (target 45.000); dan kelompok yang dibentuk 3.655 kelompok (target 3.000).
Selain itu, di bidang manajerial yaitu unit berpredikat menuju Wilayah Bebas dari Korupsi sebanyak 13 unit (target 11) dan unit kerja yang menerapkan pelayanan publik sejumlah 1 unit (target 1).
Dukungan terhadap Program Prioritas KKP
BRSDM terus mendukung program-program prioritas KKP, melalui pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan pada sector kelautan dan perikanan bagi masyarakat luas di berbagai daerah.
Di bidang pendidikan KP, lulusan 2018-2022 ditetapkan untuk Program Shrimp Estate sebanyak 5.109 lulusan dari Program Studi (Prodi) Budidaya, Mesin Perikanan, dan Patologi Ikan.
Untuk Program Kampung Perikanan Budidaya sejumlah 1.506 lulusan dari Prodi Budidaya, Penyuluhan Perikanan, dan Patologi Ikan. Untuk Program Kampung Nelayan Maju mencapai 3.524 lulusan dari Prodi Penangkapan Ikan, Mesin Perikanan, dan Pengolahan.
Pada 2022, lulusan tahun ini ditetapkan untuk Program Shrimp Estate sebanyak 1.085 orang dari Prodi Budidaya, Mesin Perikanan, dan Patologi Ikan.
Untuk Program Kampung Perikanan Budidaya sejumlah 328 orang dari Prodi Budidaya, Penyuluhan Perikanan, dan Patologi Ikan. Untuk Program Kampung Nelayan Maju mencapai 754 orang dari Prodi Penangkapan Ikan, Mesin Perikanan, dan Pengolahan.
Di bidang pelatihan KP tahun 2022 diselenggarakan pelatihan kepelautan menunjang Program Penangkapan Ikan Terukur sebanyak 4.290 peserta latih serta untuk sebanyak Program Kampung Perikanan Budidaya dan Kampung Nelayan Maju sejumlah 5.620 peserta latih.
Adapun di bidang penyuluhan Tahun 2022 sebanyak 607 penyuluh dalam mendukung program prioritas KKP; 42 penyuluh dalam mendukung pelaksanaan evaluasi tingkat efektivitas kegiatan prioritas/bantuan pemerintah lingkup KKP; dan 301 penyuluh dalam pendampingan bantuan sarana prasrana budidaya sistem bioflok.
Program Prioritas BRSDM
Nyoman mengatakan, dalam mendukung program prioritas KKP, pihaknya juga menetapkan tiga program prioritas bagi BRSDM.
Pertama, pengembangan Smart Fisheries Village (SFV) atau desa perikanan pintar melalui kolaborasi dengan berbagai pihak terkait sehingga tercipta sebuah ekosistem kerja sama pemanfaatan teknologi informasi berbasis digitalisasi di desa mandiri.
Kedua, transformasi pendidikan melalui rancangan pembentukan single institute yaitu OII yang nantinya akan menjadi satu-satunya institusi pendidikan tinggi di Indonesia khusus bidang kelautan dan perikanan. Ketiga, percepatan sertifikasi melalui pelatihan vokasi.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono pada Rapat Kerja Teknis BRSDM 2022 di Jakarta meluncurkan program prioritas BRSDM tersebut, yaitu SFV dan OII.
“Kunci utama keberhasilan implementasi kebijakan ekonomi biru adalah SDM yang unggul. Saya meminta BRSDM agar membangun suatu institusi pendidikan yang tidak hanya bersifat vokasi, tetapi juga pendidikan keilmuan. Untuk itu saya sudah meminta kepada Kepala BRSDM untuk merancang pembentukan Ocean Institute of Indonesia yang nantinya akan menjadi satu-satunya institusi pendidikan tinggi di Indonesia khusus bidang kelautan dan perikanan,” ungkap Menteri Trenggono.
Sumber: Siaran Pers KKP