PELAKITA.ID – Di Luwu Timur terdapat 10 ribuan usaha kecil, mikro dan menengah. Pemda bersama mitra seperti PT Vale telah menginisiasi penguatan kapasitas pelaku usaha, memfasilitasi jejaring pemasaran dan kelembagaan.
Belakangan ini gerai Galeri UKM Kareso yang giat mempromosikan produk olahan bermitra dengan Bundesma Anatowu Otolu untuk pengembangan dan pemasaran produk.
***
Namanya Hajar, lengkapnya Hajar, S.P. Pelakita.ID bertemu serba kebetulan. Sore itu, di aula Nursery PT Vale di Sorowako, saya diminta memoderasi paparan empat orang warga Luwu Timur yang telah berkiprah dalam mengembangkan usaha mikro, kecil dan menengah.
Hajar, adalah istri Nasruddin Nakir, alumni Kelautan angkatan 96, adik angkatan di Unhas. Nas jua yang pernah memberikan ‘paccoba’ ke saya dan memang nikmat dan gurih.
Saat saya bertemu Nas di Warkop Punggawa Malili, dia bercerita bagaimana memnafaatkan pisang tanduk yang terkenal dari Luwu Raya untuk dijadikan keripik pisang.
“Enak memang kalau pisang tanduk dibuat keripik, karena itu pula kami, yang berlokasi di Malili memulai usaha ini, namanya Keripik Lahadeng,” terang istrinya di pertemuan di aula Nursery PT Vale itu.
“Produk kami, keripik Pisang Tanduk Lahadeng. Kami produksi dengan berat 150 gram per paket. Harganya di Malili 9 ribu per bungkus,” ucapnya.
Produk ini menurutnya sudah terdaftar di Galeri UMKM Anatowa – Bundesma Anatowa Otolu yang merupakan muara produk-produk UMKM yang mendapat dukungan pengembangan dari PT Vale, di Poros Sorowako.
Selain itu, diapun punya gerai di ibu kota Luwu Timur, Kota Malili dan beberapa daerah sekitarnya seperti Tomoni, Wasuponda. “Keripik pisang tanduk dengan tekstur yang crunchy. Hingga kini sudah ada tiga varian rasa pedas manis, asin bawang dan original,” katanya.
“Kripik Lahadeng Corner berada di Sudut Jalan Lahdeng Malili,” tambahnya.
Menurutnya, apa yang dilakoninya sangat dinikmati. “Kami menganggapnya produk Keripik Lahadeng home made tanpa pengawet dan pemanis buatan. Saya nikmati karena suami mendukung dan bahkan ikut mempromosikan dan membantu di proses produksi,” jelasnya.
Selain keripik pisang, dia juga memproduksi beberapa produk. “Jadi selain keripik Pisang Tanduk, stik bawang, stik manis keju, rempeyek kacang, kue bengbeng kacang hingga kue tiga mata,” terangnya.
Hajar yang merupakan alumni Pertanian angkatan 2002 ini menyebut ide memulai usaha keripik pisang ini sejak tahun 2019.
“Awalnya kami lihat banyak sekali pisang tanduk ditanam petani Lutim, sayangnya tidak terbeli. Makanya kepikiran untuk bikin keripik pisang saja.,” kenangnya.
Jika pembaca tertarik pesan, info ya, Pelakita.ID siapkan bawakan keripik pisang varian manis, pedas manis, asin bawang, rasa coklat dan original.
Hmmm…bemana?
Penulis: K. Azis