PELAKITA.ID – Weekend ini Jakarta sedang sibuk, di ujung utara ada ajang balap mobil elektrik, Formula E, di pusatnya ada Musyawarah Keluarga IKAFE, nama yang unik untuk sebuah suksesi organisasi alumni UNHAS tingkat fakultas.
Sayapun tertarik menghadiri kedua perhelatan ini, jika ditanya tentang Formula E, tentu alasannya karena ada banyak rekan dari KAHMI dan UNHAS ikut di sana, terlebih lagi ada magnet tersendiri ingin melihat bagaimana hasil karya Pemprov DKI Jakarta yang saat ini dinakhodai Anies Baswedan.
IKAFE? Meski datang terlambat, ketika salah seorang senior bertanya “ngapain ke acara IKAFE?”,saya jawab dengan santai, “namanya juga keluarga, ya kita hadirlah sebagai keluarga”. Disahuti tawa dari senior tersebut.
Dan betul saja, sesuai namanya, meski IKA lain menggunakan istilah Musyawarah Besar, IKAFE pantas menyematkan kata keluarga pada musyawarahnya, karena suasananya memang betul-betul penuh kekeluargaan.
Terbukti dari mekanisme pemilihan ketuanya yang menyerahkan pada tetua-tetua atau super senior untuk duduk mendiskusikan siapa penerus kanda Iqbal Latanro.
Bahkan hampir saja kanda Iqbal Latanro didaulat kembali dengan alasan biasanya kepala keluarga itu tidak diganti. Untung sejak awal beliau memang menyatakan sudah ingin diganti, bahkan ingin menanggung semua biaya musyawarah keluarga tersebut demi mendapatkan penerusnya.
Hasil dari diskusi super senior tersebut akhirnya mengamanahi (bukan memilih, menurut koordinator SC) kanda Hendra Noor Saleh untuk menahkodai IKAFE periode 2022 – 2026.
Sosok yang akrab disapa Ko Hen ini memang sudah sangat akrab di mata alumni baik intern IKAFE maupun IKA Fakultas lainnya. Sebuah proses yang betul-betul sejuk riang gembira, sebuah tagline yang menjadi viral pada saat perhelatan Musyawarah Besar IKA UNHAS pada Maret lalu.
Saya juga mendapatkan istilah baru yang disampaikan kanda Asmawi Syam ketika berpesan, bahwa ketika alumni memberikan bantuan kepada almamaternya, itu bukan bentuk bayar utang, tapi membayar deviden, karena sesungguhnya almamater memiliki saham dalam kesuksesan kita.
Jika utang, tentu ada istilah lunasnya, jika deviden, selama kita produktif, maka selama itu pula kita wajib membayar deviden ke almamater, bahkan ada istilah deviden dibayar di awal pungkasnya.
Terimakasih teladan dan hikmah dari senior IKAFE, ayahanda Jusuf Kalla, kanda Asmawi Syam, kanda Iqbal Latanro dan lainnya. Semoga amanah Ko Hen, Salut.
Dalam penilaian saya, IKAFE telah menjadi trendsetter dengan tagline SEJUK RIANG GEMBIRAnya (yang hingga kini masih saya nanti rompinya 😃), dan kini, dengan istilah Musyawarah Keluarga dengan segala kesederhanaan prosesinya meski dilaksanakan di hotel berbintang. Ini bisa jadi role model bagi IKA Fakultas lainnya yang dalam waktu dekat juga akan melaksanakan Musyawarah.
Pada akhirnya, sebagai fakultas tertua di UNHAS, dengan deretan alumninya yang kharismatik dan segala keunikannya, pantas kiranya alumni FEB bercanda sembari menyapa : Ini IKAFE Cess !!
Note : Cess adalah sapaan pada seseorang yang dianggap akrab, mirip bro atau fren.