PELAKIITA.-ID – Pemerintah Kota Makassar bersama Pemprov Sulawesi Selatan berikut Pemkab Gowa, Takalar dan Maros menggelar kegiatan strategis bernama Smart Transportation Forum selama dua hari di Hotel Gammara Makassar, 1 hingga 2 Desember 2021.
Acara tersebut menurut Wali Kota Makassar, M. Ramdhan Pomanto merupakan bagian dari manifestasi Smart City Makassar berbasis transportasi massal dan didukung oleh organisasi NAMA Facility, BMU, SECO Swiss, Kemenhub, GIZ dan EIB.
“Smart City meniscayakan adanya proses ekonomi, ada moda transporttasi yang dapat menghemat waktu dan biaya, menyiapkan informasi lalu lintas dan dapat dengan mudah didapatkan oleh pengguna jalan,” sebut Wali Kota Danny.
Dalam sambutannya Danny Pomanto menyebut bahwa sistem yang terintegrasi adalah yang berperan penting dalam Smart Transportation untuk melaporkan apa saja yang terjadi di jalan raya.
“Dengan demikian mobilitas penduduk akan semakin meningkat karena informasi yang mereka butuhkan tersedia secara real time dalam satu aplikasi atau platform,” katanya.
Acara yang berlangsung meriah dan sukses tersebut dihadiri Aissten II Gubernur Sulawesi Selatan, perwakilan Bappenas, Kemenhub, Kemenkomarvaes, anggota Forum Forkominda Kota Makassar, perwakilan Pemkab di Mamminasata dan 24 kabupaten/kota.
Hadir pulau lembaga donor dan perbankan, perusahaan transportasi, perguruan tinggi dan perwakilan organisasi masyarakat sipil termasuk anggota komunitas difabel.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang diwakili Dirjen Transportasi Darat, Budi Setiyadi. Menteri mengapresiasi inisiatif Smart Transportation Forum ini dan menyebut Makassar merupakan kota hub yang sangat strategis untuk pembangunan Indonesia bagian timur.
“Makassar adalah salah satu kota di Indonesia yang didorong untuk mempunyai sarana transportasi massal seperti BRT,” katanya.
Dia juga menyampaikan optimismenya terkait berjalannya bus yang saat ini sedang beroperasi di Makassar demi membantu Pemerintah Kota Makassar membenahi sistem transportasi massalnya.
Saat ini sedang berjalan skema Buy The Service (BTS) yang melayani empat ruta program Kementerian Perhubungan bersama Pemerintah Sulsel dan Kota Makassar. Dilaporkan jumlah penumpang mencapai 3 ribu perhari.
Sambutan berikutnya dari Perwakilan Kementerian Jerman dari BMU, Ms Sunita, dan Plt Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman yang disampaikan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan, M Ichsan Mustari.
Forum diisi oleh paparan dari Kementerian Investasi dan Maritim oleh Sekretaris Asdep Infrastruktur dan Transportasi Dr Lukijanto, Kementerian Perhubungan dari Direktorat Transportasi Darat Suharto, dari Bappenas Dr Budi Hidayat, dan Ms Sunita Lakhoo dari European Investment Bank.
Setelah itu paparan oleh pakar dan perwakilan Lembaga donor berikut proyek yang sedang ditangani.
Mereka, adalah Ir. Sakti Adji Adisasmita, MSi, MEng.Sc, PhD (Intelligent Transportation Systems for a Smart City), Nippon Koei Co. Ltd. (Project for Applying Mobile Big Data-MBD for Transport Planning), Ir. H. Lambang Basri Said, MSc. (Public Transport: Better transportation better cities), Niken Prameswari Reff perwakilan proyek Asian Development Bank dan KIAT Urban Mobility Plan.
Sebagai fasilitator forum tersebut adalah Dr Ilham Alimuddin (UNHAS), akademisi UNM Dr Qadriaty Dg Bau serta Kamaruddin Azis (COMMIT Foundation)
Sebelumnya, dilaksanakan peluncuran BTS yang ramah difabel. Wali Kota Makassar disaksikan anggota Forominda Makassar dan Pemprov Sulsel dan perwakilan Mamminasata menekan tombol pengoperasian bus ramah difabel.
BRT Maminasata
Pada saat yang sama berlangsung pula pembahasan terkait BRT Mamminasata yang berisi paparan hasil feasibility study BRT oleh konsultan yang didukung oleh Pemerintah Jerman dan Swiss.
Pertemuan ‘high level’ meeting ini dihadiri oleh Wali Kota Makassar, perwakilan Bappenas dan Kemenhub serta perwakilan tiga pemerintah kabupaten Mamminasata.
Dari Gowa hadir kepala Bappeda Taufik Mursad, dari Maros diwakili kepala dinas Perhubungan Frans Johan, serta Kepala Bappeda Takalar, Rahmansyah Lantara serta Kepala UPT Mamminasata, Prayudi Syamsibar.
Salah satu rekomendasi dari pertemuan tersebut adalah perlunya dilanjutkan pertemuan berikutnya yang bisa lebih lengkap dan dihadiri oleh Gubernur Sulawesi Selatan, Wali Kota Makassar, Bupati Gowa, Makassar dan Takalar.
“Saya sangat mendukung pengembangan BRT di Mamminasata tapi untuk kebaikan kita semua, kita perlu duduk bersama lagi setelah ini,” pesan Danny yang juga berharap dokumen dokumen FS ini bisa memberi penekanan pada solusi untuk koridor timur-barat Makassar.
Danny memberi masukan terkait perlunya pertimbangan menggunakan area di sekitar Losari dan Tanjung Bunga. Baginya, Losari adalah kawasan bersejarah dan perlu dipertimbangkan matang untuk intervensi berkaitan fasilitas BRT ini.
Sementara Dr Budi Hidayat dari Bappenas serta Surharto dari Kemenhub menyampaikan bahwa pengembangan trasnportasi massal merupakan kebijakan Pemerintah Pusat dan sudah masuk di RPJMN, perlu pertimbangan yang matang dan disesuaikan sistem perencanaan termasuk target-target tahun pelaksanaan program strategis tersebut.
Khusus untuk BRT Makassar, jika FS disetujui, maka langkah selanjutnya adalah memasukkannya ke dalam ‘green book’ perencanaan Bappenas untuk bisa diajukan ke mitra pendukung termasuk lembaga keuangan di antaranya European Investment Bank yang tertarik mendukung BRT Mamminasata dengan konsep ‘green financing’.
Kota Metropolitan Makassar yang sedang berkembang, sebagai barometer pertumbuhan Sulsel dan Indonesia, mau tidak mau harus berpacu kota-kota utama di Indonesia seperti Bandung, Semarang, Batam bahkan Bali untuk segera mengoperasikan moda transportasi massal efektif demi mengurai sengkarut transportasi kota. Mereka berpacu untuk mendapatkan pembiayaan dan dukungan para pemangkukepentingan. (*)