PELAKITA.ID – Ketua Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) DPW Jawa Tengah, Riyono, meminta Pemerintah serius mendorong peningkatan produktivitas udang nasional termasuk memberi prioritas pada usaha pertambakan di Pantura.
Dia menyampaikan itu saat memberi tanggapan pada obrolan Marine Podcasts yang digelar Pelakita.ID bersama ISKINDO, Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) bertema Plus Minus Budidaya Udang untuk Negeri, 22/5/2022.
Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo telah mengutarakan niatnya untuk melesatkan produksi udang dalam negeri. Dua tahun terakhir, KKP merespon dengan menerapkan percontohan metode budidaya yang berkelanjutan, bertanggung jawab dan koordinatif di beberapa titik.
Udang memang primadona ekspor perikanan nasional. Dia penyumbang terbesar devisa ekspor perikanan setelah tuna. Tahun 2019, ekspor udang naik 39 persen terhadap total ekspor produk perikanan nasional. Sehingga, target produksi meningkat 250 persen pada 2024 dianggap realistis.
KKP menjalankan pilot project seperti di Sukabumi Jawa Barat termasuk pada kawasan perhutanan sosial yang ada di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.
Riyono, kepada Kamaruddin Azis, dari DPP ISKINDO, menyampaikan bahwa tantangan saat ini yang dihadapi petambak di Jawa Tengah, terutama di Pantai Utara Jawa adalah kualitas lingkungan pesisir yang tak sebaik di Pantai Selatan Jawa.
Selain itu, adanya serangan penyakit ‘apen’, harga udang yang cenderung turun hingga rendahnya kapasitas unit kerja Pemerintah di daerah untuk menyelesaikan persoalan penyakit udang serta menyiap Standard Operational Procedure yang aplikatif dan spesifik.
Poin lainnya yang ditekankan adalah perlunya menghidupkan korporat usaha budidaya udang yang berbasis petambak skala kecil, atau pengusaha lokal yang memang berpengalaman dan berkomitmen untuk membangun ekonomi di Pantura.
Dia juga menyinggung pembukaan lahan tambak di lokasi yang sarat permasalahan seperti di sekitar Karimun Jawa. Menurutnya, meski ada banyak tantangan, budidaya udang ini akan tetap menjadi sandaran hidup, salah satu pertimbangannya karena permintaan pasar yang terus tinggi, beda dengan bandeng.
Simak yuk uneg-unge alumni Kelautan UNDIP yang juga anggota DPRD Jawa Tengah dari Partai Keadilan Sejahtera ini.
Penulis: K. Azis