PELAKITA.ID – Universitas Hasanuddin melalui Tim Sustainable Development Goals (SDGs) Center melakukan pendampingan dalam rangka pemberdayaan kelompok budidaya rumput laut dan kelompok ibu-ibu pengolahan rumput laut di Kelurahan Lamalaka, Kabupaten Bantaeng.
Sebelumnya, kelompok masyarakat tersebut terdampak bencana banjir pada bulan Juni 2020.
Kegiatan pendampingan berlangsung dua hari, mulai Jumat (18/12) hingga Sabtu (19/12) di Kelurahan Lamalaka, Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng.
Kegiatan ini merupakan wujud komitmen Unhas untuk berperan dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan SDGs 1 (pengentasan kemiskinan), SDGs 5 (Kesetaraan Gender), SDGs 14 (Ekosistem Laut), dan SDGs 17 (Kemitraan untuk mencapai tujuan).
Pada kesempatan wawancara, Rabu (30/12) bersama Dr. Asmi Citra Malina yang tergabung dalam Tim SDGs Unhas menjelaskan kegiatan pendampingan dan pelatihan bertujuan sebagai media informasi mengenai tata cara budidaya rumput laut.
Yaitu, penggunaan bibit berkualitas dan penanganan tentang faktor yang menghambat keberhasilan dalam melakukan budidaya.
Selain itu, kelompok budidaya juga mendapatkan pengetahuan terkait pengolahan, pemasaran produk rumput laut yang berdampak pada pengembangan usaha komoditas rumput laut.
Budidaya rumput laut di Kabupaten Bantaeng telah menjadi salah satu mata pencaharian utama masyarakat pesisir. Banyak nelayan tangkap yang beralih menjadi petani rumput laut dan menjadikannya sebagai pekerjaan utama.
Hal itu disebabkan karena budidaya rumput laut tidak memerlukan keterampilan khusus dan memiliki masa tanam yang pendek, serta nilai jualnya cukup baik meskipun pada bulan-bulan tertentu masih mengalami fluktuasi harga.
Lebih lanjut, Citra menjelaskan salah satu kelompok pembudidaya rumput laut di Bantaeng adalah Paraikatte Sikapaccei yang terletak di Kelurahan Lamalaka. Kelompok ini memiliki 11 orang anggota, yang menderita kerugian cukup besar akibat bencana banjir pada bulan Juni 2020.
Akibat banjir tersebut, budidaya terhenti karena peralatan dan bahan-bahan budidaya terbawa arus banjir.
“Selain permasalahan tersebut, pembudidaya rumput laut dari kelompok ini masih membutuhkan kualitas bibit yang baik untuk memperoleh produksi lebih banyak dan berkualitas. Oleh karena itu, kelompok ini memerlukan bantuan pendampingan dari Peguruan Tinggi baik itu pendampingan teknologi maupun manajemen,” jelas Citra.
Setidaknya dari kegiatan pendampingan dihasilkan produk stick rumput laut yang berkualitas, produk lotion rumput laut yang sehat, tersedianya paket peralatan untuk usaha olahan rumput laut skala industri, model pembukuan usaha sederhana serta modul dan video pembelajaran tentang budidaya hingga pengolahan rumput laut.
Meskipun ditengah pandemi, pelaksanaan kegiatan berlangsung baik dan lancar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19.
Menurut Citra, pendampingan masih perlu dilakukan secara terus menerus baik oleh Unhas maupun lembaga lain dan berkolaborasi dengan pemerintah setempat, NGO, Industri dan masyarakat tentunya.
Nama-nama Tim Pendampingan
1. Dr. Mahatma
2. Dr. Asmi Citra Malina
3. Dr. Kasmiati
4. Nur Ikhsan, S. Hut.(*/mir)