PELAKITA.ID – Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Jeneberang-Saddang bersama Pemprov Sulawesi Selatan, Pemkab Soppeng dan Unit Pelaksana Teknis Daerah Kesatuan Pengelola Hutan menggelar aksi tanam pohon di Kelurahan Ujung, Kecamatan Lilirilau, Soppeng, (Selasa, 29/12/2020).
Acara ini adalah rangkaian Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) 2020 sekaligus manifestasi Gerakan Nasional Pemulihan DAS (GNPDAS) dan dilangsungkan di Lapangan Culio.
Acara didahului sambutan para pihak, seremoni penyerahan bibit gratis serta penanaman pohon oleh masing-masing undangan seperti Bupati Soppeng, Ketua DPRD, Kapolres hingga OPD. Acara mengadopsi protokol COVID-19 dimana panitia membagikan hand sanitizer hingga mengatur jarak duduk.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kehutanan Sulawesi Selatan, Andi Parenrengi, menegaskan bahwa aksi penanaman pohon dalam rangka Gerakan Nasional Pemulihan Daerah Aliran Sungai tahun 2020 sangat penting.
“Gerakan Nasional Pemulihan Das (GNPDAS) merupakan pengembangan atas agenda tahunan penanaman pohon pada kegiatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dengan perspektif yang lebih luas yaitu pemulihan lahan kritis di hulu DAS,” ungkapnya.
“Dengan melakukan kegiatan baik secara keproyekan maupun gerakan menanam secara massal oleh masyarakat luas merupakan bentuk kesadaran dan kepedulian terhadap upaya pemulihan kerusakan sumber daya hutan dan lahan.” ucap Parenrengi.
Disebutkan bahwa sesuai petunjuk teknis penanaman spesies pohon penyerap polutan udara yang diterbitkan oleh KLHK (2015), nampak jelas bahwa 1 hektar ruang terbuka hijau yang dipenuhi pohon besar, dapat menghasilkan 0,6 ton oksigen untuk 1500 penduduk per hari.
“Peranan pohon bagi kehidupan sangatlah vital, dimana diketahui bersama bahwa pohon memiliki beberapa bentuk tajuk yang khas, sehingga menciptakan keindahan tersendiri, akar pohon dan tanah merupakan satu kesatuan yang kuat,” jelas Kadis Parenrengi.
Andi Parenrengi mengapresiasi Pemda Soppeng yang telah antusias bersama-sama Pemprov Sulsel dan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam menyuksesan kegiatan penanaman pohon dalam rangka Gerakan Pemulihan DAS.
“Menanam pohon berarti menanam doa dan harapan untuk keberlanjutan generasi yang akan datang. Selain memperbaiki lingkungan, menanam pohon juga memberikan manfaat langsung terhadap kesejahteraan masyarakat,” terangnya.
Dalam sambutannya, Bupati Soppeng, Andi Kaswadi Razak yang dibacakan Asisten Administrasi Pemerintahan dan Kesra Andi Ibrahim Harta, mengapresiasi BP DAS sebab telah menyiapkan masa depan Soppeng.
“Aksi menanam pohon hari ini akan dapat menuai sejuta manfaat di masa depan,” sebutnya.
Dia juga menyampaikan ucapan Selamat Hari Menanam Pohon Indonesia serta berterima kasih kepada KLHK, Pemprov Sulsel dan KPH.
Sementara itu, M Tahir Pallawa, Kepala BPDASHL Jeneberang menegaskan bahwa pihaknya, BPDSAHL berkomitmen dalam menghijaukan DAS termasuk Walanae yang masuk dalam wilayah Kabupaten Soppeng.
Menurut Tahir, sekitar 12 persen kawasan DAS ada di Soppeng. “Ini merupakan DAS prioritas, termasuk Danau Tempe yang merupakan catchment area. Banyak hulu DAS tidak tertutup vegetasi, fungsi hidrologi menjadi menurun, akibatnya pada bencana hidrologi seperti banjir, longsor, dan kekeringan,” jelasnya.
Karena pertimbangan itu, menurut Tahir, perlu upaya penanaman pohon.
“Perlu upaya komprehensif untuk kesehatan aliran sungai, memulihkan daerah tangkapan melalui rehablitasi hutan dan lahan,” ucapnya.
Terkait GNP DAS, dia menyebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para phak memulihkan hutan dan lahan, mengantisipasi perubahan iklim dan pencegahan bencana hidrologi. Diungkapkan bahwa BPDSAHL Jeneberang-Saddang sejak tahun 2019 hingga 2020 telah menggelar beberapa kegiatan penting.
“Ada kegiatan rehabilitasi DAS seluas 400 hektar, danau seluas 800 hektar, ada unit percontohan pengelolaan sumberdya alam sebanyak 2 unit, ada kebun bibit benih rakyat 18 unit, alih usaha Danau Tempe 1 unit,” paparnya.
Termasuk kegiatan penyediaan bibit produktif, pembuatan sedimen trap sebanyak 20 unit dan penguat sempadan.
“Mengapa Soppeng merupakan prioritas karena merupakan differensiasi DAS Walanae, dilalui beberapa sungai dan merupakan bagian dari berbagai kegiatan sektor,” ucapnya.
2,5 juta bibit
“Peningkatan peran serta masyarakat sangat kami harapkan. Kami di BP DAS menyiapkan 2,5 juta bibit tahun ini pada empat persemaian. Kami menyebutnya ABG Ambil Bibit Gratis yang tersebar di Gowa, Maros, Bone dan Tana Toraja,” jelas Tahir.
“Dengan adanya aksi tanam pohon ini, peran serta masyarakat diharapkan akan semakin meningkat, terutama dalam melaksanakan rehabilitasi hutan dan kawasan strategis itu,” imbuhnya.
“Hari ini kita siapkan 1500 bibit, tolong ditanam untuk kelangsungan lingkungan hidup kita,” pesan Kepala BP DAS kepada warga masyarakat Ujung.
Acara berlangsung sukses dan dihadiri perwakilan KPH se-Sulsel, OPD tingkat Pemda Soppeng serta masyarakat setempat. Warga pun bersukacita. Ati misalnya, perempuan yang mengaku punya kebun kakao itu akan menanam sukun dan ketapang pemberian BPDSAHL Jeneberang-Saddang.
“Saya akan tanam di kebun kakao,” katanya.
Seperti Ati, Azis (40) warga Kelurahan Ujung Lilirilau juga akan melakukan hal sama. “Saya akan tanam di lahan kakao, saya ambil sukun dan manggis di kebun, terima kasih BP DAS,” tutupnya.
Penulis: K. Azis