“Takkan cukup usia 100 tahun tuk melihat dan mengagumi indahnya Indonesia.”
Boger, 42 tahun, pamong matang.
PELAKITA.ID – Jalur tanjakan antara Bantaeng – Rombeng – Eremerasa lalu turunan menuju Buttatowa Bantaeng menjadi saksi kebersamaan anak-anak manusia yang mengikat dirinya sebagai bagian dari Klaners Gowes Community.
Kita singkat saja, KGC, kalau Kagoco, sekilas keren tapi rada ganjal dan janggal di telinga.
Selama dua hari, dari Sabtu tanggal 26 hingga 27 September 2020 mereka bersepakat dan membuktikan komitmennya untuk menikmati wiken dengan silaturahmi, jalan bareng sealmamater, menikmati hangat persahabatan di ketinggian 1 500 meter. Wow!
Di mana? Di Hutan Pinus Rombeng Bantaeng. Tak hanya itu, mereka juga kompak menggeber sepeda menuju Permandian Alam Eremerasa yang curam, berliku namun menawarkan keindahan tepermanai di bahu Lompobattang.
Tdak kurang 30 kilometer mereka mengayuh sepeda dengan bonus panjar jalan kaki sejauh satu kilometer tanjakan di Rombeng. Jika tak salah hitung, sekurangnya ada 30 orang peserta di gowes kali ini.
Tulisan ini belum mengelaborasi proses, suasana dan hasil akhir touring dan siilturahmi ala Klaners ini tetapi lebih pada menyesap makna, dari testimoni atau kuot-kuot pesertanya.
Tak cukup seratus tahun
“Takkan cukup usia 100 tahun tuk melihat dan mengagumi indahnya Indonesia.” Ini kuot paling bertenaga yang penulis kutip dari peserta yang menorehkan kesannya setelah menikmati keindahan Bantaeng dari punggug selatan Lompobattang.
Pegguratnya bernama Syamsul Bahri atau tenar dengan panggilan Boger. Sosok ini multi talenta, kadang ditemukan main tenis di pusat kota, kadang menepi di hening malam dan menuliskan berlarik-larik puisi dan cerita-cerita dari penjuru Kota Daeng, sesekali nyambi jadi barista di Warkop 52, warkop tenar di Makassar.
Melihatnya menulis ‘mengagumi Indonesa’ implisit kedalaman rasa dan pedulinya pada masa depan Indonesia, meski menurtnya, keluarga adalah segalanya.
Lantaran itu, tidak tak keberatan untuk membawa dua anaknya dan pendamping hidupnya ke ketinggian Lompobattang. Bagaimana dengan goweser yang lain? Ups.
“Maka nikmat apa lagi yang kamu dustakan.” Timpal Herawaty, pengusaha penyedia makanan beku siap saji di Kota Bantaeng bernama Algae Food. “Order dan konsultasi produk WA via 082188914777,” ini pesan tambahannya.
Hera adalah host pada gathering atau touring Klaners kali ini. Hera tak sendiri, hadir pula kekasih hatinya yang setia setiap hari, dari turunan ke tanjakan, dari mata perih karena asap hingga mata merah karena letih memandang tanjakan yang tak putus-putus. Namanya Ocis, Orang Cakepnya Seisi Bantaeng.
Masih ada kuot lain. dari Kasmal Daihatsu Makassar – ini tidak jelas nama betulan atau hanya asesoris pemanis tapi kelihatannya terlihat manis, KDM.
“Main MTB jangan penakut, jangan takut tanjakan atau turunan curam selama masih bisa didorong dan dituntun. Main MTB itu jangan kebanyakan teori, gowes aja dulu baru belajar teori,” ucapnya. (ini kena banget dah ke penulis).
“Main MTB itu jangan kebanyakan gengsi, kalau ngga kuat atau ragu tuntun aja daripada celaka kemakan gengsi,” begitu kata pria yang memasukkan dirinya ke jajaran pagowes pemula meski kalau melihat gayanya mengayuh sepeda, beda tipis dengan Rossi. Ehh!.
Oh ya, MTB yang dia maksud bukan Matigaya Tanpa (kak) Boger ya, tetapi Mountain Bike.
Tak hanya itu, Kasmal juga blang, main MTB ngga usah banyak tanya, kebanyakan nanya buat nyali ciut. “Main MTB ini jangan pernah kapok setelah jatuh tapi mikir gimana supaya tidak jatuh lagi.
“Main MTB itu jangan kebanyakan protes dengan kondisi alam karena alam itu kawan bukan lawan,” tambahnya lagi. Keren juga ya? Coba aja dulu, ntar juga rasa.
“Untuk menikmati cahaya kesehatan yang baik, Anda harus berolahraga.” Gene Tunney. Kuot itu dihambur oleh Ririe di FB, salah seorang peserta gowes di Bantaeng ini. Dia ingin menyatakan bahwa tidak ada yang rugi saat silaturahmi dan gowes.
“Raga sehat, batin damai di tengah kakak-kakak yang pengertian dan penyayang.” Kira-kira begitu pandangan Ririe.
Udah? Masih ada. Ini kuot yang sengaja dibikin penulis postingan receh ini. Mana? Simak pada gambar berikut.
Penulis: K. Azis (Tamarunang).