PELAKITA.ID – Ada yang menarik pada diskusi praktisi konservasi karang saat mereka antusias membahas metode replantasi karang terefektif.
Apakah dengan metode VAR, Spider dan meja Raptor? Ternyata relatif kontekstual.
Menurut Moldy Samudera, aktivis dan penyelam profesional Kelautan asal Maluku Utara, ada kekurangan jika menggunakan metode Spider, metode yang berupa rangka besi membentuk model laba-lama atau spider.
Sesuai dengan pengalamannya saat menanam karang cabang pada batang besi, di Perairan Ternate, Maluku Utara pada umur tumbuh 8 bulan mulai rentan dan membebani rangka besi.
”Kami menyiapkan media sebanyak 150 model spider blok. Alhamdulillah pertumbuhan bagus hanya memang medianya dari besi jadi tidak kuat menahan beban jadi banyak media sudah rusak,” kata dia.
Terkait itu, Kasman dari The Coral Triangle Center Bali merespon bahwa kondisi seperti itu bisa saja terjadi.
“Dari segi kekuatan, besi kurang kuat dibandingkan media beton,” kata Kasman.
“Namun, selain besi harga lebih murah. Media besi lebih banyak memberikan ruang hidup ikan diantara sela-sela besinya,” kata alumni Kelautan Unhas ini.
”Kami juga banyak menggunakan spider web, dan melihat banyak ikan sedang berenang dan hidup di bawah spider web yang kosong,” ujar Kasman yang berpengalaman bekerja di perairan Maluku, Maluku Utara dan Papua Barat ini.
”Kami memandang spider web menjadi rumah baru ikan untuk mencari makan dan ruang hidup. Pandangan saya begitu, dari segi ekologi,” ujar Kasman.
Poin yang ingin disampaikan Kasman adalah adanya celah atau ruang kosong yang bisa menjadi wahana ikan karang di sela besi-besi.
Muhammad Syakir, praktisi ’marine conservation’ yang juga bekerja di komponen lingkungan pada salah satu perusahaan BUMN menyebut perlu penyesuaian untuk sejumlah metode dan lokasi penempatan.
“Perlu di-resin dan ditempelkan pasir laut untuk mempercepat kohesinya biar lebih kuat. Ini dapat menghambat proses korosi,” ujar Syakir yang juga alumni Ilmu Kelautan Unhas ini.
Apa yang dilakukan pihaknya bekerja sama Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Tadulako ditempuh dengan memberi campuran resin sehingga lorosi besi bisa dikurangi.
Terkait potensi kerentanan atau kerusakan karena overload dan korosi. Syakir menyebut telah ada disain yang lebih stabil bahkan sudah dapat paten.
”Kelebihannya, ada struktur penghalang di kakinya untuk menangkal pemakan karang Plancii.. kita namai Raptor, Rak Anti Planci Tomori,” kuncinya.
VAR
Imran Lapong, instruktur selama ADS yang juga akademisi di Institut Maritim Balikdiwa Makassar punya pengalaman dalam menjadi bagian konservasi terumbu karang di Selat Makassar.
”Ada metode replantasi bernama VAR, atau Verital Artificial Reef untuk pembentukan anakan karang.
“Metode ini sangat baik dan perlu dipikirkan untuk sustainable financing,” kata dia.
Dia juga menyebut inovasi VAR ini sebagai jawaban atas semakin sulitnya mendapat anakan karang untuk dipindahkan atau ditransplantasi di tempat lain.
Dia berharap ke depan, ada upaya berkelanjutan mengenai ini. Dikatakan, kegiatan transplantasi di Barrang Lompo itu mendapat dukungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi DIKTI.
”Setelah setahun berjalan lalu mendapat dukungan dari Yayasan KEHATI,” tambahnya.
Redaksi