Dosen Ilmu Pertanian Universitas Tadulako, Muhd Nur Sangadji, M.Sc, menuliskan kedekatan dan interaksinya dengan Ashar Karateng, seperti apa? Mari simak berikut ini.
PELAKITA.ID – Mengapa seperlima abad? Karena, saya bertemu dengan Haji Ashar Karateng sudah cukup lama.
Bilangannya dua puluhan tahun silam. Itu, pada tahun 2004. Artinya, sudah seperlima abad lamanya.
Kala itu, kami bersama selama sekian lama dalam program pemberdayaan masyarakat.
Ada kawan dari kalangan birokrasi pemerintah. Ada banyak dari NGO. Dan, ada juga dari pejabat pemerintah pusat terutama dari Bappenas. Terlibat lembaga Internasional, JICA. Berkeliling Makassar, Palu, NTT, Kendari dan Jepang.
Pada pertemuan-pertemuan ini, Pak Haji. Begitu saya memanggil beliau. Selalu tampil sebagai fasilitator. Pikirannya selalu logik dengan ilustrasi yang senantiasa hidup.
Satu waktu, beliau tampilkan peran fasilitator dari aspek ontologis.
Kala itu saya baru tahu bahwa kata dasarnya berasal dari bahasa Perancis. Facile yang artinya mudah.
Bermakna, peran fasilitator sebagai yang mempermudah. Make everything easy to be done.
Saya juga melihat ketulusan, kesabaran dan ketenangan, hadir dalam pribadi Haji Ashar.
Ketika banyak pujian berkait peran beliau dalam pilkada Wajo. Saya ingat Tenzing Norgay. Sapra atau Guide bagi keberhasilan Edmund Hillary saat mencapai puncak Himalaya.
Saat seorang wartawan bertanya, sebagai pemandu jalan, mengapa bukan Tenjing yang menginjakan kaki lebih dahulu ke puncak Himalaya?
Tenjing menjawab dengan ikhlas. Itu, bukan cita-cita ku. Cita-cita saya kata Tenjing, hanyalah memandu saja. Mencapai puncak Himalaya itu adalah cita-citanya Edmund Hillary.
Satu senja di Prefektur Givu. Haji Ashar bilang kepada kawan lain. “Hati hati dekat dengan Pak Nur Sangadji. Kamu bisa masuk dalam bukunya,” kata dia.
Saat itu, saya sedang menulis “Helai Daun Sakura. Cerita perjalanan kami sebulan di Jepang.
Sekembalinya ke tanah air. Kami hidup berjarak provinsi. Tapi kami sempat bentuk wadah pengabdian bernama “Commit Foundation”, mendaulatkan beliau sebagai direkturnya.
Sekarang peringatan Haji Ashar di Givu dahulu, tidak berlaku. Sebab meskipun kami tidak lagi berdekatan secara fisik. Saya menulis tentang beliau. Tepat di hari ulangtahunnya yang ke-58.
Milad Barokah, Hi. Ashar Karateng, sehat dan bahagia selalu bersama keluarga.
Salam hangat dari sahabat di Lembah Palu. MNS.
Editor: Denun