PELAKITA.ID – Bang Arqam Azikin adalah sederet senior aktivis Pers Mahasiswa yang sejak mahasiswa menjaga nilai nilai kritis hingga menjelang akhir hayatnya.
Sebagai salah satu pendiri UKM Pers Universitas Hasanuddin, Bang Arqam telah menitipkan nilai juang, tentang kritis dan mengajarkan bagaimana menjaga idealis pers mahasiswa.
Dari dialah, perdebatan kerapkali hadir di ruang UKM Pers Unhas.
Maka tak salah jika pada tahun 1995, Bang Arqam dinobatkan sebagai Presidium pertama Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) untuk Indonesia Timur.
Terpilihnya Bang Arqam sebagai presidium PPMI setelah kami menggelar pemilihan presidium di GPI Unhas setelah saya mendapat rekomendasi dari Kongres Pers Mahasiswa II Indonesia di Jember taun 95 untuk mempersiapkan PPMI di Indonesia Timur yang berpusat di Makassar.
Bang Arqam selalu memilih jalan lain di luar pakem yang kerap mendapat persetujuan2 atas nama lembaga kampus. Dia memilih jalan kritis dan berjalan sendiri dalam kesunyian kritisnya.
Tak peduli lemparan penilaian dari siapapun, dia tetap berjalan pada koridor prinsip yang terjaga dan terawat sejak dulu, melakat pada dirinya.
Walaupun kerapkali berhaluan pandangan, bang Arqam adalah jiwa ksatria seorang aktivis pada zamannya.
Beberapa kali kusaksikan berdebat sengit dengaj lawan diskusinya, senior seangkatannya hingga suatu sore jari telunjuk Arqam Azikin nyaris menusuk mata seorang teman debatnya yang sudah berkacak pinggang.
“Coba tunjukan bukti atas tuduhanmu itu. Dan jangan ulangi lagi” sambil matanya nalar.
Saya berdiri tak jauh dari situ, ikut ambil bagian tetapi menjadi kompor peledak. Karena di Ruang Tempo UKM Pers, kami diajarkan seperti itu. “Wadah orang cerdas berpikiran merdeka”
Selamat jalan bang Arqam Azikin, Ilmu (mu) Amal (mu) telah Padu Mengabdi untuk bangsa dan negara.
Penulis
Anno Suparno – Alumni UKM Pers UH/alumni PPMI