PELAKITA.ID – Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (The Indonesian Public Health Union /IPHU) menggelar seminar, workshop dan Rakernas VIII di Makassar, Jumat-Sabtu, 11 dan 12 Oktober 2024.
Tentang PERSAKMI
Organisasi yang didirikan di Kota Makasar pada tanggal 21 Mei 1998 dengan nama Persatuan Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia (PERSAKMI) periode 2022-2026 dketuai Prof Dr Aminuddin Syam, SKM, M.Kes, M.Med.Ed.
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin Aminuddin Syam terpilih menjadi Ketua Umum Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) periode 2022-2026.
Sosok yang merupakan Mantan ketua Senat Mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) ini terpilih secara musyawarah mufakat di forum Musyawarah Nasional (Munas) VI Persakmi di Grand Inna Tunjungan – Surabaya, Jumat (23/06/2022).
Dia meneruskan tongkat estafet kepemimpinan dari Prof Ridwan Amiruddin, yang sebelumnya memimpin Persakmi periode 2017-2021.
Menurut Guru Besar FKM Unhas tersebut, organisasi ini berkembang seiring dengan perkembangan Undang-Undang No 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, menjadi Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (PERSAKMI) pada tanggal 7 September 2017 di Padang untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
Kantor Pimpinan Organisasi tingkat Pusat berkedudukan dimana ketua umum pengurus pusat berada (Makassar) dan mempunyai kantor di ibu kota Negara (Pondok Jaya III no 5B Pela Mampang Jakarta Selatan).
Di Makassar, Persakmi mempunyai kantor di Kantor Gugus Pengendalian Mutu (GPM) FKM Unhas Jl. P. Kemerdekaan km 10 Tamalanrea Makassar – Sulawesi Selatan, Kode Pos 90245
Aminuddin Syam menyebut, tujuan pendirian Persakmi terdiri dari dua cakupan.
“Pertama, terlaksananya organisasi profesi yang mandiri, dan profesional sebagai wadah untuk meningkatkan serta mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan, martabat maupun etika profesi para anggotanya,” kata Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas itu.
“Yang kedua adalah terlaksananya organisasi profesi yang mandiri, dan profesional sebagai wadah untuk meningkatkan serta mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan, martabat maupun etika profesi para anggotanya,” ucapnya saat ditemui di Rapat Kerja Nasional Persakmi yang digelar di Kota Makassar, Jumat. 11//10/2024.
Prof Aminuddin menambahkan, secara keorganisasian Persakmi punnya visi menjadi organisasi profesi kesehatan masyarakat penggerak utama pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia.
Rakernas di Makassar
Untuk keberlangsungan organisasi, saat ini digelar Rapat Kerja Nasional Persakmi di Kota Makassar.
“Hari ini, kita sampai besok menggelar Rakernas dengan melibatkan segenap elemen organisasi. Mulai dari Dewan Pembina, Dewan Penasehat, Dewan Etik, Dewan Pakar, Dewa Pengurus Harian hingga bidang-bidang,” tetangnya.
Dia mengatakan, pelaksanaan Rakernas ini didasari oleh implementasi ilmu kesehatan masyarakat di lapangan perlu mendapatkan perhatian dalam lingkup melakukan komunikasi, tulisan maupun lisan, atau metode pendekatan lain untuk menghasilkan program kesehatan yang berorientasi pada promotif dan preventif.
“Pada kegiatan ini ada beberapa rangkaian sub kegiatan, ada seminar, workshop, panduan menulis jurnal dan policy brief, dengan melibatkan kolega dari BRIN yang punya reputasi menulis jurnal,” sebut Aminuddin kepada Pelakita, Jumat, 11/10/2024.
Dia menegaskan, peran implementasi yang diturunkan melalui kompetensi kesmas tersebut kemudian sangat penting sehingga tenaga kesehatan masyarakat mampu melakukan advokasi kebijakan untuk program sumber daya kesehatan dengan cara meningkatkan partisipasi dalam kelompok.
“Harapannya, untuk menyusun isu kesehatan masyarakat dan meningkatkan kepemimpinan sehingga menghasilkan pemecahan masalah yang spesifik yang kemudian menciptakan nilai dasar dan visi bersama sebagai pedoman penyusunan program kesehatan masyarakat,” terangnya.
Dia menyatakan, disiplin ilmu kesehatan masyarakat secara garis besar menjadi dasar berdirinya kesehatan masyarakat tersebut dikenal sebagai delapan pilar kesehatan masyarakat.
“Antara lain administrasi kesehatan masyarakat, pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku, biostatistika/statistik kesehatan, kesehatan lingkungan, gizi masyarakat, kesehatan kerja, epidemiologi, dan kesehatan reproduksi,” sebutnya.
Oleh karena itu, lanjut Aminuddin, kesehatan masyarakat sebagai ilmu dan seni yang praktiknya memiliki spectrum yang luas sehingg a baik kegiatan langsung maupun tidak, memiliki peran yang tidak hanya bersifat terapi atau pengobatan atau kuratif melainkan perlu ada upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preventif.
Sekjen Persakmi Rachmat Ardiyanzah Pua Geno, S.KM., M.Kes. menambahkan, Seminar Nasional, Workshop dan Rakernas VIII Persakmi ini mengangkat tema Akselerasi Pendidikan Profesi Kesehatan Masyarakat menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Tema di atas juga sesuai hasil kesepakatan kegiatan MUNAS VI dan Jambore Sarjana Kesehatan Masyarakat Nasional I dan menyatakan Rakernas VIII akan dilaksanakan di Ibu Kota Negara namun dengan mempertimbangkan sumber daya Rakernas dilaksanakan di Makassar pada 11 hingga 12 Oktober 2024,” sebut Ardiyanzah.
Redaksi