Syifa Ramadhani Azzahra, jurnalis anggota Forum Media Kabupaten Maros untuk advokasi isu-isu Gender Equality, Diasbility and Social Inclusion atau biasa disebut GEDSI menuliskan inspirasi mengenai sosok bernama Syukur, juga tentang Fordisma dan sejumlah kisah lainnya, untuk kita semua.
Mari simak sebagaimana dibagikan pada Pelatihan Penguatan Kapasitas Jurnalis dan Forum Media INKLUSI di Maros berikut ini.
PELAKITA.ID – Kisah Syukur, anak dari Desa Borikamase, adalah cerminan dari semangat pantang menyerah dan kegigihan dalam menghadapi tantangan kehidupan.
Meski lahir dan dibesarkan di lingkungan pedesaan yang sederhana, Syukur menunjukkan bahwa pendidikan bukanlah satu-satunya penentu kesuksesan, tetapi semangat dan kerja keras akan membentuk karakter Tangguh dan menuju kesuksesan.
Sebagai anak bungsu dari empat bersaudara, Syukur telah mengalami berbagai lika-liku kehidupan.
Kedua orang tua yang telah tiada, telah meninggalkan Syukur, sehingga Syukur memiliki tanggung jawab yang besar. Namun hal itu tidak membuatnya menyerah. Dua kakaknya yang merantau ke Kalimantan adalah inspirasi baginya untuk terus berjuang mencari jalan hidup yang lebih baik.
Meskipun hanya memiliki pendidikan hingga tingkat SMA, Syukur tidak pernah berhenti belajar. Ia mencoba berbagai pekerjaan untuk mencari nafkah, dari bekerja di Alfamart hingga mengelola tambak ikan.
Ketika menghadapi kendala kendaraan yang membuatnya harus meninggalkan pekerjaannya di Alfamart, Syukur tidak patah semangat. Ia mengambil langkah baru dengan memanfaatkan potensi lokal desanya, yakni tambak ikan.
Di tambak ikan, Syukur menunjukkan bahwa keterbatasan fisik—penyandang disabilitas daksa/fisik—bukanlah penghalang untuk meraih kesuksesan.
Dengan kegigihan dan ketekunan, ia berhasil mengelola tambak tersebut mulai dari tahap pembibitan hingga penjualan.
Melalui pengalaman ini, Syukur belajar betapa pentingnya kreativitas dan ketahanan dalam menghadapi berbagai rintangan.
Syukur (29 tahun) adalah seorang penyandang disabilitas daksa yang penuh semangat dan tekad yang kuat. Meskipun menghadapi keterbatasan fisik, Syukur tidak pernah menyerah pada kehidupan dan selalu berusaha untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.
Bergabung Fordisma
Bergabung dengan Forum Disablitas Maros (Fordisma) membawa perubahan signifikan dalam kehidupan Syukur.
Syukur merasakan perubahan besar ketika Kementrian Sosial memberikan bantuan berupa motor viar. Motor ini bukan hanya sebuah kendaraan, tetapi juga menjadi kunci pembuka pintu menuju perubahan ekonomi bagi keluarga Syukur.
Dengan penuh semangat, Syukur memanfaatkan motor viar untuk membantu ekonomi keluarganya. Motor tersebut digunakan untuk mengangkut ikan dan beras, memberikan kontribusi positif tidak hanya pada kehidupan pribadinya, tetapi juga pada masyarakat sekitar.
Motor Viar tersebut tidak hanya bermanfaat bagi keluarganya sendiri. Syukur dengan tulus memanfaatkannya untuk membantu masyarakat dalam mengambil bantuan beras dari pemerintah, membawa harapan dan kebahagiaan kepada banyak keluarga yang membutuhkan.
Kisah Syukur tidak hanya menginspirasi dalam hal ketekunan dan semangat pantang menyerah, tetapi juga menunjukkan pentingnya kerja sama dan dukungan dari masyarakat dalam mencapai tujuan bersama.
Berternak
Sebagai Ketua Kelompok Ternak di Desa Borikamase, Syukur telah dipercaya untuk mengelola bantuan yang diberikan oleh desa, berupa 100 ekor bebek petelur.
Bantuan tersebut bukan hanya sekadar hadiah, tetapi juga merupakan amanah yang harus dijalankan dengan tanggung jawab. Syukur menyadari bahwa keberhasilan proyek ini tidak hanya akan menguntungkan dirinya sendiri, tetapi juga seluruh anggota kelompok ternak dan bahkan masyarakat desa secara luas.
Melalui kepercayaan yang diberikan kepadanya, Syukur memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa bebek petelur tersebut dimanfaatkan dengan baik.
Ia harus memastikan bahwa bebek diberi perawatan yang baik, lingkungan kandang yang sehat, serta strategi manajemen yang tepat untuk memaksimalkan hasil produksi telur.
Keterlibatan Syukur dalam proyek ini tidak hanya membantunya dalam pengembangan keterampilan manajemen peternakan, tetapi juga memperkuat koneksi dan kerjasama dengan sesama peternak di desa. Mereka saling bertukar pengalaman dan pengetahuan, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan bersama.
Bergabung dengan Fordisma membuka kesempatan bagi Syukur untuk mengikuti berbagai pelatihan guna meningkatkan kapasitas dirinya. Semangat belajar Syukur tidak hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri, tetapi juga menjadi inspirasi bagi anggota Fordisma lainnya.
Selain itu, Syukur mulai aktif dalam kegiatan-kegiatan desa untuk mewakili suara penyandang disabilitas. Keberaniannya menjadi contoh bagi kelompok marginal yang mungkin sering diabaikan, juga membawa perubahan positif pada tingkat lokal.
Saat ini, Syukur juga dipercaya oleh Bupati Kabupaten Maros untuk menjadi salah satu Pendamping Unit Layanan Disabilitas (ULD) Ketenagakerjaan.
Syukur dilantik menjadi Pendamping ULD Ketenagakerjaan pada tanggal 4 Desember 2023 bersama dengan 4 orang lainnya. Pada dasarnya tugas dari Pendamping ULD Ketenegakerjaan yaitu memberikan pendampingan untuk tenaga kerja dan pemberi kerja.
Mengurus Pemungutan Suara
Keputusan Syukur untuk mendaftarkan diri sebagai anggota KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) Desa Borikamase menunjukkan semangatnya yang tak kenal lelah untuk terus berkontribusi dalam kegiatan masyarakat.
Baginya, partisipasi dalam pemilihan umum bukan hanya tentang hak pilih, tetapi juga tanggung jawab untuk memastikan bahwa proses demokrasi berjalan dengan baik dan inklusif bagi semua pihak, termasuk penyandang disabilitas seperti dirinya.
Sebagai anggota KPPS, Syukur memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan kelancaran pelaksanaan pemilu.
Meskipun memiliki keterbatasan fisik, Syukur tidak membiarkan hal tersebut menjadi penghalang.
Sebaliknya, ia melihat kesempatan ini sebagai peluang untuk memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat dan membuktikan bahwa penyandang disabilitas juga mampu berperan aktif dalam kegiatan sosial dan politik.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai anggota KPPS, Syukur tidak hanya memantau jalannya pemungutan suara, tetapi juga memberikan perhatian khusus terhadap kebutuhan dan keterbatasan para pemilih dan penyelenggara lainnya.
Ia memastikan bahwa semua fasilitas dan aksesibilitas yang diperlukan telah disediakan, sehingga pemilu bisa diikuti oleh semua warga tanpa terkecuali.
Keberadaan Syukur sebagai salah satu dari beberapa penyandang disabilitas yang menjadi panitia dalam pemilu 2024 merupakan langkah yang sangat positif dalam mewujudkan pemilu yang inklusif.
Tindakan ini tidak hanya memberikan representasi yang lebih baik bagi penyandang disabilitas dalam proses demokrasi, tetapi juga menjadi contoh inspiratif bagi masyarakat luas tentang pentingnya inklusi dan kesetaraan dalam berpartisipasi dalam kehidupan politik.
Kehadiran Syukur sebagai anggota KPPS Desa Borikamase tidak hanya sebagai simbol, tetapi juga sebagai agen perubahan yang aktif dalam memperjuangkan hak-hak dan kepentingan penyandang disabilitas.
Dengan terus aktif dalam kegiatan masyarakat, termasuk menjadi bagian dari proses demokrasi seperti pemilihan umum, Syukur membantu membangun masyarakat yang lebih inklusif dan adil bagi semua.
Kisah Syukur memperlihatkan kepada kita bahwa setiap orang memiliki potensi untuk sukses, asalkan memiliki semangat dan tekad yang kuat.
Pendekatan edukatif dari kisah Syukur dapat menginspirasi generasi muda untuk tidak menyerah di hadapan rintangan, serta harus mampu memanfaatkan sumber daya lokal untuk mencapai kesuksesan.
Dengan semangat pantang menyerah dan membangun keterampilan serta keberanian mengambil risiko, setiap individu dapat meraih impian dan cita-cita mereka, meskipun dari lingkungan yang sederhana.
Editor Denun
____
Tulisan ini dibagikan saat pelaksanaan Pelatihan Penguatan Jurnalis dan Forum Media INKLUSI di Kabupaten Maros pada Senin, 23 September 2024