PELAKITA.ID – Pemerintah Indonesia dan Australia melalui Program Kemitraan Australia-Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif (INKLUSI) aktif mendorong upaya para pihak untuk berkontribusi pada tujuan pembangunan yang lebih luas.
Hal ini disampaikan oleh Program Manager INKLUSI Yayasan BaKTI, Lusia Palulungan kepada Pelakita.ID, 24/9/2024.
Lusia menyebut program ini secara sederhana dimaknai sebagai inisiatif agar tidak ada satupun yang tertinggal dalam pembangunan.
Lusia menjelaskan dimensi dan cakupan Program INKLUSI, “Ini adalah kelanjutan kerja sama dengan pemerintah, organisasi masyarakat sipil (OMS) dan gerakan sosial di Indonesia, termasuk gerakan perempuan untuk memajukan kesetaraan gender, pemenuhan hak penyandang disabilitas, dan inklusi sosial atau gender equality, disability, and social inclusion, GEDSI,” terangnya.
Ditambahkan, dalam pelaksanaan program, Yayasan BaKTI sebagai mitra mengajak mitra lokal di masing-masing wilayah, untuk bersama membangun kemitraan dan kerjasama dengan empat stakeholder kunci.
“Mereka adalah DPRD atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, eksekutif atau OPD terkait, media massa melalui forum media, dan kelompok masyarakat marginal atau rentan dan disabilitas melalui Kelompok Konstituen pada tingkat desa dan kelurahan,” kata dia.
Oleh sebab itu, lanjut Lusia, diperlukan upaya-upaya untuk memastikan agar kapasitas para pihak ini bisa sesuai dengan kriteria adopsi pembangunan yang inklusi itu, seperti yang dilaksanakan di kabuoaten Maros itu.
“Kami menganggap penguatan kapasitas jurnalis dan forum media di sejumlah kabupaten kota pelaksana program ini perlu dilakukan. Ini untuk memastikan adanya kapasitas di mana para jurnalis dan forum media dapat menjalankan fungsi mereka sesuai dengan kaidah standar jurnalitik yang responsif pada isu-isu GEDSI itu,” ujarnya.
“Salah satu yang baru saja kita gelar adalah penguatan jurnalis dan forum media di Kabupaten Maros,” imbuhnya.
Dia mengapresiasi dukungan Pemerintah Kabupaten Maros melalui Bupati Andi Syafril Chaidiri Syam yang aktif, berkomitmen dan nyata dalam mendukung program INKLUSI. Baik dari sisi kebijakan, peraturan, maupun pengalokasian anggaran.
“Kita juga berharap, ada peningkatan pemahaman siginfikan pada jurnalis anggota Forum Media di Maros mengenai isu Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial (GEDSI), ini bisa dilihat dari sejumlah pemberitaan yang telah mengadospi prinsip dimaksud,” tambahnya.
“Yang kedua kita ingin para juirnalis dapat menganalisasi kondisi, kapasitas eksiting dan konten pemberitaan mereka setelah pelatihan pertama yang digelar tahun lalu. Terutama pada kualitas pemberitaan mengenai Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial dan apa saja yang telah dilaksanakan atas nama forum media,” jelasnya.
Pihaknya juga mengapresiasi jika para peserta telah merumuskan kondisi, isu dan agenda apa saja yang bisa disiapkan agar fungsi jurnalis dan forum bisa lebih efektif menyuarakan isu GEDSI di Maros.
Kegiatan di Maros
Pelatihan yang dimaksud Lusia digelar di Cafe Al Fayyad, Kabupaten Maros pada Hari Senin, tanggal 23 September 2024.
Jumlah peserta kegiatan Ini dari jurnalis atau anggota Forum Media Maros sebanyak 17 orang serta anggota BaKTI sebanyak 5 Orang
Pembukaan kegiatan oleh Ismawati atas nama Yayasan BaKTI yang menjelaskan proses kegiatan, latar belakang kegiatan serta hal-hal yang menjadi latar belakang mengapa kegiatan ini digelar.
Dikatakan, INKLUSI hendak mengetahui produksi konten atau pemberitaan yang telah dihasilkan oleh jurnalis Maros dan bagaimana Forum berjalan sejauh ini.
Ismawati juga mengajak para peserta untuk merefleksikan pengalaman, menganalisi kondisi dan tantangan yang dihadapai sebagai bahan untuk menyusun agenda bersama.
Kamaruddin Azis, sebagai fasililtator menjelaskan peluang kerjasama fasiluitasi dengan INKLUSI sebagai kesempatan baik untuk berbagi pengalaman, penguatan kapasitas dan memastikan bahwa media peduli isu-isu sensitif dan rentan itu.
Dikatakan, pengalaman menjadi fasilutator pelatihan di Maros tahun lalu berlanjut pada menjadi fasilitator untuk sosialisasi dan pendalaman pada implementasi INKLUSI di Maros seperti mengikuti bagaimana 12 Desa INKLUSI di Maros disiapkan, didatangi oleh anggota DPRD Maros. Termasuk bagaimana Kepala Bappeda Maros. Termasuk berkaitan fasilitasi peraturan dan dukungan bagi 12 desa pilot.
”Ini mestinya menjadi pintu masuk bagi media di Maros untuk mengambil sudut berita baru, berbeda dan sesuai standar penulisan yang telah dibicarakan sebelumnya,” kata Sekretaris Eksekutif COMMIT Foundation itu.
Pengalaman Peserta
Pada kesempatan itu pula, para peserta diminta untuk berbagi pengalaman.
Pada sesi ini peserta membagikan pegalaman mereka setelah pelatihan tahun lalu di Café Al Fayyad. Mereka adalah jurnalis TVRI, Fajar, MetroTV, Badik News, Tribun Timur, Mata Maros.
Berdasarkan informasi yang dibagikan dapat dipahami bahwa mereka terus menyuarakan informasi, atau isu terkait GEDSI, selain karena mendapat rilis dari INKLUSI juga karena ikut dalam sejumlah kegiatan yang telah digelar sejauh ini seperti peluncuran program 12 Desa Inklusi di Tompobulu, sosialisasi program yang dihadiri Bupati Maros.
Yang kedua, mereka menyadari bahwa fungsi Forum sebagai wahana sharing informasi dan komunikasi pemberitaan meski menurutnya, layaknya sebuah forum, sumber daya organisasi belum tersedia atau memadai.
Sehingga, selama ini hanya menerima rilis dan belum ada pertemuan reguler atau membincang konten, tema, dan memproduksinya dengan staregi yang lebih massif.
Ketiga, standar penulisan telah dijalankan, meski menurut mereka perlu ada produksi konten yang disusun secara bersama-sama. Mestinya, fungsi itu dijalankan oleh forum.
Keempat, terdapat pula informasi tentang sudah ada contoh berita yang diproduksi dari Maros dengan standar penulisan yang baik dan bahkan telah dibaca dan direspon oleh Presiden Jokowi.
Ini disebut sebagai pengalaman baik sehingga mestinya bisa menjadi gambaran bahwa jurnalis telah punya inspirasi terkait isu pemberitaan.
Pada kesempatan ini, fasilitator menggambarkan substansi dan latar belakang INKLUSI, dimensi luaran mulai dari Kebijakan Pemda, peran Kelompok Konstituen, Media, Perguruan Tinggi hingga DPRD.
Disampaikan pula sejumlah kegiatan yang telah diikuti di Maros terkait program INKLUSI, luaran pendampingan di desa dan komitmen Pemerintah Kabupaten untuk perencanaan inklusif.
Para peserta juga diminta untuk mengirimkan link berita yang sudah ditulis dan menjelaskan tujuan berita, substansi dan hal-hal apa yang perlu didiskusikan terkait muatan tulisan.
Redaksi