PELAKITA.ID – Pembelanjaan tak terencana sering kali berdampak buruk bagi masyarakat kita. Itu terjadi salah satunya karena banyaknya kemudahan diberikan platform pemasar belakangan ini.
Misalnya, Live Shopping TikTok Shop memberikan pengalaman berbelanja yang sangat interaktif bagi konsumen, mulai dari demonstrasi produk secara langsung, informasi produk yang lebih detail, promosi, hingga terlibat dalam interaksi.
Sayangnya, hal tersebut justru memicu dorongan impulsive buying yang menimbulkan kerugian bagi konsumen baik secara psikologis maupun finansial. Oleh sebab itu, dibutuhkan solusi dalam mengatasinya.
Tim PKM RSH Universitas Hasanuddin yang diketuai oleh Khusnul Khatimah Febrianty, bersama rekan timnya Viola Finanda dari Jurusan Manajemen FEB Unhas angkatan 2022.
Lalu ada Adelia Rizqina Sadalia Jurusan Statistika Unhas 2022, serta Putri Nur Fadilah Psikiologi Unhas 2022.
Mereka dibimbing oleh dosen FEB Unhas, Insany Fitry Nurqamar SE., M.M selama melakukan penelitian terkait impulsive buying.
“Riset ini bertujuan untuk mengidentifikasi Stimulus-Organism-Response (SOR) dalam live streaming Tiktok Shop serta merumuskan strategi perilaku impulsive buying dengan pendekatan Goal Framing Theory,” jelas Khusnul Khatimah Febrianty kepada Pelakita.ID, 15/6/2024.
Menurutnya, tim terlebih dahulu mengidentifikasi stimulus yang mendorong perilaku impulsive buying.
“Dari hasil riset, ditemukan bahwa stimulus seperti potongan harga, tampilan produk, Tingkat kepercayaan serta host dapat mendorong perilaku impulsive buying ditinjau dari aspek afektif,” kata Khusnul.
Namun, lanjut Khusnul, justru sebaliknya, keempat stimulus tersebut malah tidak mendorong perilaku impulsive buying dalam segi kognisi.
“Temuan riset ini menunjukkan bahwa perilaku impulsive buying akan semakin kuat jika didorong oleh aspek afektif meliputi perasaan serta emosi dan melemah ketika terdapat berbagai pertimbangan sebelum melakukan pembelian,” lanjutnya.
Sementara Putri Nur Fadilah, anggota tim lainnya menyatakan, melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) tim menemukan bahwa pengendalian diri dan emosi berperan besar dalam menekan perilaku impulsive buying.
“Pengendalian diri dan emosi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan goal framing theory. Goal framing theory merupakan teori yang mengkaji mengenai motivasi individu dalam melakukan suatu tindakan. Terdapat 3 solusi yang ditawarkan oleh Tim Live shopping dalam mengendalikan impulsive buying,” terangnya.
“Pertama, Self-regulation, dilakukan sebagai upaya membendung perilaku impulsive buying yang didasarkan pada tujuan hedonic atau memperoleh kepuasan sesaat,” ungkapnya.
Kata Khusnul, self-regulation dapat dilakukan dengan mengenali, memahami serta mengendalikan emosi sebelum melakukan pembelian.
“Kedua, Self-management, dilakukan sebagai upaya membendung perilaku impulsive buying yang didasarkan pada tujuan memperoleh keuntungan,” lanjutnya.
Dijelaskan, self-management dapat dilakukan dengan menetapkan perilaku dan tujuan yang ingin dicapai, serta konsisten dalam memantau perilaku yang dilakukan.
“Yang ketiga, tim live shopping menawarkan pembuatan platform mindful spending. Hal ini didasarkan pada hasil riset yang menunjukkan bahwa individu yang melakukan pembelian impulsive pada live streaming tiktok shop cenderung memiliki screentime yang lebih panjang,” tambahnya.
Dia menilai, platform tersebut perlu menggunakan pendekatan nudge dan token ekonomi untuk mengurangi perilaku impulsive buying.
“Tujuan pembentukan platoform tersebut adalah untuk membantu individu melakukan management keuangan dengan memasukkan data pengeluaran dan pemasukan,” jelasnya.
Selanjutnya, urai Khusnul, platform akan menampilkan total pengeluaran per periode dan memberikan apresiasi yang ditampilkan melalui notifikasi bahwa pengguna telah berhasil menghemat pengeluaran.
“Hal ini bertujuan untuk meningkatkan self-esteem individu sebab peningkatan self-esteem yang baik dapat menurunkan perilaku impulsive buying,” kata dia.
Dosen pembimbing mereka Insany Fitry Nurqamar berharap hasil riset ini diharapkan dapat menjadi metode yang efektif dalam menekan perilaku impulsive buying.
“Sehingga dapat berkontribusi secara nyata dalam aspek psikologis dan keseimbangan finansial individu,” kunci Insany.
Editor: Denun