PELAKITA.ID – Dalam dua hari berturut-turut terdapat dua momen yang tak biasa dari IKAFE Unhas, setidaknya bagi penulis.
Apalagi kalau bukan peristiwa tak biasa, yaitu ketika sejumlah aktivis mahasiswa fenomenal plus pejabat Unhas di masanya menggelar reuni.
Momen pertama, reuni alumni Fakultas Ekonomi angkatan 85 sekaligus pelantikan pengurus IKA IKAFE 1985 di atas kapal pinisi.
Bicara angkatan 85 tidak bisa dilepaskan dari salah satu alumninya yaitu Ni’matullah Rahim Bone yang saat ini merupakan ketua DPD Partai Demokrat Sulsel.
Sore itu, di laut beranda Kota Anging Mammiri, mereka terlihat menawan dengan kostum yang khas. Yang pria mengenakan kostum Popeye sementara yang perempuan nampak seperti sosok Olive Oyl.
Pada momen tersebut, dilaksakanakan pelantikan atas nama Ketua Umum IKAFE Pusat yaitu ketua umum, Hendra Noor Saleh.
Kepengurusan IKAFE Angkatan 1985 berlaku dari tahun 2024 hingga 2028 dan sebagai ketua adalah Faizal Amrah.
“Dengan Rahmat Tuhan yang Maha Esa, dan dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, hari ini Kamais, tanggal 9 Mei 2024, tepat pukul 17.00 Wita, saya melantik melantik pengurus IKAFE angkatan 1985 untuk periode kepengurusan 2024 hingga 2028.”
SK pelantikan dibacakan oleh Ketua I PP IKAFE Unhas Abdul Rachmat Noer mewakili ketua umum IKAFE Hendra Noor Saleh dan Muh Suaib Mappasila sebagai Sekretaris Umum.
Momen kedua adalah malam silaturahmi dan bincang santai sejumlah senior, sahabat-sahabat seperjalanan, seperguruan dan sejejaring yang berlangsung di Rumah Makan Tumbak Kayu Bangkoa, Makassar.
Hemat penulis, ini momen Istimewa dan bermakna ‘bukan sekadar reuni biasa’.
Kenapa tidak, tempat silaturahminya mungkin sudah biasa, yang tidak biasa adalah sejumlah tokoh Unhas, baik sejak mahasiswa maupun saat ini karena jabatan dan track record-nya.
Tidakkah sulit menghimpun mereka sebagaimana kesan terbentuk selama ini?
Dari foto yang beredar nampak Asmawi Syam yang merupakan Komisaris BNI serta pernah jadi Direktur Utama BRI. Asmawi disebut sebagai salah satu alumni FEB Unhas terbaik dengan prestasi gemilang di kancah nasional dan internasional.
Bersama Asmawi, mampak pul Prof Idrus Paturusi, rektor Unhas dua periode di masanya yang terkenal karena jejaring dan pengabdiannya pada kerja-kerja sosial dan pembangunan kesehatan di daerah.
Lalu ada Dr Taslim Arifin, siapa yang tak kenal aktivis kampus Unhas di masanya, dosen yang disebut punya pengetahuan Ilmu Ekonomi nan luas, seluas samudera dan dikenal punya integritas teruji sedari mahasiswa.
Nampak pula Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas Prof Abdul Rahman Kadir, kemudian Guru Besar Kedokteran Unhas yang pernah mendapat penghargaan dari Kaisar Jepang karena dedikasi dan pemajuan kerjasama Indonesia dan Jepang di bidang kesehatan dan kerjasama sosial, Prof Husni Tanra.
Terlihat pula Dr Tadjuddin Parenta, dosen Jurusan Studi Pembangunan FEB Unhas yang dikenal karena selera humor dan kedalaman ilmu pengetahua Ekonominya.
Pak Tadju oleh sejumlah mahasiswa Magister Manajemen Unhas di Baraya digandrungi karena jenaka dan akrab dengan mahasiswanya, setidaknya bagi penulis.
Lalu ada Iskandar Zulkarnain, Ninik Lantara, hingga ketua Senat Mahasiswa Unhas di masanya, Andi Yaqkin Padjalangi yang apoteker.
Bagi penulis, foto itu nampak Istimewa karena hadir pua Wakil Ketua DPRD Sulsel yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Ni’matullah Rahim Bone.
Pria yang digadang sebagai Calon Gubernur alternatif di tengah kurangnya figur kompeten dan berpengalaman ini menjadi pembeda.
Tak hanya itu, hadir pula Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas Prof Aminuddin Syam.
Dia adalah salah satu aktivis Unhas di tahun 90-an yang banyak mewarnai pergerakan mahasiswa dan dikenal sebagai sosok tangguh sebagai pendorong penguatan daya tawar mahasiswa Unhas di masanya, baik terhadap Rektorat maupun terhadap dominasi rezim Soeharto kala itu.
Tak ketinggalan, Direktur Kemahasiswaan dan Alumni Unhas Dr Andi Akhmar yang memagang kendali dalam penguatan kapasitas keorganisasian mahasiswa dan jadi jembatan komunikasi antara dunia kampus, vokasi dan dunia kerja.
Selain itu, nampak pula Ketua IKA FIKP Unhas Syamsul Bahri Sirajuddin atau biasa disapa Daeng Ancu yang selama ini aktif mendorong transformasi kapasitas masyarakat sipil, duina kampus agar bisa match dengan dunia eksternal seperti birokrasi, dunia kerja dan dunia sosial politik.
Pertanyaannya kemudian, sungguhkah ada korelasi antara pelantikan IKA FEB Angkatan 85 dan bersatunya sejumlah aktivis Unhas di Rumah Makan Tumbak Kayu Bangkoa itu?
Adakah korelasi antara kehadiran seorang Asmawi Syam dan Idrus Paturusi yang dikenal dekat dengan Jusuf Kalla itu?
Pada konstalasi dan gambaran politik Sulsel dan kabupaten-kota yang dalam waktu dekat akan masuk ke palagan Pemilukada itu?
Semoga ada, setidaknya menjadi entry point untuk membicarakan kriteria dan sosok seperti apa yang cocok memimpin Sulsel dan sejumlah kabupaten-kota ke depan. Hambar rasanya jika tidak ada pembahasan ke arah sana.
Penulis: Denun