PELAKITA.ID – Monitoring biota laut dan darat meliputi flora dan fauna di Pulau Pakal dan Pulau Gee, Desa Buli, Halmahera Timur, Maluku Utara telah dilaksanakan di sekitar areal penambangan Nikel PT Antam TbK NMNM, PT. Nusa Karya Arindo, dan PT. Sumberdaya Arindo.
Kegiatan berlangsung mulai dari hari Senin sampai Kamis; atau antara tanggal 11 hingga 14 Desember 2023
Secara spesifik, lokasi kegiatan monitoting ini adalah di Pulau Gee dan Pulau Pakal, Tanjung Buli, dan Moronopo, Kabupaten Halmahera Timur.
Sejumlah pakar dan akademisi Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas dan Al Khaerun Ternate menjadi anggota tim.
Mereka adalah Prof Chair Rani yang merangkap sebagai Ketua tim. Lau terdapat sejumlah tenaga ahli seperti ahli seperti ahli nekton, benthos, terumbu karang, lamun, makroalga, pemetaan, flora dan fauna darat yang merupakan dosen dari Program Studi Ilmu Kelautan, Departemen Ilmu Kelautan, Fakutas Ilmu Kelautan dan Perikanan.
Juga terdapat dosen dari Program Studi Biologi, Fakulta MIPA, Unhas, tenaga lapangan, serta asisten tenaga ahli dari Universitas Al Khairun dan PT Antam TbK NMN, Maluku Utara.
Menurut ketua tim Chair Rani, tujuan kegiatan ini adalah untuk melakukan pemantauan kondisi flora dan fauna baik darat dan laut di Lokasi Penambangan Nikel PT Antam TbK NMNM, Maluku Utara.
“Pada tanggal 10 hingga 14 Desember 2023 telah dilaksanakan kegiatan monitoring terhadap flora dan fauna darat dan laut di Lokasi Penambangan Nikel PT Antam TbK NMNM, Maluku Utara,” kata Prof. Dr. Chair Rani.
“Jadi kegiatan ini bertujuan mengetahui kondisi, perubahan, atau gambaran realitas kondisi biota laut dan darat , menilai perubahan biologi dan ekologi selama kegiatan penambangan berlangsung,” ucapnya.
Chair Rani menyatakan, kegiatan monitoring ini yang kesembilanbelas kalinya sejak tahun 2012.
“Ini kegiatan rutin dilaksanakan atau dua kali dalam setahun pada bulan Juni dan Desember, kecuali pada saat wabah Covid-19 kegiatan ini terhenti dalam selang waktu 2020 hingga 2021,” ungkapnya.
Disebutkan, sejak awal, kegiatan ini sepenuhnya didanai oleh PT Antam NMNM, Maluku Utara.
“Namun, mulai tahun 2023, pendanaan juga disediakan oleh PT. Nusa Karya Arindo (PT. NKA) untuk lokasi penambangan Moronopo dan oleh PT Sumberdaya Arindo ntuk lokasi penambangan di Tanjung Buli,” kata Chair Rani.
“Perusahaan yang terlibat itu adalah perusahaan baru yang merupakan anak perusahaan PT. Antam)yang juga menginginkan adanya kegiatan monitoring di wilayah operasional perusahaan mereka,” terangn guru besar Ekologi Karang Unhas itu.
Rangkaian kegiatan monitoring mencakup Survei Lapangan Biota Laut dan Darat yang dilaksanakan oleh para ahli dosen-dosen departemen Ilmu Kelautan dan dosen Biologi, MIPA Unhas yang telah ditunjuk dan memiliki sertifikasi pemantauan lingkungan untuk biota darat dan biota laut.
Mereka melakukan sampling dan analisis biota laut seperti lamun, makroalga, nekton, plankton, benthos dan terumbu karang dengan lokasi di Tanjung Buli, Pulau Pakal, Mornopo dan Pulau Gee.
Juga ada sampling dan Analisis Biota Darat di Tanjung Buli, Pulau Pakal, dan Mornopo.
“Kegiatan monitoring ini sangat bermanfaat untuk mengetahui kondisi ekosistem darat dan laut, titik-titik yang masih dalam kondisi baik dan stabil maupun yang mengalami penurunan perubahan,” kata Chair Rani.
“Sehingga perusahaan dapat mengambil langkah-langkah preventif maupun implementastif untuk mengurangi dampak yang timbul akibat penambangan.,” pungkas Prof Chair Rani yang akrab disapa Erik itu.
Sumber FIKP Unhas