PELAKITA.ID – Makassar International Eight Festival and Forum (F8) 2023 bukan hanya wadah bagi pelaku seni budaya dan industri kreatif, tapi juga media untuk mengingatkan pentingnya pelestarian lingkungan.
Hal itu tergambarkan dalam karnaval daur ulang yang diikuti murid-murid Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA), di Anjungan Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu, 23 Agustus 2023.
Sejumlah Sekolah Dasar (SD) ikut serta dalam event tahunan yang masuk dalam Top 10 Kharisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) ini, di antaranya SD Negeri Borong, SD Negeri Parinring, SD Inpres Banta-Bantaeng 1, dan SD Negeri Kompleks Sambung Jawa.
“Saya memberikan apresiasi yang tinggi atas penyelenggaraan kegiatan F8 ini,” kata Kepala UPT SPF SD Negeri Sambung Jawa, Fahmawati, S.Pd.
Fahmawati menambahkan, kegiatan ini sangat sustainable, karena inovasi yang dilakukan berkelanjutan dan selalu ada perkembangan setiap tahunnya.
Kegiatan ini, menurutnya, sangat keren, terkhusus memberi ruang kepada anak muda, dan peserta didik untuk menyalurkan bakat dan minatnya.
“Program 18 revolusi pendidikan dari Walikota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, diberi ruang untuk ditampilkan,” jelas Fahmawati yang sekolahnya selama dua tahun berturut-turut memenangkan Innovation Major Award (IMA), yang diadakan Pemkot Makassar.
Sesuai namanya, F8 terdiri atas sejumlah kegiatan. Yakni fashion, food anda fruit, fiction writers and fonts, fine art, folks, fusion music, flora and fauna, dan film. Tahun ini, F8 sudah merupakan penyelenggaraan yang ke-6. F8 tahun ini diadakan mulai tanggal 23-27 Agustus 2023 dengan tema “Next Gen”.
Kirana Sahira Yuswan merupakan salah seorang murid yang ikut memeriahkan karnaval ramah lingkungan di gelaran F8 tersebut. Murid kelas 4A Pongtiku, SD Negeri Kompleks Sambung Jawa itu, berjalan anggun dengan busana daur ulang dari bekas pembungkus mie instan di atas karpet merah bertuliskan The Best Waterfront Festival in the World.
Busana daur ulang yang dipakai oleh gadis kecil yang hobi menari dan punya banyak prestasi di bidang modeling itu, merupakan buatan Bunda Dina.
Bahan daur ulang yang digunakan Kirana sesuai tema merah putih dalam rangka perayaan HUT Kemerdekaan Ri ke-78. Peserta karnaval ramah lingkungan berjalan di sepanjang pelataran Pantai Losari, dimulai dari ujung pintu pelataran Toraja-Mandar sampai ke Masjid Terapung.
“Persiapan kostum yang dikenakan Kirana memakan waktu kurang lebih 1 minggu,” ungkap Hus Irmawati Husba, ibunda Kirana.
Hus Irmawati Husba, yang merupakan guru SMA Negeri 3 Makassar itu, mengatakan bahwa anaknya mengenakan kostum daur ulang sebagai bentuk nyata ingin mengajak masyarakat untuk mengolah sampah menjadi sesuatu yang bernilai seni dan punya nilai jual.
Dengan begitu, akan membantu program pemerintah dalam mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke tempat pembuangan akhir (TPA).
“Jika kita sadar dan kreatif melakukan daur ulang sampah maka akan mengurangi pencemaran tanah, air, dan udara,” lanjut Hus Irmawati Husba.
Selama mengikuti kegiatan, Kirana didampingi wali kelasnya, Ibu Nur Aeni, S.Pd dan Kepala UPT SPF SD Negeri Kompleks Sambung Jawa, Fahmawati. Hadir pula Bu Ati selaku guru PAI dan Pak Alam sebagai guru PJOK.
Saat ditanya, apa tanggapan ibu terhadap kegiatan F8? Hus Irmawati Husba, yang akrab disapa Bu Wanti itu mengatakan, F8 merupakan panggung ekspresi terkomplit yang ada di Indonesia.
Beragam pegiat seni budaya dan industri kreatif, dari sejumlah daerah di Indonesia dan mancanegara meramaikan pesta rakyat ini.
“Anak-anak tentu bangga menjadi bagian dari cerita sukses perhelatan akbar F8 ini,” pungkas Bu Wanti. (*)