PELAKITA.ID – Pada dekade 1990-an sampai dengan 2000-an, Kabupaten Majene merupakan salah satu ikon sentra kambing di Sulawesi Selatan bahkan Indonesia.
Majene mampu memenuhi kebetuhan kambing untuk pulau Kalimantan karena kemudahan akses pengiriman ternak kambing. Namun, seiring perjalanan waktu, perkembangan ternak kambing di Kabupaten Majene belum menunjukkan hasil yang signifikan.
Jumlah populasi kambing saat ini berkisar pada angka 76.000-an ekor dengan sistem pemeliharaan yang masih bersifat usaha sampingan.
Skala usaha kepemilikan peternak berkisar 3 sampai dengan 5 ekor induk dan tidak berkembang dengan baik karena banyaknya kendala yang dihadapi oleh peternak.
Dalam rangka mengembalikan marwah kabupaten Majene sebagai sentra kambing, pemerintah Kabupaten Majene mulai menyusun langkah-langkah strategis utamanya dengan menggandeng beberapa stakeholder terkait.
Pemkab Majene telah menjalin komunikasi dengan kementerian Pertanian dan telah mendapatkan arahan untuk menyusun blue print pengembangan ternak kambing di Majene.
Untuk memenuhi harapan tersebut, Bupati Majene H. Andi Ahmad Sukri Tammalele, SE., MM, didampingi beberapa tim percepatan pembangunan Majene (tim 9) melakukan pertemuan awal dengan Dekan Fakultas Peternakan Unhas Dr. Syahdar Baba, S. Pt., M. Si. dalam rangka menyikapi rencana pemkab Majene.
Dalam pertemuan tersebut, Bupati Majene menyampaikan keinginan tersebut dan rencana pengembangan ternak kambing yang disandingkan dengan pengembangan Food Estate dari Kementerian Pertanian.
“Dengan sumber daya yang dimiliki oleh Fakultas Peternakan, Unhas kami bersedia dan siap untuk membantu pengembangan ternak kambing di Majene,” kata Bupati Andi Ahmad Sukri.
Menurut Dekan Peternakan Unhas, dalam perkembangannya, bisa mengadopsi konsep Close Loop yang dikembangkan oleh DPP HPDKI yang terintegrasi dari hulu ke hilir dan didukung oleh sistem pembiayaan, pengolahan dan off taker dari setiap produk yang dihasilkan oleh peternak.
Syahdar mendorong agar Majene juga tidak hanya mengembangkan budidaya ternak kambing tetapi juga mendorong pengembangan pembibitan.
“Sehingga Majene tidak hanya memproduksi kambing siap potong tetapi juga bibit kambing untuk memenuhi kebutuhan peternak akan bibit kambing berkualitas di Indonesia Timur,” ujarnya.
Selain kambing potong, potensi lain yg dapat dilirik adalah pengembangan kambing perah karena cikal bakalnya telah dikembangkan di Fakultas Peternaka Unhas berupa kambing Saanen.
Pada kesempatan itu pula disepakati untuk ditindaklanjuti dalam bentuk penyusunan blue print pengembabgan ternak kambing secara utuh di Majene dan sebagai inisiasi, akan dimulai di lahan milik kelompok peternak seluas 5 Ha yg telah tersedia.
Pada akhir pertemuan, Bupati Majene mengharpkan agar pertemuan ini dapat ditindaklanjuti dengan pertemuan-pertemuan yang lebih intensif bersama dengan tim ahli ternak kambing dari Universitas Hasanuddin.
“Agar cita-cita mengembalikan ternak kambing sebagai Ikon Majene bisa terwujud demi mendukung percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat Majene,” kunci Syahdar.
Editor: K. Azis