PELAKITA.ID – Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, melakukan lawatan ke Kota Makassar, Selasa (7/6). Sesaat setelah mendarat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar di Maros, pada sekitar pukul 11.00 Wita, Perdana Menteri Albanese langsung menuju Universitas Hasanuddin pada pukul 11.25 Wita.
Turut hadir dalam rombongan Perdana Menteri Albanese adalah Menteri Luar Negeri Australia (Mrs. Penny Hong), Menteri Perdagangan dan Pariwisata Australia (Don Farrel), Menteri Industri dan Ilmu Pengetahuan Australia (Ed Husic), Federal Member of Solomon (Luke Gosling), dan Duta Besar Australia untuk Indonesia (Penny Williams).
Kehadiran Perdana Menteri Albanese bersama rombongan disambut langsung oleh Rektor Unhas, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc, beserta jajaran pimpinan Unhas.
Perdana Menteri Albanese kemudian menyapa sivitas akademika Unhas dan para tamu undangan yang umumnya merupakan alumni Australia di Makassar.
Dalam kesempatan ramah tamah di Ruang Senat Lantai 2 Gedung Rektorat, Rektor Unhas menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan atas kehadiran Perdana Menteri Albanese beserta rombongan.
Prof. JJ menegaskan bahwa hubungan Indonesia, khususnya Makassar, dan Australia memiliki sejarah panjang, yang dapat dilacak hingga lebih 200 tahun lalu.
“Dan hari ini, kita akan meneruskan dan merayakan ikatan pendidikan dan hubungan people to people antara Provinsi Sulawesi Selatan dan Australia,” kata Prof. JJ.
Universitas Hasanuddin sendiri, kata Prof. JJ, memiliki kedekatan khusus, dimana terdapat lebih 150 dosen dan staf Unhas merupakan alumni Australia. Unhas juga telah membangun kolaborasi penelitian dan kerja sama pendidikan yang dalam dengan berbagai universitas di Australia.
“Sebagai salah satu contoh, kolaborasi antara Unhas dan Griffith University dalam penelitian arkeologi telah menemukan lukisan dinding gua tertua di dunia, yang diyakini berasal dari masa 45.500 tahun,” kata Prof. JJ.
Posisi Unhas yang berada di Kawasan Timur Indonesia mendorong perlunya memperkuat hubungan dengan negara-negara di Pasifik, khususnya Pasifik Selatan. “Kami percaya, tetangga adalah keluarga terdekat,” kata Prof. JJ.
Sementara itu, PM Anthony Albanese dalam sambutan balasannya menyampaikan ungkapan rasa senang dan bahagia bisa berkunjung ke Makassar termasuk ke Unhas. Kunjungannya ke Makassar merupakan hal yang tepat mengingat adanya jejak sejarah perdagangan antara warga Makassar dengan penduduk asli Australia.
Lebih lanjut, Albanese menyebutkan Makassar memiliki masa depan yang cerah sejalan dengan perkembangan Indonesia di masa depan dengan menjadi satu dari lima ekonomi terbesar di dunia.
“Kunjungan saya ke Makassar merupakan penegasan bahwa Pemerintah Australia sangat memahami betapa Indonesia adalah suatu wilayah yang sangat luas. Ini tentunya menjadi peluang besar untuk membangun kemitraan dalam berbagai bidang,” kata PM. Albanese.
Pada kunjungan ini, Perdana Menteri Albanese dan rombongan juga berdialog dengan mahasiswa-mahasiswa Unhas. Dalam suasana santai dan kasual, delegasi Australia memanfaatkan kehadiran di Unhas untuk berdiskusi dan foto-foto selfie dengan para mahasiswa dan sivitas akademika Unhas.
Kunjungan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese ke Makassar merupakan momentum bersejarah, sebab inilah untuk pertama kalinya seorang kepala pemerintahan Australia mengunjungi kota ini. Bagi Universitas Hasanuddin, hal ini merupakan capaian tersendiri, sebab kampus terbesar di Indonesia Timur ini merupakan titik pertama yang dikunjungi oleh PM Albanese sesaat ia dan rombongan tiba di Makassar.
Acara kunjungan dan ramah tamah berlangsung hingga pukul 12.45 Wita, yang diakhiri dengan jumpa pers bersama jajaran media massa dalam dan luar negeri.(*/ir)