PELAKITA.ID – Darmawan Dennasa, pendiri Rumah Hijau Denassa (RHD) berhasil meraih penghargaan tertinggi bidang lingkungan hidup dan kehutanan, yaitu Anugrah Kalpataru 2021 pada Kategori Perintis Lingkungan Hidup.
Dennasa merupakan alumni Sastra Indonesia Universitas Hasanuddin tahun 1996 yang saat ini telah fokus membangun Kampung Literasi dengan konsep keindahan alam.
Rumah Hijau Denassa (RHD) telah berdiri sejak tahun 2007 sebagai area konservasi dan edukasi seluas 1,1 hektare yang berlokasi di Jl. Borongtala No.58 A, Tamallayang, Bontonompo, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Dalam wawancara, Rabu (27/10) Darmawan Dennasa menceritakan penghargaan yang telah diterima tersebut merupakan kesempatan berharga yang diberikan untuk terpilih menjadi satu perwakilan Sulawesi Selatan dari sepuluh orang di Indonesia dari berbagai wilayah.
Setelah menyelesaikan studi pada tahun 2002, Denassa telah lebih dulu mengabdikan diri sebagai dosen Fakultas Ilmu Budaya hingga tahun 2007, namun memutuskan pulang kampung untuk mendirikan Rumah Hijau dengan tujuan menyelamatkan keanekaragaman hayati, khususnya tumbuhan lokal, endemik dan langka.
Kehadiran Rumah Hijau Denassa telah berhasil menyelematkan 563 jenis tanaman. Keberadannya pun memiliki keunikan dan kekhasan untuk mempertahankan setiap budaya dan cerita dibalik tanaman dari sisi sosilogi, ekologi dan budaya.
“Kita melihat tentang bagaimana cara pandang masyarakat khususnya Bugis-Makassar-Mandar-Toraja pada satu jenis tumbuhan,” kata Denassa.
“Sehingga orang-orang menjadi lebih tahu tentang pemanfaatan beberapa spesies di jaman dahulu sampai sekarang, yang dilakukan oleh orang tua terdahulu baik dimanfaatkan sebagai obat atau penawar hingga diolah menjadi makanan khas daerah dalam instrumen tradisi ritual budaya maupun kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
Dalam proses tersebut, Denassa memiliki tujuan untuk saling mengingatkan bahwa Indonesia telah berada pada posisi kedua dunia sebagai negara dengan keanekaragaman hayati terbesar setelah Brazil.
Posisi tersebut menjadi tantangan bersama untuk saling menjaga dan melestarikan alam sebagai bentuk kesadaran terhadap perlindungan penghijauan agar terhindar dari kerusakan lingkungan maupun kepunahan spesies tumbuhan dan hewan.
Menurut Denassa, hal tersebut belum sepenuhnya disadari oleh masyarakat khususnya di Sulawesi Selatan untuk menjaga keanekaragaman hayati di Indonesia.
Tidak sedikit di antara mereka yang belum melakukan aksi nyata terhadap pengelolaan pelestarian flora dan fauna yang menjadi ciri khas dan cerminan pada masing-masing daerah.
“Melalui Rumah Hijau Denassa diharapkan menjadi salah satu bentuk kontribusi besar terhadap penyediaan lahan untuk ekosistem flora dan fauna. Mengajak kaum pelajar untuk datang mencintai alam dan lebih peduli terhadap populasi spesies hewan endemik,” kata Denassa.
Lebih lanjut, Denassa menyampaikan harapannya kepada mahasiswa sebagai penerus bangsa untuk mengabdikan diri kepada masyarakat dengan kembali pulang kampung, membangun desa, dengan penerapan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.
Mahasiswa kelak menjadi alumni yang dapat melihat peluang peruntungan kehidupan dengan mengabdikan diri menciptakan karya inovatif, kreatif dan produktif pada pemanfaataan potensi Sumber Daya Alam (SDA) guna meningkatkan kesejahteraan hidup bermasyarakat.
“Kita sebagai masyarakat Indonesia yang memiliki keragaman budaya diharapkan untuk tetap saling menjaga dan menghormati setiap tradisi yang dimiliki khususnya perhatian terhadap pelestarian lingkungan hidup disekitar kita, Indoneisa juga dekat dengan budaya maritim yang tentu tidak terlepas pula pada keanekaragaman hayati bawah laut,” jelas Denassa.
Sebagai penutup, Denassa berpesan agar generasi kedepan dapat menciptakan karya abadi agar terus dikenang dan dapat mengangkat nama baik universitas, daerah bahkan bagi bangsa Indonesia.
Pada Penghargaan Kalpataru 2021, Rumah Hijau Dennassa bersaing bersama kurang lebih 170 pengusung se-Indonesia dengan 4 (empat) kategori, yaitu: Perintis Lingkungan, Pengabdi Lingkungan, Penyelamat Lingungan dan Pembina Lingkungan.(*/dhs)