PELAKITA.ID – Ikhtiar mulia Keluarga Besar IKA Smansa 89 Makassar atau yang biasa disebut SOSBOFI bersambut banyak pihak.
Ikhtiar itu adalah pembangunan Masjid Ar-Rasyid Smansa 89 sesuai wakaf tanah oleh keluarga Abdul Rasyid di Kelurahan Bakung, Biringkanaya, Makassar.
Disebut banyak pihak karena mendapat perhatian khusus Ketua Umum Pengurus Pusat IKA Smansa Makassar, Andi Ina Kartika Sari yang juga ketua DPRD Sulawesi Selatan, alumni Smansa Makassar angkatan 89, Pemerintah setempat hingga warga Bakung.
Andi Ina, yang juga alumni Smansa Makassar angkatan 1993 ini datang langsung ke lokasi penyerahan wakaf dan ikut melakukan peletakan batu pertama pembangunan masjid bersama anggota SOSBOFI.
“Alhamdulillah selamat untuk warga Kelurahan Bakung, Insya Allah menjadi tempat yang memperkuat rasa persaudaraan,” sebut Andi Ina saat dikonfirmasi Pelakita.ID, 19/11/2020.
“Insya Allah kakak-kakak 89, Smansa Makassar akan menepati janjinya, ibu-ibu, masyarakat, bisa menggunakannya di bulan Ramadan,” tambahnya.
Sebelumnya, saat memberikan sambutan, Andi Ina memberikan apresiasi kepada keluarga Abdul Rasyid yang telah sedia mewakafkan tanahnya untuk pembangunan masjid hal yang disebutnya bisa jadi tak seberapa tapi rela diwakafkan untuk kebaikan.
“Inilah salah satu bukti, Insya Allah dengan niat tulus, dengan ikhlas, apapun itu Insya Allah pasti ada jalannya,” tegasnya terkait ikhtiar pembangunan masjid ini.
“Kita yakin dan percaya, sebagus-bagus tempat di muka bumi ini adalah masjid sebagai rumah ibadah. Janji Allah SWT, barangsiapa yang membangun masjid akan dibangunkan istana,” tambahnya.
“Saya yakin, karena saya juga pernah begitu, tidak ada uang tapi dengan jalan Allah, ada saja orang yang memberikan sumbangan. Yang tadinya rencana setahun, bisa selesai 6 bulan,” katanya menyemangati.
“Sebagai ketua IKA SMA Makassar, saya menyampaikan terima kasih kasih kepada kakak-kakak Smansa angkatan 1989, dan Insya Allah akan menjadi contoh bagi angkatan lain, untuk berbuat hal seperti ini,” lanjutnya.
Acara diisi pembacaan ayat suci Al-quran, laporan Ketua Panitia Pembangunan Masjid Ar-Rasyid Smansa 89, penyerahaan bukti wakaf dari keluarga Abd Rasyid dan peletakan batu bersama, baik oleh Andi Ina Kartika Sari sebagai Ketua IKA Smansa Makassar, lalu dilanjutkan oleh perwakilan Smansa 89 Makassar.
Tidak kurang 20 orang warga Kampung Cedde hadir pada acara ini. Di lokasi nampak hand sanitizer, peserta membawa masker, serta galon untuk cuci tangan, jadi tetap mengikuti protokol kesehatan.
Beberapa alumni Smansa 89 yang hadir di antaranya Staf Ahli Hukum Pangdam Hasanuddin, Kolonel (Kav) Abdul Haris, Ketua IKA Smansa 89, Andi Nasrun Tahir, Andi P.M Yusmanto yang juga Kepala Balai Karantina Pertanian Makassar, pengusaha kargo ‘Raja Pindah’ H. Arief Rahman Pabettingi, Isnawati Osman akademisi Unhas, Aminullah Mattarima, hingga Ida Abbas.
Nampak pula Lurah Bakung, Muhammad Ardian, aparat Babinkantimbas, Babinsa hingga ketua RT Muhammad Adri.
Dari IKA PP Smansa hadir pula Sekum Muhammad Yusri, ketua bidang Seni Budaya dan Kerohanian dan beberapa pengurus pusat lainnya.
Keluarga Abd Rasyid
Hajjah Nurhasiah, 66 tahun, istri almarhum Abdu Rasyid bercerita bahwa penyerahan tanah wakaf yang terletak di seberang SMP 16 Makassar ini merupakan pertimbangan matang dan hasil keputusan bersama anggota keluarganya.
“Tanah ini adalah pemberian orang tua kami. Tanah ini dibeli setelah mendapat biaya ganti rugi pada perluasan bandara beberapa tahun waktu lalu,” katanya.
Suaminya, Abd Rasyid adalah mantan Lurah Manggala, Makassar. Pada saat penyerahan wakaf seluas 403 m3 ini hadir pula putri Hajjah Nurhasiah.
Sementara itu, Lurah Bakung, Muhammad Ardian, menyambut baik inisiatif IKA Smansa 89 Makassar ini dan berharap semoga ini dapat menjadi wadah warga untuk memperkuat silaturahmi dan meningkatkan kadar keagamaan.
“Terima kasih kepada keluarga besar IKA Smansa 89 Makassar,” katanya.
Muhammad Adri, Ketua RT 003/RW 005 Kampung Cedde mengaku siap membantu selama proses pengerjaan masjid ini. “Kami berterima kasih kepada Smansa Makassar,” katanya.
Menurut Adri, awalnya, kawasan ini hanya ada 4 rumah pada tahun 1989.
“Lama-lama bertambah, rumah-rumah itu adalah rumah Daeng Kaseng, Daeng Tutu, Daeng Sarrang dan Daeng Naba,” pungkasnya.
Penulis: K. Azis