PELAKITA.ID – Suharman Hamzah, PhD HSE, direktur komunikasi merangkap sekretaris rektor Universitas Hasanuddin dan juga anggota tim Satgas Covid-19 UNHAS memaparkan situasi Unhas terkini setelah sebelumnya secara ‘mengejutkan’ melaporkan sejumlah dosen dan tenaga kependidikannya terpapar Covid-19.
Laporan tersebut membuat heboh publik sekira tiga minggu lalu. Seperti apa perkembangannya kini? Simak berikut penjelasan berikut ini.
Terima kasih atas doa dan perhatian Bapak/Ibu dimanapun berada kepada almamater tercinta kita Universitas Hasanuddin.
Perkenankan saya kembali berbagi informasi tentang bagaimana kondisi terkini di UNHAS dan langkah yang ditempuh UNHAS terkait dosen dan tenaga kependidikan yang terkonfirmasi Covid-19.
Tulisan ini dibuat sebagai bagian tak terpisahkan dari tulisan sebelumnya sehingga informasi yang disajikan menjadi utuh dan saling melengkapi.
Kami berbagi dengan setumpuk asa bahwa apa yang disajikan ini menjadi suplemen pengingat kesadaran kita untuk terus belajar dan membuka diri atas pengalaman baru terkait Covid-19.
Bagaimana kondisi UNHAS terkini?
Sebagaimana informasi yang kami sampaikan dan kemudian menjadi berita yang ramai disebarluaskan diberbagai media bahwa sejumlah dosen dan pegawai UNHAS yang terkonfirmasi Positif Covid-19 termasuk di antaranya beberapa pimpinan adalah komitmen UNHAS menjadi bagian dari penyelesaian masalah.
UNHAS secara terbuka melakukan langkah yang dipandang berbeda dari yang lainnya. Rapid Test untuk seluruh Tenaga Kependidikan dan Dosen ditempuh untuk membantu screening awal melacak penyebaran virus di lingkungan sivitas akademika UNHAS.
Rapid Test untuk Tenaga Kependidikan diikuti lebih dari 2.000 orang. Ditemukan 37 yang reaktif (1,85 persen). Dilanjutkan dengan swab test kepada yang reaktif. Ada 25 orang yang kemudian dinyatakan terkonfirmasi Covid-19 (67,56 persen dari yang reaktif atau 1,25 persen dari jumlah tenaga kependidikan yang ikut rapid test).
25 orang tersebut yang terkonfirmasi Covid-19 melakukan isolasi mandiri di rumah atau di hotel yang disiapkan. Alhamdulillah ke-25 orang tersebut semuanya telah dinyatakan sembuh.
Sementara itu, Rapid Test untuk Dosen diikuti oleh lebih dari 1000 dosen. Yang ditemukan Reaktif adalah 18 orang (1,80 persen). 18 orang tersebut menjalani Swab Test. Dikonfirmasi 8 orang yang positif Covid-19 (44,44 persen dari yang reaktif atau 0,8 persen dari jumlah dosen yang ikut rapid test).
Dosen yang terpapar tersebut sebanyak 8 orang juga melakukan isolasi mandiri baik di rumah maupun di hotel yang disiapkan. Kabar baiknya, setengah dari mereka sudah melakukan swab pertama dan kedua dimana hasilnya sudah negatif.
Selain itu, juga terdapat sejumlah sivitas akademika UNHAS yang terkonfirmasi Covid-19 dari hasil pemeriksaan mandiri.
Mereka adalah tenaga kesehatan yang aktif terlibat dalam kegiatan Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Sulawesi Selatan dan Kota Makassar, maupun Satuan Tugas Covid-19 Universitas Hasanuddin. Sebagian lagi ada yang terpapar dari anggota keluarganya, yang aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan di Gugus Tugas maupun Satuan Tugas.
Semuanya (ada 12 orang) telah menunjukkan hasil negatif dua hingga tiga kali berturut-turut sehingga dapat dinyatakan telah sembuh dari Covid-19.
Apa langkah UNHAS selanjutnya?
UNHAS tentu saja tidak berhenti sampai pada rapid test dan swab test pada sivitas akademika yang reaktif semata.
Ada sejumlah langkah lanjutan yang dilakukan sebagai bentuk konsistensi menjadi bagian dari penyelesaian masalah dengan tentu saja niat mulia membantu memutus penyebaran Covid-19.
UNHAS terus melacak hingga kini kepada keluarga maupun lingkaran orang terdekat baik di rumah maupun di lingkungan tempat kerja kolega kami yang terkonfirmasi Covid-19.
Identifikasi kontak erat pada tenaga kependidikan maupun dosen dilakukan secara massif dan dilanjutkan dengan memberikan fasilitas Swab Test langsung ke sivitas akademika maupun keluarga kepada yang memiliki kontak dengan yang terkonfirmasi.
Selain karena kontak erat dengan yang terkonfirmasi, UNHAS juga membantu fasilitas swab test kepada dosen dan tenaga kependidikan yang menunjukkan gejala dan atau yang memiliki riwayat kesehatan yang memerlukan penanganan lanjut.
Catatan Satgas Covid-19 UNHAS sejauh ini sejak Covid-19 mulai terdeteksi ada di Indonesia, tidak kurang dari 600 orang warga UNHAS telah diberikan fasilitas melakukan swab test.
Dalam kurun waktu 3 minggu terakhir ini saja sejak rapid test dilaksanakan di UNHAS, ada lebih 300 orang yang melakukan swab test sebagai langkah lanjutan adanya dosen dan tenaga kependidikan yang terpapar Covid-19.
Swab test dilakukan pada Laboratorium BSL-3 UNHAS di RSPTN UNHAS, Laboratorium BSL 2 UNHAS-RSWS di RS Wahidin, dan Balau Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Makassar melalui kerjasama dengan RS Daya.
Pelajaran yang ingin UNHAS sampaikan
UNHAS sadar sepenuhnya bahwa terpapar Covid-19 bukanlah sebuah aib. Pandemi Covid-19 membuka lebar mata kita bahwa siapapun bisa saja terinfeksi tanpa memandang strata sosial maupun tingkat pendidikan.
Testing (rapid dan/atau swab) adalah upaya mengendalikan penyebaran. Setiap orang punya kesempatan untuk melibatkan diri. Apapun hasil dari upaya pelibatan diri ini, yakinlah akan berguna pada proses pemutusan mata rantai penularan virus ini.
Risiko melakukan rapid test dan swab test secara massif di UNHAS tentu saja tidak sederhana. Kekhawatiran pasti terasa besar. Tidak semua orang memiliki sudut pandang yang sama terkait hal ini.
Melebihi semua kekhawatiran itu, UNHAS harus terus memberi arti keberadaannya pada masyarakat. Pun juga pada makna kehadirannya pada setiap persolan bangsa dan dunia.
Sedari awal, UNHAS meminta kejujuran dan keterbukaan warganya untuk mengakui kalau terkonfirmasi Covid-19. Mengakui bahwa terpapar adalah penting untuk menyelamatkan lebih banyak yang lain.
Dari pengakuan itu, kita lakukan pelacakan (tracing) dan swab test secara massif. Tentu saja probabilitas terkonfirmasi kian besar. Tapi hal utama yang UNHAS ingin peroleh adalah memberi kepastian akan “status kesehatan” warganya.
Dengan “status kesehatan” yang jelas, apapun hasilnya, akan menghilangkan perasaan “saling mencurigai”. Lingkungan kerja yang kondusif semestinya akan selurus dengan prestasi kerja warga UNHAS.
Belajar dari kasus Covid-19 yang sebagian besar adalah orang tanpa gejala, UNHAS makin yakin perlunya testing dan tracing secara berkelanjutan. Lingkaran sivitas akademika yang terkonfirmasi terus dilacak dan akan dilanjutkan dengan treatment yang tepat. Satu hal penting kenapa kami gencar melakukan ini, tiada lain karena untuk melindungi sumber daya manusia sebagai aset utama UNHAS.
UNHAS memiliki sekitar 3.500 dosen dan tenaga kependidikan. Terdapat 300 lebih professor, 1.050 dosennya berpendidikan Doktor, selebihnya sementara sekolah lanjut S-3. Selain itu, tenaga kependidikan dengan riwayat pengabdian yang cukup panjang. Ini aset UNHAS yang tak ternilai.
UNHAS juga yakin bahwa apa yang dilakukan selama masa pandemi pastilah tidak bisa menyenangkan semua pihak. Kami harus menutup sarana olahraga dan fasilitas publik untuk sementara waktu tentunya berdampak pada sebagian orang.
Demikian pula halnya dengan pembatasan dan pengetatan akses masuk kampus UNHAS. Ada setumpuk pesan yang masuk bernada ketidaksetujuan dan termasuk ketidakpuasan atas langkah yang ditempuh UNHAS selama masa pandemi ini.
Kami menghargai segala upaya maupun langkah setiap pihak di masa sulit seperti ini. Itu karena UNHAS memandang setiap orang bisa memberikan kontribusi dalam porsi tertentu. UNHAS sebagai institusi pembelajar tentunya harus terus belajar dan memperbaiki diri.
Mengutip dari nasehat lama: Pengalaman adalah guru yang terbaik. Pengalaman UNHAS bisa saja keliru dan tidak penting, namun setidaknya kami telah melangkah menyusuri apa yang diyakini benar. Sembari melihat secara utuh apa yang dilakukan UNHAS dari hulu ke hilir, kebenaran mutlak hanyalah milik Allah SWT.
Masa depan adalah milik mereka yang menyiapkan hari ini. Demikian makna yang ingin digapai UNHAS. Dengan data dari langkah yang dilakukan sejauh ini, dapat dipetakan alur yang mungkin jadi tawaran pemecahan masalah.
Terima kasih dihaturkan kepada pihak-pihak yang terus mendukung dan mendorong UNHAS menjadi apa yang kita lihat sejauh ini. UNHAS besar karena kontribusi banyak orang dan dukungan institusi lain yang tidak sedikit.
Semoga kita sebagai mahluk Allah SWT saling mendukung, saling mendoakan, dan saling menyemangati melewati masa sulit ini dengan kesembuhan kolektif dan kepulihan holistik. Aamiin.
Semoga berkenan untuk Bapak/Ibu yang rasa sayangnya ke UNHAS tak bisa kami takar dan balas dimanapun berada.