COP30 di Belém: Antara Harapan Iklim Global dan Tantangan Kota Penyelenggara

  • Whatsapp
Ilustrasi dari CNA

PELAKITA.ID – Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-30 (COP30) resmi dibuka di Kota Belém, Brasil, sebuah kota gerbang menuju hutan hujan tropis terbesar di dunia: Amazon.

Selama dua minggu ke depan, lebih dari 50.000 delegasi dari lebih dari 190 negara berkumpul untuk membahas isu paling mendesak di planet ini—transisi hijau, pemanasan global, dan pendanaan iklim bagi negara berkembang, termasuk evaluasi atas janji-janji yang sebelumnya belum terpenuhi.

Dengan lebih dari 140 pertemuan terjadwal, COP30 menghadirkan agenda yang padat dan krusial. Namun di balik sorotan global, penyelenggaraan konferensi ini juga memunculkan pertanyaan besar: apakah kota Belém siap menjadi tuan rumah salah satu pertemuan lingkungan terbesar di dunia?

Kesiapan Kota: Antara Kebanggaan dan Kekacauan

Belém, kota yang relatif terpencil, sejak awal diragukan kemampuannya menampung puluhan ribu peserta. Kekhawatiran itu terbukti ketika banyak delegasi tiba dan mendapati minimnya akomodasi.

Beberapa cerita bahkan menjadi viral—delegasi yang menempati rumah warga, peserta yang harus tinggal di kapal pesiar yang dijadikan hotel dadakan, hingga kamar-kamar motel yang disulap ulang demi memenuhi kebutuhan penginapan.

Seorang delegasi menceritakan perjalanannya selama 50 jam untuk mencapai Belém, hanya untuk menemukan bahwa akomodasi yang diterimanya adalah rumah penduduk yang disewakan.

Banyak warga mengaku pindah dari rumah mereka sementara waktu demi memberikan tempat bagi para tamu COP30.

Meski demikian, bagi sebagian warga lokal, fenomena ini adalah peluang ekonomi yang sangat menguntungkan. Joanna, seorang warga Belém, menyewakan rumahnya karena permintaan yang tinggi.

“Ini kesempatan untuk membantu kota sekaligus mendapatkan penghasilan tambahan. Kami punya tempat tinggal lain, jadi tidak masalah bagi kami,” ujarnya.

Harga sewa rumah yang tercantum dalam situs resmi COP30 bahkan mencapai lebih dari 1.000 dolar AS per malam, sementara hotel-hotel baru dibangun dalam jumlah besar menjelang acara.

Dampak bagi Warga Lokal

Selain akomodasi, tenaga kerja lokal juga mendapat peran besar. Bruna Soza, seorang pekerja administrasi kesehatan, mengatakan bahwa pemerintah daerah memberikan pelatihan ekstra agar tenaga medis siap menghadapi lonjakan tamu internasional.

Banyak pekerja sektor pariwisata, pelayanan, dan kesehatan direkrut atau diberi tambahan jam kerja demi memastikan kesiapan kota menerima ribuan pengunjung.

Namun, di sisi lain, keterbatasan infrastruktur Belém menunjukkan bahwa pemilihan lokasi penyelenggaraan COP30 memiliki konsekuensi tersendiri—mulai dari biaya perjalanan yang sangat tinggi hingga akses yang sulit bagi delegasi dari belahan dunia lain.

Ketidakhadiran Sejumlah Tokoh Penting

Lokasi yang jauh dan akses yang terbatas membuat beberapa ahli iklim terkemuka tidak dapat hadir. Profesor Benjamin Horton, salah satu pakar iklim internasional, mengaku tidak hadir tahun ini.

“Jika saya pergi, itu berarti mengurangi kesempatan rekan saya untuk hadir. Selain itu, secara logistik sangat sulit untuk mencapai Belém dari Asia,” jelasnya.

Ketidakhadiran para ahli tertentu memunculkan diskusi tentang apakah lokasi konferensi harus mempertimbangkan faktor aksesibilitas agar suara penting dalam negosiasi iklim tidak hilang.

Antara Agenda Iklim dan Tantangan Lokal

Pemerintah Brasil mempertaruhkan banyak hal dengan memilih Belém, kota yang berada tepat di pintu masuk kawasan dengan peran paling penting dalam stabilitas iklim global.

Pemilihan ini ingin menunjukkan komitmen Brasil dalam melindungi Amazon, sekaligus membawa dunia lebih dekat secara fisik dan simbolis ke pusat paru-paru bumi.

Namun, tantangannya tidak kecil: bagaimana menyeimbangkan aspirasi global dan kesiapan lokal?

COP30 bukan sekadar konferensi. Ini adalah ujian besar—bagi komunitas internasional, bagi Brasil, dan bagi Belém sendiri.

Apakah pertemuan ini mampu menghadirkan solusi nyata bagi krisis iklim, ataukah justru menjadi pengingat bahwa perjuangan menuju dunia yang lebih hijau juga harus dimulai dari kesiapan lokal?

Belém menunggu jawabannya, dan dunia menyaksikan.

Source: CNA