PELAKITA,ID – Founder Pelakita.ID, Kamaruddin Azis mendapat undangan untuk menjadi narasumber pada Rapat Koordinasi Kehumasan Pemprov Sulbar pada pekan keempat bulan November 2024.
Salah satu narasumber yang juga hadir pada Rakor itu adalah Pakar Komunikasi Universitas Hasanuddin Dr Hasrullah.
Penulis berhasil mewawancarai dan mendengarkan temuan, harapan dan penilaiannya atas style kepemimpinan Pj Gubernur Sulawesi Barat, Dr Bahtiar Baharuddin.
Pandangan umum terkait kepemimpinan Bahtiar di Sulbar?
Masyarakat Sulbar, atau publik Sulbar beruntung mempuyai Penjabat Gubernur Seperti Bahtiar Baharuddin. Bahtiar sosok birokrat sejati.
Kalau mendengarkan sambutan tadi – saat pembukaan Rakor Kehumasan – jelas sekali kalau beliau faham pemerintahan. Beruntung Sulbar mendapat penjabat gubernur seperti Bahtiar.
Pada sambutan terkait peran Humas Sulbar, beliau nampak seperti handal dan menguasai tema. Tentang pentingnya kapasitas, kecepatan beradaptasi dan bagaimana menjadi pewarta yang aktif dan terhubung dengan medsos namun bijak. Gagasannya konkret, bahkan juga kadang tidak membaca teks saat paparan.
Ada sesuatu yang khas atau unik?
Yang pasti Pak Bahtiar komunikator yang baik, dia punya kemampuan menyampaikan pesan-pesan. Dia seorang public speaker yang baik. Saya lihat tadi banyak peserta yang antusias.
Tapi yang lebih penting adalah substansi pesannya. Dia juga menekankan pentingnya kemampuan kolaborasi dan sinergi potensi dan kekuatan untuk pelayanan secara optimal.
Di sisi lain, dia juga pamong sejati, dia memahami pemerintahan secara utuh.
Kalau membandingkan pengalaman Sulsel dan Sulbar?
Yang saya tahu beiiau suka turun langsung ke lapangan. Dia mengajak para pihak bicara perubahan, menjalankan program secara bersama-sama dan bertemu langsung dengan masyarakat.
Yang saya ingat peran dan kontribusinya dalam penanganan bencana. Saat banjir di Luwu Raya, Toraja hingga Enrekang.
Kesan pertama saat di Sulsel tahun lalu, adalah gagasannya tentang pengembangan komoditi seperti pisang, sukun, hingga penanaman mangrove yang masif.
Itu luar biasa. Di Sulbar tidak jauh beda. Seperti yang kita lihat tadi, beliau turun langsung memberi pakan untuk ikan-ikan nila di demplot budidaya terpadu, ada kolam ikan, ada nila, di samping kiri -kanan ada cavendish, ada suku, sayur mayur hingga singkong.
Ada penilaian lain?
Bahtiar adalah pemimpin yang mampu melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Pemerintah Daerah, kabupaten-kota, Kapolda, Pangdam, dan Forkopimda.
Dia mengerti bahwa untuk agenda perubahan, untuk menggerakkan dan menyampaikan pesan yang memotivasi masyarakat dalam mengelola tindakan untuk kemaslahatan bersama perlu kolaborasi para pihak.
Saya menyebut beliau pemimpin yang membuktikan dengan tindakan, bukan semata kata-kata atau janji.
Kita lihat sendiri tadi, budidaya ikan nila bagi sebagian orang dianggap skala kecil tapi yang luar biasa adalah contoh, itu relevan dengan potensi lahan yang ada. Tidak muluk-muluk tapi nyata adanya.
Tentang pengembangan SDM di Sulbar? Apa peran Bahtiar?
Kegiatan Rakor Kehumasan yang digelar hari ini jelas sekali sebagai inisiatif untuk mempromosikan potensi sumber daya alam Sulbar yang oleh Pak Bahtiar sebut sebagai The Giant Sleeping, atau raksasa yang sedang tidur.
Artinya, Bahtiar Baharuddin famam, apa potensi sumber daya hutan, pertanian, pesisir dan laut, hingga peternakan dan tambang adalah potensi yang mestinya bisa dibangun atau dikelola dengan baik dengan pendekatan kerja keras, turun tangan, memberi contoh.
Budidaya ikan nila yang kami lihat tadi jelas skenarionya. Ada investasi 30 juta yang bisa menguntungkan dua kali lipat, lalu ada penyediaan bibit, ada kolam bioflok, semacam budidaya terpadu. Yang dimanfaatkan lahan tidur atau selama ini dibiarkan terbengkalai.
Itu yang luar biasa dari seorang Bahtiar, pemimpin yang memberi contoh, bukan pidato, bukan orasi semata.
Menurut saya, itu karena dia belajar daripengalaman. Pengalamannya di pemerintah pusat dan Provinsi Kepulauan Riau juga menambah wawasannya, pengalaman pemerintahannya, serta bekerja secara aktif mengajak para pihak untuk peduli daerah.
Tadi bahas apa saja dengan Pj Bahtiar?
Ada sejumlah agenda yang beliau harus siapkan untuk tahun ini dan tahun depan.
Kunjungan ke Sulbar ini sebagai sharing pengalaman dalam komunikasi kepemimpinan dan pembangunan daerah. Sulbar dan Sulsel tak jauh beda dari sisi sumber daya alam dan etos kerja masyarakatnya, yang memang perlu diakselerasi adalah akses, sarana transportasi.
Tahun depan, masih ada beberapa PR-nya yang harus diselesaikan seperti kesiapan sumber daya manusia menyongsong Indonesia Emas 2045, tentang penguasahaan IPTEK dan media dan telekomunikasi.
Termasuk penguasaan oleh sumber daya manusia ASN atau OPD yang ada.
Secara eksplisit juga, disebut bahwa masih ada kendala transportasi udara. Sangat sedikit pesawat yang bisa langsung Jakarta – Mamuju atau Makassar – Mamuju. Ini yang perlu diperjuangkan atau dibantukan untuk Sulbar ke depan.
Pak Bahtiar sampaikan itu. Lalu akses transportasi atau kepelabuhanan laut. Kapal-kapal penumpang tidak banyak yang ke Sulbar, atau nyaris tidak ada.
Ada pesan khusus Pak Bahtiar untuk kita semua?
Secara spesifik tidak ada. Dia menikmati pengabdiannya di Sulbar, layaknya pamong yang siap ditempatkan di mana saja.
Yang saya ingin tegaskan di sini, beliau punya diksi bahwa Sulbar adalah raksasa yang sedang tidur.
Itu artinya, Sulbar butuh pemimpin yang mempunyai kapasitas yang luar biasa untuk menjadikan maju, berkembang dan berhasil baik dari sumber daya alam dan potensi wisata yg dimiliki,” jelasnya.
Ssaya kira, Sulbar butuh nakhoda yang mempunyai kapasitas di atas–rata.
Yang tidak kalah pentingnya, Sulbar butuh pemimpin yang mampu menggerakkan masyarakat yang juga selama ini membutuhkan pemimpin yang meski punya visi jauh ke depan.
https://www.youtube.com/watch?v=u-nLcF100oU&t=6s
Penulis Kamaruddin Azis