PELAKITA.ID – Mekanisasi sebagai teknologi penggunaan alat dan mesin pertanian di suatu lokasi membutuhkan syarat-syarat khusus, seperti keahlian teknis dan keterampilan pengguna. Dukungan keuangan untuk pengadaan, operasional, dan pemeliharaan.
Selain itu, dibutuhkan standar prosedur operasi dan perawatan serta organisasi kerja yang efektif secara teknis dan ekonomis.
Lalu perlu mempertimbangkan kondisi sosial-ekonomi-budaya manusia dan lingkungan ekosistem; dan kebijakan dan struktur kelembagaan yang mendukung.
Di Indonesia, perkembangan mekanisasi pertanian mengalami variasi sesuai dengan kebijakan pembangunan pertanian dan model usaha taninya.
Oleh karena itu, pengembangan mekanisasi pertanian menjadi sangat penting dalam kemajuan sektor pertanian.
”Pengembangan mekanisasi pertanian, yang mencakup penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan), memiliki peran penting dalam beberapa hal, antara lain menyediakan tenaga kerja mekanis tambahan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja manusia, meningkatkan produktivitas tenaga kerja,” terang Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat LPPM Unhas, Prof Nasrum Massi, kepada Pelakita.ID, Selasa, 30/7/2024.
”Terkait itu, perlu pula mengurangi kerugian dan menjaga kualitas hasil panen, meningkatkan nilai tambah dari hasil pertanian dan limbahnya, dan mendukung penyediaan sarana dan input pertanian,” tambahnya.
Hal tersebut, lanjut Prof Nasrum, harus mengurangi kelelahan dalam kegiatan produksi pertanian, dan membantu mentransformasikan sistem pertanian tradisional ke sistem yang lebih modern dan efisien, yang pada gilirannya mengubah budaya bisnis pertanian.
”Dalam konteks ketenagakerjaan, mekanisasi pertanian secara umum bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja,” ujar Nasrum.
Penggunaan alat dan mesin pertanian dalam konteks ini membantu mengatasi tantangan kekurangan tenaga kerja di pedesaan, terutama saat musim panen, pengolahan tanah, dan penanaman secara massal.
Alat ini dapat bekerja dengan cepat dan tepat waktu, meningkatkan efisiensi dan efektivitas, serta produktivitas tenaga kerja.
”Selain itu, mekanisasi juga meningkatkan kualitas pengolahan tanah dan produktivitas lahan, serta mengurangi beban kerja petani,” tambah Prof Nasrum.
Dia mengapresiasi kerjasama antara Dinas Perikanan dan Pertanian Kota Makassar yang mengajak LPPM Unhas untuk ikut mengisi gap kapasitas pertanian dan ketenagkerjaan di dalamnya ini.
Baginya, perubahan dalam struktur ketenagakerjaan pertanian mencerminkan penurunan minat generasi muda untuk bekerja di pertanian, serta munculnya fenomena penuaan dalam tenaga kerja pertanian.
”Keterbatasan buruh tani semakin mendorong penggunaan alsintan dalam berbagai tahapan kegiatan pertanian, termasuk dalam usaha tani padi,” kata dia.
Pelatihan dan tenaga kerja
Program pelatihan keterampilan gratis sebanyak 10.000 training, yang termasuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021 hingga 2026 Pemerintah Kota Makassar.
Tujuannya untuk membuka peluang kerja dan tenaga kerja sebanyak mungkin serta mendukung tersedianya 100 ribu lapangan kerja bagi penduduk Kota Makassar.
Di sektor pertanian, Dinas Perikanan dan Pertanian berperan sebagai bagian dari sistem pendukung yang berusaha menyelenggarakan pelatihan keterampilan secara gratis.
Setiap tahunnya, mereka menyelenggarakan pelatihan keterampilan untuk 25 orang.
Hal tersebut bertujuan untuk menyediakan tenaga terampil dalam sektor pertanian setiap tahunnya, yang merupakan kebutuhan esensial bagi perkembangan subsektor-subsektor di dalamnya.
Menurut Kepala Pusat Peneilitan dan Pengembangan Sumber Daya Alam LPPM Unhas, Prof Abdul Rasyid Jalil, ketersediaan tenaga terampil ini penting bagi para pelaku usaha di berbagai bidang pertanian seperti petani, kelompok tani, kelompok wanita tani, kelompok pengolahan, dan kelompok pemasaran hasil pertanian.
”Oleh karena itu, pelaksanaan pelatihan keterampilan untuk meningkatkan kompetensi di sektor pertanian sangat penting dalam mendukung pembukaan lapangan kerja yang luas dan memajukan ekonomi lokal,” sebutnya.
Dia menjelaskan, maksud kegiatan yang dikerjasamakan dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Alam Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepala Masyarakat LPPM Unhas ini adalah terlaksananya kegiatan Pelatihan untuk Mendukung Kegiatan Peningkatan Skill.
”Tujuan kegiatan adalah agar anggota kelompok tani di Kota Makassar memiliki kompetensi dalam bidang usaha pertanian, pada tahun ini khususnya terkait dengan penguasaan operasionalisasi dan perbengkalan alat dan mesin pertanian,” jelas Prof Abdul Rasyid Jalil yang akrab disapa Cido ini.
Menurutnya, sasaran dari kegiatan ini adalah anggota kelompok tani khususnya kelompok tani hamparan sebanyak 25 orang di Kota Makassar.
”Luaran kegiatan ini adalah terlaksananya kegiatan Pelatihan untuk Mendukung Kegiatan Peningkatan Skill,” kata dia.
”Sedangkan outcome dari kegiatan ini adalah meningkatnya kapasitas peserta pelatihan dan kompetensi bidang yang digeluti khususnya terkait penguasaan skill perbengkelan alsintan,” ujar guru besar FIKP Unhas ini.
Pelaksanaan kegiatan akan dilaksanakan pada tanggal 6 sampai dengan 9 Agustus 2024.
Lokasi pelaksanaan kegiatan di MaxOne Hotel Resort Makassar, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku, dan Laboratorium Lapang Exfarm Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin.
Redaksi