PELAKITA.ID– Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar menggelar Forum Group Discussion FGD terkait Penjaringan Isu Rencana Induk Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Kota Makassar, Jumat, 15/12/2023
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar, Ferdi Mochtar menyebut FGD ini untuk memperkaya profil dan rencana pengelolaam keanekaragaman hati Kota Makassar.
Dia juga menyebut sejumlah usulan kegiatan telah teridentifikasi dan harus diselaraskan dengan situasi, kapasitas, tantangan dan kebutuhan Kota Makassar ke depan.
“Rencana Induk Pengelolaan atau RIP Keanekaragaman Hayati atau Kehati adalah dokumen kerangka perencanaan strategis untuk periode lima tahun,” kata Ferdi.
Hal tersebut, kata Ferdi, sangat penting sebagai dasar bagi pengelolaan terpadu keanekaragaman hayati.
“Rencana Induk disusun oleh DLH dengan melibatkan peneliti, akademisi, lembaga-lembaga konservasi, dan masyarakat,” tambahnya.
Untuk itu, pihaknyaa bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Hasanuddin LPPM Unhas.
Dia berharap para pihak seperti OPD, Kecamatan, dapat membantu DLH dalam menyukseskan RIP KEHATI sebagai komitmen bersama memajukan pengelolaan ragam hayati yang ada di Kota Makassar.
Sementara Kepala Bidang Konservasi Ruang Terbuka Hijau DLH Makassar, Azhar Anwar menyebut undangan untuk acara ini sebanyak 100 orang terdiri dari perwakilan OPD, pemerintah kecamatan, kelurahaan, LSM dan masyarakat luas.
“Tujuan kegiatan ini adalah untuk memediasi para pihak untuk memberi masukan pada profil keanekaragaman hayati Kota Makassar,” jelasnya.
Azhar menyebut, pertimbangannya adalah dibutuhkan model dan konsep pengeolaan yang bijakasana di Kota Makassar.
Penjelasan LP2M
Hasanuddin Molo dari LP2M yang memulai paparan FGD memberikan gambaran umum penjaringan isu sementara yang dilakukan pihaknya.
“Ini merupakan rangkaian dalam penyusunan profil, yang telah dilakukan dan saat ini penyusunan Rencana Induk Pengelolaan,”: kata dia.
Dia menyebut salah rujukan kegiatan ini adalah pada Permen KLHK No. 29/2009, tentang pengelolaan keanekaragam hayati daerah.
“Semua Pemda wajib menyusun pengelolaan keanekaragaman hayati,”kata dia.
“Suatu site Taman Kehati yang menjadi instrumen indiktaor kelestarian LH di Kota Makassar,” sebut Hasanuddin.
Mukrimin, ketua Tim LP2M Unhas menyebut laporan RIP sedang disusun sebagai bagian dari Kerjasama Bidang Keanekaragaman Hayati dan Unhas Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
Disebutkan 11 orang anggota tim seperti Hasanuddin Molo, Munajit, Nirwana, Irma Sribianti, Hikmah Basalahm, Andi Chadijah, Muthmainnah, Adiyat, Syamsumarlin, Nurul Musdalifah.
Dia pun menyebutkan tahapan proses penyusunan RIP. Mulai dari studi awal, analisis ancaman, konsultasi dengan pemangku kepentingan.
“Lalu ada penetapan tujuan dan sasaran konservasi, pengembangan staregi dan rencana tindakan, pengelolaan sumberdaya alam, monitoring dan evaluasi, penyusunan rencana implementasi, pendekatan partisipatfi dan edukasi masyatakat,” terangnya.
“Kemudian, kita integrasikan dengan perencanaan pembangunan kota,” imbuhnya.
Beberapa informasi yang disampaikan seperti luasan wilayah Kota Makassar seluas 175, 77 kms persegi yang terdiri dari ekosistem alamai, perairan tawar dan ekosoistem semi terrestrial dan ekosistem marine terdiri dari lamun dan karang.
Tipe ekosistemnya, RTH, di pesisir ada mangrove, sungai dan riparian, rambak, waduk, pertanian lahan kering dan sawah.
Sudah ada survey dan ground check di beberapa pulau. Flora Fauna ada Nipah, asam, ikan sumpit, Ketapang.
“Pohon asam masih ada yang bertahan dan ditanam di masa pendudukan Belanda,” kata Muktimin. Dari ekosistem waduk atau danau ada ikan nila dan gabus.
“Dari kelas burung ada remantik laut, cekakak sungai, layang-layang batu, bondol rawa, bondol paking, manyar jambuk, bambangan cokelat, dan lain sebagianya,” kata Muslimin.
Dia juga menyebut, di Kota Makassar ada ekosistem karang dan lamun. “Dari lamun, ada jenis seperti Enhalus, karang pun masih cukup beragam,” katanya.
“Jenis burung ada beberapa jenis, status konservasi IUCN seperti Gosong Kaki Merah, Megapodius reinward,” tambahnya.
Menurut Mukrimin potensi pemanfaatan keanekaragaman hayati Kota Makassar bisa diperoleh dari peran penyedia pangan, bahan bakar, obat-obatan, hingga kosmetik.
Dia juga menyebut, tantangan Kehati ada dua yaitu yang disebut driving forces dan pressure seperti pertubuhan jumlah penduduk, kegiatan industri, tumpang tindih kebijakan.
Opsi Taman Kehati
Sejumlah ide mencuat terkait lokasi yang bisa jadi Taman Kehati seperti kawasan di sekitar Daya atau di lahan Pemkot Makassar. Untuk mendirikan Taman Kehati butuh minimal 3 hektar kawasan.
Lokasi lainnya seperti pulau-pulau Lanjukang dan Langkai. Di sini terdapat burung unik masuk list IUCN. Ada bambangan coklat dan Gosong Kaki Merah yang bertelur besar dan jadi penciri Kawasan Wallacea.
Kawasan Lakkang yang kaya vegetasi mangrove, cagar budaya dan keunikan lingkungan sebagai kominasi sungai, pesisir, laut dan usaha perikanan dan pertanian.
Lakkang ada delta yang unik dalam wilayah administrasi Kota Makassar, artinya bisa diakses lewat jalan tol.
Redaksi