PELAKITA.ID – Aktivis mahasiswa Unhas tahun 70-an Abd Hamid Paddu dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas.
Guru Besar FKM Unhas, Prof Dr Amran Razak memberi ucapan selamat.
Terkait ‘sohib’ Amran semasa sekolah, kuliah hingga saat ini, pria yang gemar mendemo Orba di masanya itu berbagi testimoni.
“Abd Hamid Paddu adalah yunior saya di Smansa Makassar, dia 77 saya 75,” kata Prof Amran memulai obrolan.
“Abd Hamid Paddu adalah sohib kental kami semasa pergerakan mahasiswa NKK/BKK tahun 1978 hingga1983,” katanya.
“Kami sesama pengurus Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) FIISBUD 1979/80, Ekonomi-Sospol-Sastra,” ungkapnya terkait pria asal Ujung Lamuru Bone itu.
“Kamilah bagian dari pendirian Mahasiswa Pencinta Mushalla (MPM)-1980,” terangnya.
“Kami juga sesama pengurus Korkom Himpunan Mahasiswa Islam Unhas. Mendirikan Kelompok Sthdi Pembangunan (KSP) berbasis jurusan A Studi Pembangunan,” ucapnya.
Bagi Amran, AHP, begitu ia menyebut, adalah sohib yang suka ngompori menggagas demonstrasi di jalanan.
Di mata Amran, AHP memiliki pesona mengemukakan konsepsi ekonomi dan pembangunan. Juga gerakan perubahan insitusional.
“Dia tergolong pe-lobby ulung, karenanya dia selalu terpilih sebagai penasehat terkemuka berbagai institusi kenegaraan bergengsi,” ucap Amran.
Amran menyebut sahabat kental AHP selain Iqbal Lantaro yang juga seangkatan ada pula Hamid Awaluddin dan Aidir Amin Daud.
“Semuanya sudah guru besar. Barisan ini mendirikan bulletin Balance yang amat berani menggugat penguasa Orde Baru,” tutur Amran, yang berjuluk Demonstran dari Lorong Kambing ini.
“Hamid Awaluddin dan Aidir Amin Daud menjadi tulang punggung surat kabar Harian Fajar pada awal terbitnya tahun 1980-an,” ujar pria Maros ini.
Seingat Amran, Prof: Abd Hamid Paddu adalah lulusan pasca sarjana Fakultas Ekonomi Universitas di Filipina dan S3 di FE Unhas.
“Istrinya sendiri kini Ketua Departemen Studi Pembangunan FEB Unhas sementara AHP adalah Pembantu Dekan bidang Akademik FE Unhas semasa Taslim Arifin jadi dekannya,” lanjutnya.
AHP adalah juga Dewan Pengawas Dana Haji periode yang lalu
“Dia adalah pejuang desentralisasi fiskal di Indonesia, dia juga memulih pidato guru besarnya di bidang yang sama,” lanjut Amram.
“Jangan juga lupa, AHP salah seorang pendiri program pascasarjana Keuangan Daerah di Unhas,” tambahnya.
“Begirulah, bagi saya, semasa mahasiswa, rumah AHP merupakan perpustakaan perjuangan, hampir semua aktivis berkelas di Makassar pernah bersemedi di rumahnya,” kenang Amran.
“Jadi, bagi saya, pengukuhan gurubesar Abd Hamid Paddu menyempurnakan barisan dedengkot fungsionaris semasanya,” kunci Amran.
Editor: K. Azis