PELAKITA.ID – Salah satu penggiat dan tokoh literasi papan atas Indonesia bahkan dunia, Nirwan Ahmad Arsuka berpulang pada Senin, 7 Agustus 2023.
Kabar itu dibagikan budayakan Goenawan Mohamad melalui cuitannya di Twitter.
“Meninggal dan meninggalkan kenangan baik dan kerja yang mulia; Nirwan Arsuka wafat dalam usia 57 tahun. Penulis Esei tentang ilmu dan kebudayaan, pelopor Pustaka Bergerak – usaha membawa buku-buku bacaaan untuk anak-anak di pedalaman.”
Nirwan dikabarkan meninggal dunia di RSCM Jakarta. Ulin Yusron, sahabat almarhum menyebut bahwa jenazah akan dikebumikan sore ini.
Info dari Arief Rosyid
Moh Arief Rosyid, tokoh muda Sulsel yang ada di Jakarta pun membenarkan ini.
“Mendengar kabar dari Bro Mushollin Pustaka Bergerak kalau kanda Nirwan Ahmad Arsuka, inisiator Pustaka Bergerak Indonesia, meninggal dunia. Saya belum percaya,” sebut dia.
“Lalu saya menanyakan sumbernya yakni Kanda Wamen Nezar Patria, katanya dapat kabar masih di RSCM. Saya bergegas menuju kamar jenazah, saya temukan namanya di papan “Daftar Jenazah Yang Masih Ada”,” tulis Arief.
“Almarhum ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa di apartemennya Minggu, 6 Agustus 2023, jam 22.45 lalu diantar ke RSCM. Semoga almarhum husnul khatimah,” tulisnya lagi.
Dia juga menambahkan, jika ada informasi terkait keluarga almarhum mohon dikabari ke Kamar Jenazah RSCM, berhubung masih belum bisa diambil keputusan terkait jenazah.
Tentang Pustaka Bergerak
Pustaka Bergerak adalah jejaring warga, sukarela bekerja membangun kemandirian masyarakat setempat untuk menyebarkan buku-buku tidak berbayar, terutama di daerah-daerah dengan akses transportasi yang sulit dan tanpa perpustakaan umum.
Di ajang festival sastra di Makassar – Makassar International Writers Festival (MIWF) 2017, dalam diskusi bertema ‘Buku dan Aktivisme’, Nirwan Ahmad Arsuka berbicara tentang kegiatannnya berkeliling Indonesia.
Dia datang ke Sulawesi, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sumatra, Maluku, Papua dan Jawa selama empat tahun terakhir ini untuk bertemu dan mengajak orang-orang terlibat dalam Pustaka Bergerak.
Dia salah satu yang sering mengatakan bahwa anak-anak Indonesia bukanlah tidak memiliki minat baca yang rendah.
“Selama ini akses buku-buku bacaan sulit sekali dijangkau oleh mereka,” kata dia.
Kalau pun ada, mediumnya tidak begitu menarik untuk anak-anak tersebut, ini terlihat ketika ia melakukan perjalanan dengan berkuda dan membawa beberapa buku bacaan untuk dibacakan kepada anak-anak, mereka antusias.
“Pustaka bergerak berupaya menumbuhkan kekuatan masyarakat untuk membangun sendiri budaya baca tulisnya dengan tujuan; masyarakat bisa menuliskan sendiri sejarah dan cerita-cerita mereka, sekaligus membentuk bersama kenyataan sosial, politik dan budaya yang berlangsung,” kata Nirwan dalam bincang-bincangnya kala itu dipetik dari Goethe.de.
Baca tulisan Linda Christanty di sini tentang Nirwan Arsuka dan Pustaka Bergerak.
Nirwan dan Komunitas Sulsel
Nirwan Ahmad Arsuka adalah sahabat bagi banyak budayawan dan penulis Sulawesi Selatan.
Dia inisiator dan penndorong Pustaka Bergerak.
Pendek cerira, Dia banyak terhubung melalui komunitas-komunitas pergerakan sosial, literasi publik, cipta seni.
Beberapa di antaranya dengan Anwar Jimpe Rahman, Ridwan Alimuddin, Moch Hasymi Ibrahim, termasuk dengan almarhumah tokoh literasi asal Sulsel lainnya, Lily Yulianti Farid.
Dengan Jimpe, salah satu pilar Kampung Buku Ininnawa, mereka kolaborasi mendorong Makassar Biennale dalam beberapa tahun terakhir, dengan Ridwan atau biasa disapa Iwan Sandeq pada Perahu Pustaka. Nirwan kerap menyambangi rumah Ridwan di Polman.
Nirwan juga akrab dan pernah berkolaborasi dengan Ilham Anwar pada penayangan Epos I Lagaligo beberapa tahun lalu di Jakarta.
Dia juga pernah menjadi salah satu pembicara utama pada pelaksanaan Makassar International Writers Festival MIWF 2017.
Pelakita.ID pernah berkunjung ke kediamannya pria yang akrab disapa Daeng Ngewa ini di Kawasan Rasuna Said pada tanggal 7 September 2018.
Lebih Dekat Nirwan
Nirwan Ahmad Arsuka adalah penulis esai kelahiran Kampung Ulo, Barru, Sulsel.
Dia dikenal sebagai penulis beberapa karyanya yang diterbitkan secara berkala di Kompas dan Jurnal Cipta.
Dia merupakan pendiri Pustaka Bergerak Indonesia. Tulisan-tulisannya yang berlatar belakang kekayaan budaya tempat kelahirannya, sudah diakui secara nasional dan internasional.
Adapun beberapa karyanya adalah kumpulan esai berdasarkan manuskrip I Lagaligo, Ilian dan Ramayana.
Tidak hanya esai berbasis budaya, tetapi dia juga berkarya berdasarkan ketertarikannya dengan sejarah. Beberapa esai karya Nirwan Arsuka juga diterbitkan dalam bentuk esai internasional, seperti International Jouenal of Asian Studies dan Inter-Asia Cultutral Studies Journal.
Lahir dan besar di Ulo Barru, pernah sekolah di SMA Negeri I Makassar dan kuliah Jusuran Teknik Nuklir di UGM.
Saat tulisan ini dibuat, keluarga Nirwan sedang bersiap menuju Jakarta untuk menjempat jenazah. (KA)