PELAKITA.ID – Bekerja sama untuk menghasilkan kemitraan jangka panjang dan berkelanjutan adalah tujuan PAIR Lab, sebuah inisiatif kerjasama riset dari Universitas Hasanuddin dan Australia – Indonesia Centre (AIC).
PAIR Lab dibangun di atas ikatan kuat antara AIC dan UNHAS untuk melanjutkan kolaborasi riset di bawah Kemitraan Riset Indonesia-Australia (Partnership for Australia-Indonesia Research/PAIR).
PAIR Lab akan memperkuat jejaring peneliti di universitas dengan para pembuat kebijakan, kalangan industri dan masyarakat sipil, dan fokus pada kepentingan Sulawesi Selatan. PAIR Lab ini juga mendapat dukungan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Indonesia.
Pendirian PAIR Lab tersebut menyusul pertemuan pimpinan AIC dan Universitas Hasanuddin pada akhir tahun 2021. Rektor Universitas Hasanuddin, Prof Jamaluddin Jompa, mengatakan PAIR Lab akan membantu menginformasikan kebutuhan riset di masa depan dan luaran riset yang lebih berdampak.
“Pelajaran yang didapat dapat digunakan untuk menciptakan lebih banyak laboratorium PAIR di Indonesia yang melihat tantangan di provinsi lain dan mengembangkan pengetahuan dan aplikasi komparatif…” kata Profesor Jamaluddin.
PAIR Lab diharapkan dapat memberikan kontribusi tidak hanya melalui riset, tetapi juga dalam pelatihan dan pembangunan ekosistem pengetahuan Sulawesi Selatan melalui webinar, forum, atau diskusi kelompok.
Profesor Jamaluddin mengatakan PAIR Lab merupakan langkah logis selanjutnya menyusul kerjasama berkelanjutan antara Universitas Hasanuddin dengan AIC dan Program PAIR.
“Universitas Hasanuddin bangga menjadi bagian dari kemitraan pengetahuan PAIR, termasuk melalui banyaknya peneliti yang berkolaborasi dalam penelitian PAIR,” ungkapnya.
Dia juga mengatakan penting bagi peneliti untuk merespon kebutuhan pembuat kebijakan “dengan penelitian dan wawasan yang relevan dan berfokus pada masalah”. ”
“Penelitian yang kami lakukan menangani pertanyaan dan masalah, tidak hanya melalui pendekatan interdisipliner tetapi juga dengan melibatkan pengambil kebijakan, masyarakat sipil, dan kalangan industri.”
Pendirian PAIR Lab merupakan respon atas kunjungan Perdana Menteri Anthony Albanese baru-baru ini ke Sulawesi Selatan dan Universitas Hasanuddin.
Direktur Eksekutif Australia-Indonesia Centre, Dr Eugene Sebastian, menyatakan terima kasih atas dukungan kuat dari Universitas Hasanuddin.
“Pemerintah daerah sedang mencari cara untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Mereka terus-menerus dihadapkan pada keharusan membuat kebijakan dan mencari bukti yang didasari riset untuk mendasari keputusan mereka.” “PAIR Lab menjawab kebutuhan ini…” kata Dr Sebastian.
PAIR Lab melanjutkan pekerjaan AIC yang dimulai pada tahun 2019, didanai oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia.
Menurut Dr Sebastian, ini adalah contoh bagaimana universitas berkontribusi pada keberlanjutan dan pembangunan jejaringan melampaui masa sebuah program bantuan pembangunan, dan membangun hubungan orang-ke-orang dalam jangka panjang dengan cara yang dilembagakan.
“PAIR Lab akan bekerja dengan pegawai pemerintah untuk memperkaya wawasan dalam membantu pengambilan keputusan,” ujarnya.
“Hal ini mengacu riset PAIR di bidang konektivitas, komoditas, dan kaum muda. Ini juga memanfaatkan jejaring pakar nasional dan internasional yang mendalam.”
Visinya adalah PAIR Lab menjadi yang terdepan dalam memberikan praktik internasional terbaik yang diarahkan pada kebijakan dan menyediakan riset mutakhir di Sulawesi Selatan dan Indonesia timur.
Dr Sebastian juga menyampaikan apresiasi terhadap dari pemerintah Sulawesi Selatan. atas dukungan dalam konsep PAIR Lab.
Editor: K. Azis