PELAKITA.ID – Intuisi bisnis Dr Abd Rahman Bando sudah teruji sejak remaja. Pria berdarah Enrekang ini adalah pengusaha muda yang sukses meniti masa-masa sulit semasa kuliah, antara studi dan menyiapkan bekal uang SPP.
Dia menjadi agen penjualan hasil bumi Enrekang seperti cengkeh, kakao hingga kopi dan dengan itu dia bisa menuntastkan kuliahnya dengan berbisnis.
“Setiap datang dari kampung, berbekal kendaraan roda dua saya bawa komoditi. Tidak banyak tetapi bisa bermanfaat untuk biaya kuliah,” katanya saat ditemui di Kawasan Samata, depan Kampus UIN Makassar, Senin, 24/1/2022.
Pengalaman bisnisnya itu tak padam mesti harus jadi birokrat, menjadi penyuluh pertanian dan terakhir menjadi Kadis Pertanian dan Perikanan di Kota Makassar.
Dia pensiun dini pada usia 50 tahun. “Sudah saya berjanji untuk berhenti jadi ASN di usia itu. Saya kini bisa lebih fokus melanjutkan kecintaan pada usaha,” tutur pria yang tenar dengan sebutan ARB ini.
ARB membuktikan janjinya dengan membesut usaha yang disebutnya Meelo ‘multi usaha’. “Di sini ada penginapan atau guest house, ada café dan resto, ruang klinik, apotik hingga ruang pertemuan,” jelas ARB di lantai dua Meelo Café and Resto, 24/1/2022.
Pelakita.ID mendapat undangan khusus alumni Kepenyuluhan Pertanian Universitas Hasanuddin ini untuk melihat apa yang saat ini digelutinya setelah pensiun dua tahun lalu.
“Meelo ini artinya baik, bagus, bisa juga bermakna ketulusan, kemudian keakaraban, nothing to loose, bisa juga enak. Juga bisa diartikan lebih milenials me dan elo, ini untuk semua,” katanya sembari tersenyum.
Logo Meelo warnanya pink sepadan dengan makna cinta dan harapan baik yang selalu diboyongnya sebagai spirit pertemanan.
Di atas empat barisan ruko yang berlantai 4 ini plus satu area rooftop, Abd Rahman Bando melanjutkan selera bisnisnya dengan memulai apa yang kita bisa sebut ‘mini MICE’.
Ada ruang pertemuan, wisata kuliner, rekreasi dan gathering keluarga. Lokasinya di Samata, kawasan timur Kota Makassar dan Sungguminasa yang terus menggeliat. Di rooftop kitab isa menikmati pemandangan sekitar Samata, termasuk menyaksikan Danau Nipanipa dari kejauhan.
“Berbekal pengalaman berbsinis kopi sejak puluhan lalu, kami punya relasi dengan banyak peyedia kopi terbaik,” imbuhnya sembari menyebut Rumbia, Kahayya, Malino, Makalaji hingga Kalosi dan Toraja bahkan Mamasa sebagai sumber kopi atau jejaring bisnisnya.
ARB membeli lahan di daerah itu bersamaan saat kampus UIN Samata dibangun. “Awalnya sepi, jalan masih sempit dan menakutkan,” kenang ARB.
“Lokasi penggilingan kopi kami tidak jauh dari sini pada beberapa tahun lalu sempat diresmikan almarhum Bupati Ichsan Yasin Limpo,” imbuhnya.
“Terkait Meelo, bagi saya ini upaya memaksimalkan sumberdaya yang telaj kami siapkan sejak awal, lama sekali. Keluarga setuju dan kami harus belajar terus mengenai Meelo ini. Terutama soal kuliner. Kami memperoleh masukan, pelatihan dan panduan bagaimana menyiapkan yang terbaik,” terang ARB.
Meelo Café and Resto sepertinya menjadi magnet utama di tempat ini. Posisinya yang terletak di Jalan Poros Samata, lintasan dari Makassar ke Malino dan timur Sungguminasa membuat Rahman opitimis Meelo akan menjadi alternatif MICE.
“UIN terus berkembang, kawasan di timur pun akan terus berkembang. Kami ada kamar di lantai 3 sebanyak 32 bisa menjadi tempat penginapan, jadi tidak harus ke pusat Kota Makassar jika harus berbisnis di sini,” ucapnya sebelum mengajak Pelakita.ID menikmati bebek goreng, ayam kampung, bebek pallekko.
“Kami ingin Meelo bermanfaat bagi masyarakat Samata, bagi kawasan yang sedang tumbuh kembang ini. Semoga Meelo bisa diluncurkan pertengahan Februari 2022 ini,” pungkasnya.
Gimana pembaca sekalian, tertarik mampir jika sedang melintas di antara Hertasing atau Samata? Antara Sungguminasa dan Malino? Yuk ke Meelo….