PELAKITA.ID – Ketua Ikatan Sarjana Kelautan (iskindo) Papua Barat, Semuel Kondjol meriset hasil tangkapan nelayan udang di Kampung Bakoi Kabupaten Sorong Selatan Provinsi Papua Barat.
Menurut alumni S1 Ilmu Kelautan Unsrat tersebut, riset ini dilakukan dalam tahun 2019 bersama Sampari Suruan, Ketua Daerah Maritim Muda Nusantara Provinsi Papua Barat, atas bimbingan dosen Muhammad Toha dan Paulus Boli, Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Papua, Manokwari.
“Mengapa udang, sebab ini merupakan komoditas perikanan yang paling penting dan menjadi tangkapan andalan bagi masyarakat nelayan di Desa Bakoi, Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat,” katanya kepada Pelakita.ID.
“Penelitian kami itu bertujuan untuk mengidentifikasi hasil tangkapan nelayan udang, baik jenis-jenis udang yang tertangkap, ukuran udang yang tertangkap, serta hasil tangkapan sampingan nelayan udang, sehingga dapat memberikan gambaran dasar terkait aspek pengelolaan udang secara berkelanjutan di Desa Bakoi,” jelasnya.
Menurutnya, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dengan teknik survei langsung terhadap objek yang diteliti dan wawancara terhadap informan kunci yaitu nelayan. Data yang terkumpul di analisis secara deskriptif.
“Penangkapan udang dilakukan tidak begitu jauh dari daratan desa, hanya berkisar 1 sampai 2 mil dari daratan jika kondisi air surut, sedangkan jika air pasang nelayan menangkap udang di sekitar depan desa yang hanya berjarak sekitar 500-700 meter dari daratan,” paparnya.
Apa saja temuannya? “Ada 3 jenis udang yang biasanya ditangkap oleh nelayan udang, yaitu Penaeus merguiensis (Udang Jerbung), Metapenaeus ensis (Udang Dogol) dan Penaeus monodon (Udang Windu),” terangnya.
“Udang jerbung memiliki panjang berkisar antara 5.4-21 cm, udang Windu memiliki panjang berkisar antara 18.4-19.1 cm, dan udang dogol memiliki panjang berkisar antara 11-14 cm. Ukuran panjang hasil tangkapan nelayan udang di Desa Bakoi masuk kategori ukuran udang dewasa,” pungkasnya.
Editor: K. Azis