PELAKITA.ID – Universitas Hasanuddin sebagai ‘Humaniversity’ mengedepankan partisipasi aktif civitas akadmika pada berbagi isu-isu kontemporer yang berkaitan masa depan sumber daya manusia dan lingkungan di sekitarnya.
Relevan dengan itu, Pusat Lembaga Penelitian dan Pengembangan (PUSLITBANG) Laut, Pesisir dan Pulau Pulau Kecil (LP3K) -LPPM UNHAS sebagai salah satu ujung tombak Unhas, telah menetapkan 4 pulau dalam satu desa di Pangkep sebagai daerah dampingan atau Pulau Binaan.
Pulau tersebut adalah Pulau Salebbo, Samatellu Lompo, Samatellu, dan Samatellu Pedda. Pulau yang akan menjadi wahana pengabdian keluarga besar LP3K LPPM Unhas.
“Kunjungan pertama telah dilaksanakan di Pulau Salebbo dengan beberapa kegiatan atas permintaan masyarakat yang disampaikan melalui Kepala Desanya, Nursyam, S. Pd,” jelas Dr Nurjannah Nurdin, S.T, M.Si, Ketua LP3K LPPM Unhas kepada Pelakita.ID, 22 November 2020.
“LP3K secara rutin akan mengadakan pembinaan secara langsung pd masyarakat pulau dalam berbagai aspek. Kegiatan pertama meliputi aksi bersih sampah plastik di pulau bersama warga pulau,” jelasnya.
“Kedua, edukasi penggunaan teknologi GPS dan fish finder bagi nelayan untuk memudahkan nelayan mencapai target penangkapan dan memyimpan, merekam lokasi penangkapan,” tambahnya
“Lalu yang ketiga adalah edukasi teknik penyelaman yang aman. Ini disampaikan dalam teori dan praktik penyelaman,” lanjut pakar GIS atau Indraja Kelautan ini.
Menurut Dr Nurjannah, aksi perdana Bina Pulau ini dikuti oleh beberapa dosen dari Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP Unhas) serta Fakultas Sosial dan Politik Unhas, instruktur selam dari POPSA, MSDC, dan mahasiswa.
“Rencana berikutnya, kami akan menggalang alumni untuk bersama sama secara langsung atau tdk langsung berpartisipasi dalam Program Bina Pulau ini,” harap Nurjannah
“Saling besar peluang untuk bersama masyarakat membangun pulau mereka, sementara kita semua bisa berkontribusi sesuai sumber daya, kompetensi dan jejaring yang ada,” pungkas Dr Nurjannah.
Penulis: K. Azis