Tinjauan Gap Kapasitas dan Peluang Pengembangan Usaha Gula Aren

  • Whatsapp
GUla aren untuk SDGs di Luwu Timur

Untuk Pengembangan Kelompok Usaha Gula Aren 

Oleh: Yahyuddin

PELAKITA.ID – Selama hampir 2 tahun memfasilitasi program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat SDGs di desa, penulis mencatat sejumlah informasi penting tentang alur dan strategi peningkatan kapasitas kelompok produktif.

Hemat penulis, penguatan kapasitas kelompok usaha merupakan fondasi penting bagi terciptanya kelembagaan yang profesional, efektif, dan berkelanjutan.

Kelompok usaha gula aren misalnya – menghadapi tantangan yang bukan hanya menyangkut keterampilan teknis, tetapi juga kemampuan administratif, manajerial, produksi, dan pemasaran.

Karena itu, diperlukan pemahaman komprehensif mengenai kompetensi ideal yang dibutuhkan setiap bagian, sekaligus membaca jarak antara kondisi aktual dan performa yang seharusnya.

Dalam struktur organisasi, ketua kelompok memegang peran sentral. Ia tidak hanya menjadi pengarah dan koordinator, tetapi juga penjaga ritme kerja tim.

Seorang ketua idealnya memiliki kemampuan manajerial yang kuat, mampu mengelola konflik, dan menjaga harmonisasi antaranggota. Selain itu, jejaring yang baik dengan pemerintah desa maupun lembaga mitra menjadi nilai strategis yang dapat membuka peluang kolaborasi lebih luas bagi pengembangan usaha.

Sementara itu, sekretaris memiliki peran krusial dalam memastikan seluruh kegiatan berjalan dengan tertib melalui administrasi yang rapi.

Tugasnya meliputi dokumentasi, surat-menyurat, pencatatan kegiatan, hingga inventarisasi aset. Ketelitian dan kemampuan mengelola informasi menjadi hal yang mutlak karena sekretaris berfungsi sebagai penghubung komunikasi antara ketua, anggota, dan pihak luar.

Pengelolaan keuangan juga menentukan keberlanjutan usaha. Bagian keuangan harus mampu menyusun buku kas, laporan rugi laba, arus kas, serta memahami prinsip transparansi.

Keputusan yang berkaitan dengan biaya bahan baku, operasional produksi, dan kebutuhan pemasaran hanya dapat dilakukan secara akurat apabila pencatatan dilakukan rutin dan sistematis.

Pada aspek produksi, tantangan lebih bersifat teknis. Pengurus harus memahami proses penyadapan nira, teknik pemasakan, pengendalian kualitas, hingga pencetakan dalam berbagai bentuk seperti gula batok, gula semut, atau gula aren cair.

Pengetahuan tentang kualitas nira, termasuk kemampuan mengenali nira rusak (bull), menentukan kualitas akhir produk. Kemampuan melakukan pengemasan yang higienis dan menarik juga semakin penting untuk memenuhi tuntutan pasar modern.

Pemasaran merupakan pilar penting lainnya, terutama dalam memastikan produk mampu bersaing dan menjangkau pasar yang lebih luas. Bagian ini dituntut memahami strategi membangun jaringan, membaca preferensi konsumen, hingga memanfaatkan inovasi digital melalui branding, pembuatan konten, dan komunikasi pemasaran yang efektif.

Jika dibandingkan dengan kondisi ideal tersebut, performa aktual kelompok usaha di Balambano masih menunjukkan sejumlah gap.

Komunikasi internal perlu dibuat lebih intens Dalam hal administrasi, sekretariat belum tertata rapi dan pencatatan aset belum berjalan sesuai standar. Pengelolaan keuangan juga belum memiliki sistem yang dapat dipertanggungjawabkan.

Gap paling besar terlihat pada bidang produksi. Terutama perluasan tanggung jawab dan peran anggota lainnya. Di sisi pemasaran, jaringan distribusi belum terbentuk dengan baik, dan strategi promosi masih sangat terbatas.

Menutup gap ini membutuhkan langkah penguatan kapasitas yang terencana dan berkelanjutan.

Pelatihan kelembagaan penting dilakukan untuk memperbaiki dinamika organisasi, meningkatkan intensitas komunikasi internal, dan memperjelas pembagian peran. Pelatihan teknis juga dibutuhkan, mulai dari produksi, administrasi, pengelolaan keuangan, hingga packaging dan pemasaran digital.

Di samping itu, pendampingan intensif diperlukan agar kelompok mampu membangun rutinitas kelembagaan, menjalankan rapat berkala, dan menerapkan standar kerja yang konsisten.

Dengan dukungan pelatihan dan pendampingan yang tepat, Kelompok Usaha Gula Aren Desa Balambano memiliki peluang besar untuk tumbuh menjadi lembaga usaha yang mandiri, berdaya saing, dan berkelanjutan.

Upaya memperbaiki kapasitas bukan sekadar meningkatkan produktivitas, tetapi juga memperkuat peran kelompok sebagai bagian penting dari ekonomi desa yang terus berkembang.