Asri Tadda: The Sawerigading Institute Konsisten Mengawal Persiapan Pengembangan Kawasan Industri di Luwu Timur

  • Whatsapp
Foto bersama para peserta Roundtable Discussion Prospek Pengembangan Kawasan Industri Luwu Timur, Amdal dan Regulasi Teknis (dok: Istimewa)

PELAKITA.ID – Konsistensi The Sawerigading Institute dalam mengawal isu-isu pembangunan, khususnya pengembangan kawasan industri di Luwu Timur, tidak muncul secara tiba-tiba. Lembaga ini hadir dengan keyakinan bahwa proses pembangunan daerah harus berpijak pada keterbukaan, partisipasi publik, serta keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan kelestarian lingkungan.

Hal tersebut disampaikan Direktur The Sawerigading Institute, Asri Tadda, saat membuka pelaksanaan Roundtable Discussion tahap kedua yang digelar di Lantai 4 Graha Fajar, Jumat, 31 Oktober 2025.

Kegiatan ini didahului oleh sambutan Amrul, Pimpinan Redaksi Harian Fajar, yang juga menjadi tuan rumah pelaksanaan ajang diskusi multipihak tersebut.

Dia menyebut dalam kegiatan Roundtable Discussion ini, semangat kolaboratif sangat penting dan menekankan perlunya media sebagai ruang berbagi gagasan sekaligus sarana kontrol publik terhadap arah pembangunan daerah.

Forum ini turut dihadiri oleh perwakilan berbagai lembaga, antara lain Dinas Lingkungan Hidup Sulsel, Universitas Hasanuddin, Dinas Penanaman Modal dan PTSP Provinsi Sulawesi Selatan, akademisi dari Universitas Bosowa, organisasi KNPI Luwu Timur, Pemerintah Kabupaten Luwu Timur yang diawakili Plt Kadis DPMPTSP, hingga perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup Bioekoregion Sulawesi.

Hadir pula aktivis, mahasiswa, dan tokoh masyarakat, Bupati Luwu Timur pada masanya Andi Hatta Marakarma.

Penekanan Asri Tadda

Sementara, menurut Asri, setiap forum diskusi, dialog kebijakan, maupun riset lapangan yang diinisiasi The Sawerigading Institute selalu berangkat dari semangat kolaborasi lintas sektor — melibatkan pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat sipil.

Dia menambahkan bahwa diskusi ini bukan hanya tentang Luwu Timur, tetapi juga tentang bagaimana daerah-daerah di Sulawesi Selatan dapat saling belajar dalam mengembangkan kawasan industrinya.

Ia menyebut, sejumlah daerah seperti Takalar, Bantaeng, Luwu, dan Bone kini tengah menginisiasi kawasan ekonomi khusus dan kawasan industri baru.

“Luwu Timur, dengan potensi sumber daya alam dan posisi strategisnya, menjadi salah satu kandidat utama yang diperhitungkan. Namun potensi besar itu juga menghadirkan tantangan — mulai dari kesiapan kebijakan, peran legislatif, hingga suara masyarakat yang kini semakin kuat menuntut transparansi dan keadilan dalam prosesnya,” ujar Asri.

Diskusi ini dipandu oleh Kamaruddin Azis, pendiri Pelakita.ID, yang juga bertindak sebagai moderator.

Ia menekankan pentingnya menghubungkan hasil-hasil kajian akademis dengan proses pengambilan kebijakan. Menurutnya, setiap kebijakan investasi harus berlandaskan kepatuhan terhadap aturan lingkungan dan tata ruang, serta melibatkan masyarakat secara aktif dalam proses perencanaan.

Menurut Asri, forum-forum seperti ini merupakan bagian dari upaya panjang membangun tata kelola pembangunan yang berbasis dialog dan pengetahuan.

“Konsistensi kami dalam mengawal isu kawasan industri bukan semata untuk mengkritik, tetapi untuk memastikan agar arah pembangunan Luwu Timur tidak kehilangan dimensi kemanusiaan dan keberlanjutan,” jelasnya.

Ia menambahkan, dengan membuka ruang diskusi antara akademisi, pemerintah, media, dan masyarakat,

“The Sawerigading Institute berharap dapat mendorong lahirnya rekomendasi yang realistis — agar kawasan industri yang direncanakan benar-benar menjadi sumber kesejahteraan bagi masyarakat, bukan sekadar proyek ekonomi yang abai terhadap aspek sosial dan lingkungan,” harapnya.

“Melalui kolaborasi lintas lembaga serta komitmen terhadap data dan partisipasi publik, The Sawerigading Institute ingin menunjukkan bahwa mengawal pembangunan bukan sekadar berbicara tentang pertumbuhan ekonomi, tetapi juga tentang memastikan masa depan Luwu Timur dibangun di atas pondasi pengetahuan, keadilan, dan keberlanjutan,” pungkas Asri.

Redaksi