PELAKITA.ID – Kota Makassar menghasilkan volume sampah yang signifikan setiap harinya. Data dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar menunjukkan bahwa pada tahun 2022, volume sampah mencapai 7.374,5 ton per bulan, atau sekitar 245,8 ton per hari.
Sebelumnya, pada tahun 2021, potensi sampah tercatat sebesar 410.291 ton per tahun, yang berarti sekitar 34.190 ton per bulan atau 1.139 ton per hari.
Overkapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA): TPA Tamangapa, yang beroperasi sejak 1993 dengan luas 20,8 hektar, telah mengalami kelebihan kapasitas.
Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran terkait dampak lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar. Setiap tahun, volume sampah di Makassar meningkat sekitar 11,53%, sementara pertumbuhan penduduk hanya 1,30% per tahun.
Peningkatan volume sampah yang tidak sebanding dengan pertumbuhan penduduk ini menambah beban pada sistem pengelolaan sampah kota.
Sampah di Makassar didominasi oleh limbah industri dan rumah tangga, terdiri dari sampah organik dan non-organik. Sampah non-organik, terutama plastik, menjadi masalah karena sulit terurai dan dapat terdegradasi menjadi partikel mikroplastik yang berbahaya bagi lingkungan.
Solusi
Mesti menerapkan pendekatan ekonomi sirkular yaitu dengan mengadopsi pendekatan ekonomi sirkular dengan memaksimalkan penggunaan kembali dan daur ulang material dapat mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA.
Hal ini melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat, industri, dan pemerintah dalam mengelola siklus hidup produk.
Pengembangan dan penguatan bank sampah. Bank sampah, seperti Bank Sampah Pelita Harapan yang telah beroperasi sejak 2011 di Makassar, dapat menjadi solusi efektif dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Dengan insentif ekonomi, masyarakat didorong untuk memilah dan mengumpulkan sampah yang dapat didaur ulang.
Perlu didorong peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat. Edukasi mengenai pentingnya pengelolaan sampah yang baik perlu ditingkatkan.
Kegiatan seperti sosialisasi peraturan daerah tentang lingkungan hidup dan pelatihan pembuatan produk ramah lingkungan dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah.
Perlu optimalisasi infrastruktur pengelolaan sampah. Perbaikan infrastruktur, seperti penambahan fasilitas pemilahan sampah dan peningkatan efisiensi operasional TPA, diperlukan untuk menangani volume sampah yang terus meningkat. Selain itu, penerapan teknologi pengolahan sampah yang lebih modern dapat membantu mengurangi beban pada TPA.
Dengan implementasi solusi-solusi tersebut secara konsisten dan kolaboratif, diharapkan permasalahan sampah di Kota Makassar dapat ditangani dengan lebih efektif, menuju lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Penulis: Kamaruddin Azis