Todd Dias: Australia Siapkan 200 Juta Dollar untuk Program Iklim, EBT dan Infrastruktur

  • Whatsapp
Todd Dias (dok: Pelakita.ID)

PELAKITA.ID – Konsul Jenderal Australia, Todd Diaz mengungkapkan Pemerintah Australia telah menyediakan pendanaan sebesar USD Aus200 juta melalui program Kemitraan Australia dan Indonesia untuk Iklim, Energi Terbarukan, dan Infrastruktur (Kinetik).

Todd Dias menyampaikan itu pada kegiatan pengembangan kapasitas untuk Jurnalis terkait Perubahan Iklim yang diselenggarakan CNN Academy bersama Kedutaan Besar Australia di Makassar, Rabu, 15 Januari 2025.

Dia menyebut pendanaan tersebut sekitar USD Aus50 juta untuk energi biotermal yang merupakan salah satu sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan.

“Pemanasan global akibat perubahan iklim kini menjadi perhatian serius di seluruh dunia, termasuk di Australia dan Indonesia. Kedua negara ini berkomitmen untuk mempercepat transisi energi dan memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT),” kata dia.

Dia menyebut suhu permukaan air laut di Australia yang beberapa tahun lalu berada di kisaran 16-19 derajat Celcius kini meningkat hingga 23 derajat Celcius.

”Kondisi tersebut menyebabkan udara di Australia menjadi semakin panas dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” tambahnya.

Dia menambahkan ada sejumlah inovasi seperti penggunaan rumput laut sebagai penyerab karbon., ”Ada jenis Asparogopsis yang dianggap dapat menyerap karbon,” kata dia.

Terkait peruban iklim atau upaya menuju Net Zero itu, Todd menilai solusi terbaik adalah penerapan energi baru terbarukan di lapangan.

”Dengan langkah ini, diharapkan target pemanfaatan listrik berbasis EBT dapat tercapai pada 2030 untuk mendukung ambisi Net Zero Emission (NZE) atau emisi nol persen,” sebutnya.

“Sebetulnya sudah ada pulau di Australia yang 100 persen sudah menggunakan EBT yakni di Pulau Tasmania,” ucapnya.

Dia juga menyebut mengapa banyak Pembangkit Listrik Tenaga Surya berjalan baik di Australia karena proses perencananaannya melibatkan banyak pihak terutama masyarakat setempat.

Selain Konsul Jenderal Australia, workshop tersebut juga dihadiri oleh General Manager PT PLN Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Barat (Sulselrabar), serta Managing Director Energy Shift, Putra Adhiguna, hingga Prof Rizaldi Boer dari IPB.

Tentang KINETIK

Dari laman Australian Aid diperoleh informasi Kuasa Usaha Australia untuk Indonesia, Steve Scott, secara resmi meluncurkan KINETIK, Kemitraan Iklim dan Infrastruktur Australia-Indonesia, pada Kamis 14 Maret.

Kemitraan yang pertama kali diumumkan oleh Perdana Menteri Albanese dan Presiden Jokowi ini merupakan inisiatif iklim dan energi Australia yang utama di Indonesia.

“Dengan nilai 200 juta dolar Australia, KINETIK akan memperdalam kerja sama bilateral untuk mengurangi emisi dan mendorong sistem energi dan industri untuk mempercepat transisi menuju nol emisi karbon,” ujar Kuasa Usaha Australia, Scott.

Nama KINETIK, atau Kemitraan untuk Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur, mencerminkan momentum bersama Australia dan Indonesia menuju masa depan energi bersih.

KINETIK akan berfokus pada tiga pilar yang saling memperkuat. Pertama, akan mendorong peningkatan investasi dalam transisi energi dengan mendukung reformasi kebijakan dan regulasi yang dijalankan Indonesia.

Kedua, Kemitraan ini akan membuka akses pembiayaan bagi usaha kecil dan menengah yang berfokus pada iklim melalui Australian Development Investments, dan memberikan insentif bagi investasi pada proyek-proyek infrastruktur hijau berskala besar.

Kemitraan ini juga akan mendorong transisi energi yang setara di mana perempuan, penyandang disabilitas, dan masyarakat terpinggirkan dapat berpartisipasi dan mendapatkan manfaat dari peralihan menuju nol emisi karbon.

Inisiatif awal di bawah KINETIK termasuk kursus singkat Australia Awards untuk mendukung pengembangan keterampilan di berbagai bidang seperti sistem keuangan berkelanjutan dan peningkatan akses energi terbarukan untuk masyarakat terpencil.

Redaksi

 

 

Related posts