PELAKITA.ID – Universitas Hasanuddin kembali menyelenggarakan Rapat Paripurna Senat Akademik dalam rangka upacara penerimaan empat guru besar baru yang berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) serta Fakultas Ilmu Budaya (FIB).
Upacara penerimaan jabatan guru besar berlangsung mulai pukul 08.30 WITA di Ruang Senat Akademik, Lantai 2 Gedung Rektorat, Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, Selasa (24/12/2024), dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Senat Akademik Unhas.
Proses pengukuhan dihadiri Rektor Unhas, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc., Ketua, Sekretaris, dan Anggota Senat Akademik, Dewan Guru Besar, tamu undangan, serta keluarga besar dari para guru besar yang dikukuhkan.
Keempat guru besar yang dikukuhkan adalah:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
1. Prof. Mursalim Nohong, S.E., M.Si., CWM – Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Keuangan, yang dikukuhkan sebagai guru besar Unhas ke-542
2. Prof. Dr. Abd. Rahman R., S.E., M.Si. – Guru Besar Bidang Ilmu Ekonomi Regional, yang dikukuhkan sebagai guru besar Unhas ke-543.
3. Prof. Dr. Maat Pono, S.E., M.Si. – Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Operasional, yang dikukuhkan sebagai guru besar Unhas ke-544.Fakultas Ilmu Budaya
1. Prof. Nasmilah, S.I.P., TESL, M.Hum., Ph.D. – Guru Besar Bidang Ilmu Pengajaran Bahasa Inggris, yang dikukuhkan sebagai guru besar Unhas ke-545.
Rektor Unhas, Prof. Jamaluddin Jompa (Prof. JJ), dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat atas pencapaian ini.
Ia menekankan bahwa penambahan jumlah guru besar mencerminkan komitmen Unhas untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dan memperkuat kontribusi universitas dalam menjawab tantangan global.
“Pengukuhan guru besar ini bukan hanya bentuk pengakuan atas capaian akademik tertinggi, tetapi juga tanggung jawab besar untuk terus berkontribusi bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan pengabdian kepada masyarakat. Kami percaya bahwa guru besar yang baru dikukuhkan ini akan membawa Unhas semakin dekat dengan visi menjadi universitas kelas dunia,” ujar Prof. JJ.
Sebelum prosesi pengukuhan, keempat guru besar telah menyampaikan pidato ilmiah yang membahas bidang keahliannya masing-masing, sebagai berikut:
Prof. Mursalim Nohong, S.E., M.Si., CWM
Pidato pengukuhan berjudul “Green Financial Management: Pathways to Sustainable Competitive Advantage” membahas pentingnya Manajemen Keuangan Hijau (Green Financial Management), yakni konsep dan praktik yang mengintegrasikan pertimbangan lingkungan dalam pengambilan keputusan keuangan perusahaan dan institusi keuangan.
“Green Financial Management telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir. Konsep ini mencerminkan pentingnya kesadaran dan komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan, kelayakan ekonomi jangka panjang, serta tanggung jawab sosial,” ungkap Prof. Mursalim.
Prof. Dr. Abd. Rahman R., S.E., M.Si.
Pidatonya yang berjudul “Pusat Pertumbuhan Ekonomi Wilayah dalam Perspektif Konsep Integrasi” menyoroti pentingnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi regional sebagai strategi untuk mengatasi ketimpangan wilayah.
“Konsep integrasi menjadi landasan utama untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Kolaborasi antara pemerintah, swasta, masyarakat, perguruan tinggi, dan lembaga riset adalah kunci untuk mencapai tujuan ini,” jelas Prof. Rahman.
Prof. Dr. Maat Pono, S.E., M.Si
Pidato dengan tema “Transformasi Operasional UKM dalam Meningkatkan Daya Saing di Era Ekonomi Digital” membahas peran strategis UKM sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia.
“Di era ekonomi digital, daya saing menjadi elemen kunci bagi kelangsungan UKM. Adaptasi terhadap digitalisasi membuka peluang besar bagi UKM untuk memperluas pasar, meningkatkan efisiensi operasional, dan bersaing di tingkat nasional maupun global,” ungkap Prof. Maat.
Prof. Nasmilah, S.I.P., TESL, M.Hum., Ph.D.
Pidato berjudul “Bahasa Inggris dalam Perspektif Pedagogi: Peranan, Tantangan, dan Peluang di Era Globalisasi” menyoroti tantangan dalam pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia.
“Bahasa Inggris sebagai bahasa asing di Indonesia menghadirkan kendala tersendiri dalam proses akuisisi. Diperlukan kebijakan strategis untuk meningkatkan penguasaan Bahasa Inggris, seperti program total immersion, penyesuaian kurikulum, serta pelatihan berkelanjutan bagi siswa sejak tingkat dasar hingga menengah,” jelas Prof. Nasmilah.
Acara ini menandai pencapaian penting dalam peningkatan kualitas akademik Universitas Hasanuddin, sekaligus menjadi momentum untuk memperkuat kontribusi Unhas di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.(*)