Inspiratif! Curahan Hati Prof Aminuddin Salle tentang ‘Sipakatau’-nya UMI Makassar

  • Whatsapp
Prof Aminuddin Salle Kareng Patototo dan Prof Niartiningsih bersama kolega di di auditorium UMI (dok: Istimewa)

PELAKITA.ID – Wujud nyata, sipakatau. Demikian tulisan penilaian Prof Amiruddin Salle Karaeng Patoto, tokoh Galesong dan Unhas, panutan kami di laman medsosnya Facebook, Selasa, 24/12/2024.

Penulis menyukai dan menulis ulang konten itu dengan dua alasan.

Pertama, bahwa apresiasi kepada siapapun oleh organisasi perlu terus disuarakan dan didengungkan bagi mereka yang pernah menjadi bagian dari organisasi. Ada ungkapan peduli dan terima kasiih di dalamnya.

Read More

Itu hal penting di tengah lini masa kita tentang kepemimpinan pemerintahan nasional, lokal, regional yang silih berganti. Ada yang datang, bertahan dan juga secara diam-diam lengser.

Ada yang berperkara dan ditinggalkan, ada yang keliru langkah dan dicampakkan.  Padahal bisa jadi ada banyak kontribusi mereka untuk kesuksesan dan kelancaran rezeki anggota organisasi atau publik.  Prof Aminuddin Salle mengingatkan kita tentang pentingnya sipakatau dalam suasana apapun.

Alasan kedua, tentang memanusiakan manusia pada ranah, pada hakikatnya, adalah praktik yang harus terus ditularkan dalam keseharian kita.

Pernah sekali seorang kawan curhat, meskipun dia punya jabatan tinggi, mestinya terhormat, namun karena kepentingan politik, dia harus disisihkan dari satu barisan tamu undangan.  Menyedihkan bukan?

Padalah, sipakatau, harus selalu ada dan berlaku, di manapun kita berada.

Sehatiki selalu bunda Prof Niartinigsih dan tetta Prof Aminuddin Salle Karaeng Patoto (dok: Istimewa)

Kembali ke Tetta Karaeng Patoto.  Beliau menulis begini: pekan lalu kami menghadiri undangan Rektor Universitas Muslim Indonesia (UMI), dalam acara pengukuhan guru besar yang telah ke-85, 86 dan 87.

“Pertanda bahwa UMI, salah satu universitas terbesar di Kawasan Timur Indonesia,” sebutnya.

“Sebagai warga biasa maka sikap sebagai terundang bersiap untuk duduk pada kursi manapun yang tersedia. Namun tanpa saya sangka, walau telah pensiun dari jabatan Koordinator Kopertis sejak 20 tahun lebih tetapi pihak Rektorat UMI masih memperlakukan saya secara terhormat,” tulisnya.

“Mendudukkan kami berdua dengan Prof Andi Niartiningsih, mengapit tiga orang Guru Besar yang dikukuhkan,m” jelasnya.

Selain itu,lanjut Karaeng Patoto,  para petinggi baik Ketua LLDikti, Ketua Dewan Guru Besar/Ketua Dewan Wakaf, Rektor dan para Guru Besar yang dikukuhkan tetap menyapa kami dalam sambutan resminya.

“Sebagai pemerhati kearifan leluhur merasa optimistis karena praktek kearifan leluhur ᨔᨗᨄᨀᨈᨕᨘ #Sipakatau bukan hanya hidup dalam alam kebudayaan tetapi juga dipraktekkan pada dunia akademik,” tambahnya.

“Sungguh, UMI telah menempatkan posisi besarnya dengan mempraktekkan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dalam wujud ᨔᨗᨄᨀᨈᨕᨘ (Sipakatau). Baarakallah,” pungkasnya.

Oh iya,  masih ada alasan lain mengapa konten di atas tayang di Pelakita.ID, sebagai yang pernah kuliah di Ilmu dan Teknologi Kelautan Unhas, saya sangat akrab dengan Prof Niartiningsih, yang pernah jadi Dekan FIKP Unhas serta mengujiku saat ujian meja.

Prof Niar, pernah jadi Koordinator Kopertis sebagaimana dimaksud Prof Aminuddin Salle di atas. Dengan melihat foto mereka berdua tentu ada kebahagiaan yang membuncah.

Keduanya nampak sehat dan tetap energik di usia purna tugas.  Salamakki Tetta Prof Aminuddin Salle Karaeng Patoto dan juga Prof Niartiningsih. Salam dari Muscat, Oman.

Penulis

Daeng Nuntung, founder Pelakita.ID

 

 

Related posts