Menuju Tenas IV Smansa: Mencari Titik Pertemuan dan Dapat Kejutan dari Presiden (Bagian 3)

  • Whatsapp
Foto bersama di depan Kompleks Kantor Gubernur DI Yogyakarta (dok: Istimewa)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Pada malam pertama, pertemuan berlangsung lancar dengan Event Organizer di lantai 2 Malybhara Hotel.

Yang presentasi namanya Mas Kris dari EO, kami ikut menanggapi terkait rencana pelaksanaan Gala Dinner di Candi Prambanan.

Guys, bayangkanlah reuni, pertemuan alumni pada Tenas IV dalam bentuk gala dinner dengan aneka pencahayaan memukau, berlatar belakang Candi Prambaran, pada malam hari. Lalu foto bersama ribuan orang.

Read More

Dapat sensasinya? Itu yang kami bicarakan malam itu.

Satu persatu item, budget, kami kutui.  Pertemuan lancar, nikmat, apalagi ada yang hangat wedhang jahe di depan mata.

Kami ke kamar masing-masing, memboyong perasaan bahagia. Menunggu pagi tiba, untuk menyusuri Malioboro yang mengagumkan itu.

Pemandangan di selasar Malioboro (dok: Pelakita.ID)
Gedung Bersejarah ‘Istana Presiden’ di Yogya (dok: Pelakita.ID)
Menemukan kereta kuda di antara deru kendaraan bermesin (dok: Pelakita.ID)

Masih pagi, sekira pukul 5.30 waktu DI Yogyakarta, teman sekamar Agus Budiawan sudah mengajak jogging.

“Ayo kak, kita jogging di Malioboro,” ajaknya.

“Masih kejar deadline, duluanmaki,” balasku sembari meneruskan pengeditan.

Kami sekamar nomor 329 Hotel Malyabhara. Nama hotelnya asik. Setarikan napas dengan Malioboro. Ini nama baru, sebelumnya bernama Ibis Malioboro seperti disampaikan Kakak Ina Parenrengi.

Hotel Malyabhara berdampingan Hotel Novotel. Ini tempat premium di Malioboro.  Harga per kamar 800 ribu, atau sekitar itu – silakan bagi kakak-kakak untuk booking sedini mungkin. Inilah salah satu hotel keren di jantung Malioboro.

Sekitar pukul 6.00 saya sudah tiba di depan hotel. Di sana sudah ada Ina, Puguh, Bo dan Bang Ronggur.

“Kita tunggu pak ketua, lalu jalan,” kata Ronggur.

Sekitar 10 menit kemudian, Phala Munafra Hafid datang. Dia mengenakan jersey runners, sama dengan yang saya pakai Sulsel Smansa Runners 2024.

“Gagah betul ketua kita ini dengan jersey Smansa Run,” batinku.

Kami pun menyusuri Malioboro. Formasi lengkap, semua anggota tim observasi persiapan Tenas IV hadir, ada Phala, Ina, Ronggur, Puguh, Bo, Agus dan penulis.

Bersama mencari titik temu (dok: Pelakita.ID)
Gerbang Sosrokusuma (dok:: Pelakita.ID)

Bayangkanlah Malioboro, sebuah kawasan yang indah, teratur dan jadi ajang interkasi warga kota yang guyub. Sepagi mungkin sudah ada Trans Yogya yang bikin cemburu karena tetap bertahan dan menjadi wahana transportasi massal warga.

Kesan saya, dunia kota Yogya yang minimalis namun tetap indah.

Di sudut hentian, nampak seorang perempuan mengenakan kebaya biru terang, dia bersolek sembari menunggu bus berikutnya, Dari sudut sempit, saya memotret pertugas loket Trans Yogya yang mengenakan blankon di kepala.

Saya lalu bergeser ke seorang nampak gagah perkasa di koridor Trans Yogya dan berfoto dengan Sang Prajurit Dhaeng.

Ini digambarkan sebagai prajurit asal Sulawesi yang membantu kerajaaan dalam melawan VOC.

Penulis bersama prajurit Dhaeng (dok: Pelakita.ID)

Kami menyusuri Malioboro yang terkenal itu. Menyaksikan denyut Kota Yogya yang tenang. Menyempatkan foto sebelum melihat sejumlah titik. Untuk pemasangan umbul-umbul atau spanduk raksasa hingga drop off potensial.

Inilah Kota Yogya yang tenang, bersejarah dan masih tetap eksis sebagai kota yang dijaga Sultan dan diikat tatakrama. Kami sedang menyiapkan pesta besar di sana pada 6 September 2025. Waktu yang oleh ketua kami Phala Munafra Hafid sebagai tidak lama lagi sebab pendaftaran akan ditutup pada bulan Juni 2025.

”Kita akan tutup pada Juni 2025 supaya persiapan jelas, ada kepastian, dan pengurusan itinerary peserta teratur,” kata Phala.

Ketua Panitia Phala Munafra Hafid, Muhammad Roggur, Puguh dan Hasbullah, kompak memeriksa titik demi titik Yogya (dok: Pelakita.ID)
Mas Puguh fokus mencari titik pemasangan spanduk (dok: Pelakita.ID)
Isi dalam Benteng Vredenburg (dok: Pelakita.ID)

Kami bergeser ke Stasiun Bus, atau tepatnya kawasan yang nampaknya bisa untuk drop off. Mas Puguh nampak sibuk menentukan di mana gerangan nanti spanduk akan dipasang. Dia mencatat, dia mengambil foto.

Saya menyempatkan mengambil foto kereta bendi yang dibawa oleh seorang pria berbaju Jawa lengkap blankon. Indah sekali.

Di jantung kota, di sekitar Malioboro, tak hanya Trans Yogya, ada pula pembauran antara kendaraan roda dua, empat dan kuda. Inilah Yogya, bung!

Kami melintasi Kawasan Wisata Dagen yang terkenal, lalu masuk ke alun-alun, ke kawasan kantor Gubernur. Berfoto di sana.

Tempatnya yang asik dengan bangunan tua rasanya akan menggoda hasrat berfoto para peserta Tenas IV nanti. Saya menyempatkan foto di Gendhong Indische yang terkenal itu. Semacam sekolah dulu.

Ina menyempatkan mampir untuk membeli sesuatu di kerumuman ibu-ibu berjilbab yang menggelar sejumlah makanan. Ada gado-gado, pecel, hingga sate. Dibungkusnya sate ayam. ”Enak Denun,” ajaknya.

”Phala sedikit, kita ada agenda setelah ini,” kata Phala saat kami melintas di depan Istana Negara di Yogya. Ini bangunan bersejarah. Di sini, NKRI pernah dikendalikan oleh Soekarno.

Kami bergerak ke arah perempatan BNI, dan rupanya saat kami tiba, iring-iringan Presiden Jokowi pun melintas. Tiga kaos dibagikan Pak Presiden, inilah kesempatan pertama kali melihat wajah presiden kita, presiden anda, kita semua.

”Luar biasa, ini momen tak terduga. Kita datang ke Yogya untuk persiapan Tenas IV, dan bertemu Presiden langsung,” ucap Ina.

Selasar Malioboro (dok: Pelakita.ID)
Rapi jali di jalanan kota Yogya (dok: Pelakita.ID)

Dalam perjalanan balik ke Malyabhara, saya sempatkan ambil foto di gerbang Sosrokusuma yang aduhai.

Sembari menyusuri koridor, kami menyempatkan bercanda setelah bertemu (tepatnya melihat Presiden) langsung.

”Mimpi apa saya ini, tadi kita sempat putar-putar di pasar, di terminal. Yang di atas sudah mengatur, segera berangkat, ada presiden menunggumu di perempatan jalan,” kataku sembari memandangi kaos warna hitam dengan raut wajah sang Presiden di dada.

Kendaraan Presiden di depan mata (dok: Pelakita.ID)

Sahabat sekalian, kami datang untuk memastikan kesiapan tempat, akomodasi, transportasi di Yogya, pada saat yang sama kami dapat momen melihat Presiden.

Tidak ada kasak-kusuk, tidak ada berdesak-desakan. Di Yogya, semua nampak biasa saja, mengalir begitu rupa.

Penulis: Denun

 

Related posts