PELAKITA.ID – “Saya sudah janji akan berpameran. Insya Allah, di akhir bulan ini pameran lukisan saya,” kata Amir Hafid Rimba, di kedai kopinya, Kamis, 22 Agustus 2024.
Pameran tunggal seni lukis dimaksud, yakni pameran dengan tema “Menerjemah Ruang” dengan sub tema Budaya Kita Adalah Kita.
Rimba merupakan salah seorang penerima program Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan 2024 dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX Kemendikbudristek RI. Pameran akan diadakan di Etika Studio Jalan Tamalate, Kota Makassar, 28-30 Agustus 2024.
Nama Rimba tidak asing di kalangan perupa dan seniman Sulawesi Selatan. Nama ini pertama kali dilekatkan oleh dosennya, Bu Sri, kala ia masih jadi mahasiswa Jurusan Seni Rupa di IKIP Ujung Pandang, sekarang Universitas Negeri Makassar (UNM).
Gegara ia suka naik gunung dan selalu mengenakan topi rimba. Sedangkan Amir Hafid, merupakan nama yang tercetak sesuai KTP.
“Tujuan pameran tunggal ini untuk menghadirkan keindahan, refleksi, dan dialog budaya melalui medium seni rupa,” terang Rimba.
Dalam pameran selama 3 hari nanti, ada 20an lukisan yang ditampilkan. Selain menikmati goresan dan sapuan kuas di atas kanvas, pengunjung juga akan disuguhkan beberapa penampilan.
Dialog seni rupa juga akan jadi bagian dari pameran yang konsepnya berfokus pada ekspresi artistik yang menggambarkan kehidupan manusia ini.
Rimba punya pengalaman berkesenian yang panjang. Pada tahun 1990 sampai dengan 2006, ia aktif mengikuti berbagai sayembara.
Tercatat, ia beberapa kali mendapat juara pada lomba desain poster. Sejumlah komunitas dan lembaga bahkan mempercayakan dia untuk dibuatkan desain logo organisasinya.
Kegiatan lainnya, pada tahun 2002, Rimba mengadakan Pameran Seni Rupa “Palu Dance and Art Exhibition’ di Palu, Sulteng. Rimba ikut barpartisipasi dalam rangka ‘Festival dan Seminar International La Galigo” di Kabupaten Barru, Sulsel.
Di tahun 2003, ia ikut pameran bersama “45 Perupa Makassar” di Bentara Budaya, Jakarta. Setahun kemudian, ia berpameran dengan beberap Perupa Muda ASEAN pada Launching Little BaliArt Space di Singapura.
Ia juga pernah mendapat undangan pameran bersama dengan Perupa Muda (Khusus Karya Lukis Air Brush), di Monaco, Prancis.
Rimba dosen Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, yang pernah jadi pengajar seni lukis di Yayasan Pendidikan Mulia Bhakti, Makassar ini, akhirnya mengganti nama Craton Art Studio, yang lama membersamainya, menjadi Rumah Seni Kasumba.
Pada tahun 2022, ia mengadakan Pameran Tunggal dan Open Studio dengan Tema “Sumange Na Ininnawa” bekerja sama dengan Program L Project.
Dia juga mendapat kepercayaan dari Dinas Pariwisata Kota Makassar untuk menjadi Pelaksana Pameran Seni Rupa Enam Perupa Makassar.
Tema yang diusung dalam pameran di Etika Studio kala itu adalah “Refresh”. Kini, ia rutin menghelat program mingguan, Sketsa Jumat Malam di Pelataran Gedung IKA UNM Sao Parinta, Jalan Parangtambung.
“Saya berharap, pameran saya kali ini mampu menginspirasi pengunjung untuk melihat budaya dari berbagai perspektif yang ada,” imbuh Rimba. (*)