PELAKITA.ID – Pelaksanaan Rapat Kerja IKA Teknik Universitas Hasanuddin pada 3 Agustus 2024 berlangsung sukses. Gawe keren itu berhasil menyepakati sejumlah rekomendasi dan program aksi.
Yang juga luar biasa adalah peserta sukses menggalang dana tidak kurang 1 miliar demi modal organisasi ke depan.
Salah satu alumni Teknik Unhas generasi angkayan 80-an yang didapuk memberi sambutan adalah Anca Rahman.
Pria bernama lengkap Ir H Anshar Rahman IPM, ASEAN Eng itu menawarkan tiga jurus strategi agar Ikatek bisa melesat lebih efektif, membawa perubahan siginikan, baik sebagai wadah alumni maupun sebagai salah satu pilar citra positif Universitas Hasanuddin ke depan.
Kepada Pelakita.ID, dia membagikan pokok-pokok pikirannya atas permintaan Pelakita yang ‘belum puas’ atas elaborasi gagasan Sang Aktivis Antek di masanya ini pada sambutan yang memang durasinya super pendek itu.
Ditunjuk oleh Ketua IKA Teknik Muhammad Sapri Pamulu sebagai ’belum pantas’. Baginya, menjadi Ketua Dewan Pertimbangan rasanya belum pas. ”Masih banyak alumni yang pantas dan kapabel untuk itu,” kilahnya.
”Kenapa saya yang terpilih jadi ketua padahal modal saya hanya mantan aktivis di Fakultas dan Universitas. Saya hanya wakil ketua di masa Jumain Appe jadi Ketum,” ujarnya.
Pada masa itu, Anca mengaku sempat menghelat dua event berkelas internasional.
”Ahli nuklir dari Jepang dan menteri Ekonomi Jerman kami hadirkan, mungkin juga karena sejak aktif di kemahasiswaan saya sudah bersama dinda Ketum Sapri Pamulu,” tambahnya terkait Ketum IKA Teknik teranyar.
Dia menilai, Ketua Umum Ikatek Sapri Pamulu mencontoh aktivitas atau pilihannya sejak mahasiswa. ”Ada banyak inovasi kita buat, yang membuat Teknik unggul dibanding fakultas lain,” ungkapnya.
”Pertama, kami pionir membuat tabloid Chanel 9 yang booming. Lalu diikuti fakultas di Unhas. Semua aktivis fakultas lain ikut-ikutan membuat tabloid. Kala itu, yang terkenal Indentitas tapi semenjak Chanel 9 muncul Identitas punya saingan yang berat,” kenangnya.
Hal lainnya, lanjut Anca, yaitu dengan membuat Program Pengembangan Diri atau PPD, semacam pengkaderan ala Teknik.
”Waktu itu Sapri masih mahasiswa baru tapi dia rajin hadir di kegiatan PPD sekalipun sesinya dia sudah berakhir dia masih juga hadir. Saya ingat dia duduk di belakang mengamati saya yang “mendoktrin” mahasiswa tentang leadership,” sebut Anca.
Menurutnya, nun lampau, di Tamalanrea, masih suasana NKK BKK dimana lembaga eksternal dibatasi berkiprah melakukan pengkaderan dalam kampus.
”Pengkaderan internal hanya terkenal LKMM. Adanya PPD ini pun diikuti oleh Fakultas lain ramai ramai membuat pengkaderan internal,” lanjutnya.
Hal yang ketiga yang kemudian fenomenal sebagai prestasi masa mahasiswa, dan itu dimulai di Fakuktas Teknik adalah Mimbar Mahasiswa.
”Waktu itu dimulai, saya sebagai tim pengarah dilaksanakan oleh junior di Teknik Mesin. Ketika itu banyak hadir aktivis se-Unhas. Saya dulu memang cukup aktif secara lintas fakultas,” ucapnya.
Sosok seperti jurnalis senior, Mulawarman, yang terkenal sebagai si Kancilnya Unhas ikut hadir ketika itu.
”Pada akhirnya kemudian, kita mendeklarasikan untuk melaksanakan mimbar mahasiswa di semua fakuktas. Setelah itu maraklah mimbar mahasiswa sebagai bagian dari kebebasan mimbar akademik. Ini fakta sejarah,” ucapnya.
”Siapa saja yang meragukannya bisa berhadapan dengan saya,” tegasnya.
Anshar semasa mahasiswa adalah Ketua BPM Fakultas Teknik periode tahun 1986/1987.
Ketua FKHMJ (Forum Komunikasi Himpunan Mahasiswa Jurusan) lembaga interchange dari Senat Mahasiswa Teknik yang vacum karena mengundurkan diri kala itu.
Setelahnya, aktif di lingkup Universitas melakukan puluhan demonstrasi bermartabat. Hal yang disebutnya sebagai konseptual sebagai intektual muda.
Dia inisator atau founder KLK Kesatuan Lembaga Kemahasiswaan Unhas yang fenomenal ketika itu dan menjadi cikal bakal SMUH yang ketua/wakil pertamanya adalah Yagkin Andi Padjalangi dan Ni’matullah.
Selain Anshar, ada nama Bram, sebagai co-founder KLK ketika itu, termasuk Prof Aminuddin Syam sekarang yang mengajar di FKM Unhas meski intensitas keterlibatannya tak seperti peran Anshar.P
Tiga Pertimbangan
Tak hanya mengenang pengalamannya selama menjadi mahasiswa Teknik, Anca juga membagikan pandangannya tentang tiga arahan – so called, rekomendasi pada Rakernas ini.
”Pertama, Ikatek kali ini harus beda menjadi lebih baik. Sudah tiga periode semenjak vakum dulu, sebaiknya periode keempat di tangan dinda Sapri Pamulu harus lebih maju,” harapnya.
”Pendataan lengkap alumni sudah jalan harus disertai penguatan networking nasional yang lebih bagus. Level bargaining kita di level nasional masih sangat rendah padahal capability individual kita tidak kalah dengan yang lain,” sebutnya.
“Termasuk Halal bi Halal mendatang sebaiknya beda. Kalau HBH sebelumnya kita para pejabat Ikatek yang banyak bicara seperti sekarang ini, sebaiknya alumni yang berprestasi maupun yang tidak yang banyak bicara,” sarannya.
”Kita kemas dengan “alumni talks” supaya bisa mendapat masukan tentang berbagai hal yang dibutuhkan organisasi alumni ataupun almamater,” jelasnya.
Hal yang kedua yang dikemukakan Anca adalah, organisasi alumni dan alumninya harus memberi kontribusi yang berarti terhadap rating almamater baik fakultas maupun universitas.
Kata dia, peringkat almamater juga sangat ditentukan oleh kiprah alumninya.
“Caranya bagaimana? Ada strategi ketiga, yaitu dengan inovasi. Ikatek sebaiknya menjadi pionir menumbuhkan budaya inovasi di Indonesia,” tutur Anca.
Dia membandingkan dengan peringkat inovasi Indonesia di ASEAN sebagai ranking 6 dari 9 negara ASEAN.
“Menurut saya, ini sangat memalukan sebenarnya. Bagaimana Ikatek bisa berkontribusi secara nasional untuk menumbuhkembangkan budaya Inovasi,” sebutnya.
Anca menyebut Korea dan China bisa semaju seperti sekarang karena concern pada inovasi.
“Ada berbagai cara kita menumbuh kembangkan budaya inovasi salah satunya melalui membumikan budaya inovasi untuk melakukan breakthrough maupun semacam Kaizen,” ungkapnya,
“Di Kalla Group tempat saya bekerja ini dibudayakan. Kita bisa menjadikannya clue untuk performansi Ikatek secara nasional. Sehingga diharapkan mempunyai prestasi nasional dan pada gilirannya dapat meningkatkan bargaining nasional kita, yang selama ini kurang diperhitungkan,” kuncinya.
Editor: Denun