PELAKITA.ID – Hari ini, Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) dan Pemerintah Indonesia mengumumkan peluncuran Kemitraan dan Pengelolaan Sampah Kota yang Berkelanjutan (USAID SELARAS).
Indonesia maupun Amerika Serikat memiliki kepentingan dalam menangani pengelolaan sampah, yang menimbulkan risiko kesehatan dan lingkungan yang signifikan, termasuk polusi plastik di laut dan jalur air lainnya.
Dengan memperbaiki pengelolaan sampah padat dan meningkatkan tingkat daur ulang akan meningkatkan kualitas hidup warga, mengurangi kerusakan lingkungan, dan berkontribusi pada masa depan yang berkelanjutan.
USAID SELARAS adalah program lima tahun dengan biaya hingga $24,7 juta yang dirancang untuk mengurangi sumber polusi plastik laut dan metana berbasis daratan—gas rumah kaca yang kuat—dengan mempromosikan pengelolaan sampah padat yang berkelanjutan dan terpadu.
Program baru ini akan bekerja di 18 kota dan kabupaten di provinsi Sumatera Utara, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan.
Selama acara peluncuran hari ini, wali kota dan bupati dari 18 kota dan kabupaten menandatangani komitmen untuk bekerja sama mengatasi tantangan pengelolaan sampah padat di Indonesia.
Penandatanganan tersebut disaksikan oleh perwakilan dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kementerian Dalam Negeri, serta perwakilan dari kementerian terkait lainnya.
Deklarasi tersebut mengikat kota dan kabupaten untuk memprioritaskan program dan anggaran pengelolaan sampah padat, yang mendukung berbagai target perbaikan.
“Mereformasi pengelolaan sampah padat melalui sistem hulu-hilir yang terintegrasi sangat penting tidak hanya bagi lingkungan tetapi juga bagi kesejahteraan masyarakat kita,” kata Mohib Ahmed, Pelaksana Tugas Direktur Misi USAID Indonesia.
“Melalui program baru ini, USAID akan bermitra dengan lembaga dan pemangku kepentingan utama untuk memperkuat tata kelola, memperluas layanan, meningkatkan pasar sampah plastik, meningkatkan praktik masyarakat, dan mengurangi emisi metana untuk mencapai Indonesia yang lebih bersih, lebih hijau, dan lebih berkelanjutan.”
“Reformasi sektor persampahan termasuk dalam agenda pembangunan Ketahanan Sosial, Budaya, dan Ekologi dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2025-2045, untuk juga membahas pentingnya pengelolaan sampah padat di hulu, bukan hanya di hilir,” kata Deputi Bidang Infrastruktur Bappenas, Ervan Maksum, dalam sambutannya.
“Rekayasa sosial positif untuk mendorong perilaku dan kebiasaan pemilahan sampah serta pengurangan sampah akan membantu Indonesia bergerak menuju ekonomi sirkular demi keberlanjutan lingkungan.”
“Kami menghimbau seluruh pemerintah daerah, DPRD, badan perencanaan daerah, dan kantor teknis untuk bekerja sama membangun landasan yang baik bagi pengelolaan sampah padat yang lebih baik dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah daerah yang baru,” kata Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri, Restuardy Daud.
“Kementerian Dalam Negeri akan terus bekerja sama dengan kementerian teknis lainnya untuk membangun upaya peningkatan kapasitas strategis bagi para pengambil keputusan daerah di kota dan kabupaten.”
Setelah upacara peluncuran, sesi dialog bertajuk “Komitmen Aksi Menuju Reformasi Pengelolaan Sampah Padat Hulu-Hilir Terpadu di Indonesia” menghadirkan wawasan dari Ikhwan Hakim, Direktur Perumahan dan Kawasan Permukiman di Bappenas; Ferdi Mochtar, Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Makassar; Christine Halim.
Hadir pula Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI); dan Christiana Yuni, Kepala Tata Kelola dan Keuangan USAID SELARAS.
Sesi yang dimoderatori oleh Alwis Rustam, Direktur Eksekutif Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) ini menyoroti strategi, praktik terbaik, tantangan, dan jalan ke depan dalam pengelolaan sampah.
Sumber USAID Selaras