PELAKITA.DI – Universitas Hasanuddin bersama Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi Sulawesi Selatan sepakat kerja sama dalam bidang pengembangan tridarma perguruan tinggi. Kesepakatan tersebut tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) antara Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Kemitraan (Prof. dr. Muh. Nasrum Massi, Ph.D., Sp.MK) dan Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan dan Agrobisnis KADIN (H.M. Natsir Kalla, S.E, M.M).
Turut menyaksikan penandatangan kerja sama tersebut Rektor Unhas (Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA). Kegiatan berlangsung mulai pukul 14.00 Wita secara luring terbatas dengan penerapan protokol Covid-19 di Ruang Rapat A, Lt.4 Gedung Rektorat Unhas, Kampus Tamalanrea, Makassar, Kamis (10/02).
Mengawali kegiatan, Natsir Kalla menyampaikan rencana kerja sama tersebut telah lama dipersiapkan. Sebagai organisasi yang memperoleh pengakuan pemerintah, KADIN Sulsel terus berupaya secara optimal mengambil peran penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“KADIN dan Unhas memiliki hubungan yang sangat erat. Banyak alumni Unhas yang juga tergabung di KADIN. Kolaborasi ini akan berfokus pada aspek perdagangan. Unhas memiliki banyak produk inovasi misalnya saja coklat yang bisa dihilirisasi secara optimal. Semoga apa yang kita harapkan bersama dapat terwujud melalui kolaborasi,” jelas Natsir Kalla.
Pada kesempatan yang sama, Rektor Unhas Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA., menyampaikan sebagai perguruan tinggi, Unhas mempunya tujuan strategis dan tanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat. Dimana, salah satunya adalah menghasilkan luaran yang inovatif dan mengambil peran dalam menjaga ekonomi bangsa.
Lebih lanjut, Prof. Dwia mengatakan bahwa Unhas mempunyai hasil riset ataupun produk inovasi melimpah. Namun, belum terhilirisasi secara optimal dan memberikan manfaat untuk banyak orang. Untuk itu, kemitraan dengan pihak industri ataupun organisasi eksternal lainnya menjadi upaya strategis.
Komitmen Unhas ditunjukkan dengan menghadirkan Science Techno Park (STP) yang berperan menjadi jembatan penghubung antara pihak industri, akademisi dan masyarakat.
“Kita mempunyai hutan pendidikan hingga tambak. Sarana prasarana ini belum dikelola secara profesional, karena tentu para akademisi sibuk mengajar. Sehingga, keterlibatan para mitra diperlukan agar memberikan hasil maksimal. Kerja sama ini juga bisa membantu dalam program MBKM dengan memberikan peluang mahasiswa bergabung di KADIN. Kami berharap, ini bukan hanya sebagai simbol, tapi dapat segera diimplementasikan,” kata Prof. Dwia.
Setelah penandatangan secara resmi, kemudian dilanjutkan dengan diskusi yang membahas langkah-langkah yang harus dilakukan nantinya. Seluruh rangkaian kegiatan berlangsung lancar hingga pukul 15.00 Wita. (*/mir)